Kisah ini bermulai ketika hari kelulusan tiba semua orang merasa bingung untuk kuliah, aku sendiri merasa tenang saja saat itu karena mendapatkan snmptn. Namun, bapa enggan mengijinkan aku untuk berkuliah melainkan ikut sekolah kedinasan (STAN). Jujur aku baru tau stan itu saat kelas 3 sma dan aku tidak tertarik untuk itu. Lalu, pada malam hari ketika aku ingin submit snmptn itu terjadi debat yang panjang dengan bapa. Aku mengalah dan menurunkan ego ku untuk mengikuti apa yang diinginkan bapa ku. Hari demi hari berganti aku mempersiapkan fisik,mental dan otak ku untuk tes sekolah kedinasan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin namun, aku gagal di tes tbi. Aku merasa kesal saat itu dan pulang dengan tangan kosong.
Beberapaa minggu kemudian, ketika sedang bermain gadget ku tiba-tiba bapa menyarankan aku untuk bimbel bahasa inggris di kampung inggris pare untuk mempersiapkan tes stan tahun depan. Aku sempat ragu dan takut untuk itu karena aku tidak pernah ke jawa timur dan tidak ada keluarga disana. lalu aku sangat mempertimbangkan sekali dan menerima saran bapa. Seminggu kemudian aku berangkat ke pare menggunakan kereta sekitar 13-14 jam. Selama di kereta aku memikirkan hal-hal yang membuat aku khawatir karena untuk pertama kalinya jauh dengan orang tua sendiri. Aku Sampai di kediri jam 2 atau 3 pagi sambil menunggu terang dan beristirahat aku sempat tidur di masjid samping stasiun.
ketika Subuh terbangun bangun dengan suara adzan lalu sholat dan mencari warung terdekat untuk sarapan. lalu aku menunggu sampai matahari terlihat dan pergi ke pare dengan menggunakan gojek, ku kira jarak antara kediri dengan pare itu dekat ternyata lumayan juga. Sesampainya disana aku langsung ke tempat bimbel Titik Nol English Course. Tempat les tersebut cukup terkenal di pare dan aku cukup tertarik untuk belajar disana
