Nadine POV
Hari ini sepertinya akan sangat melelahkan. Bagaimana tidak ? Pagi-pagi sudah di sambut dengan ulah anak itu.
Liva, dia berserta 3 orang lainnya yang katanya sahabatnya menganggu ketenanganku dan sahabatku. Tidak, bukan hanya kami, tapi juga ketenangan orang-orang yang ada di kantin.
"Ya suka-suka gue lah mau ngadu hal itu ke guru atau enggak. Bukan urusan lo kan?" Ujar Meisya.
"Cupu banget sih mainnya ngadu"
"Kalau yang diaduin perbuatan kalian jelas sangat baik" jawab kestia.
Masalahnya cukup simple. Sewaktu ulangan biologi, kedua sahabat Liva mencontek catatan yang sudah mereka buat sebelumnya. Sebenarnya ini bukan yang pertama kalinya, mereka sering melakukannya, dan hari ini, Meisya dan Kestia kembali menangkap aksi curang yang dilakukan kedua sahabat Liva itu. Meisya dan Kestia ingin membocorinya ke guru jika mereka tidak merubah perbuatan mereka.
"Lo gak usah belagu deh, iri dengan kita yang dapat nilai bagus"
"Bagus dengan cara nyontek, bangga ? Miris banget deh"
Liva yang kesal mendengar hal itu melayangkan tangannya, berniat menampar Kestia.
Aku langsung berdiri dan menahan tangan Liva.
"Jangan pernah nganggu sahabat gue" ujarku.
"Cihh, gak usah sok jadi pahlawan kesiangan deh"
"Whatever"
"Lo tu gak usah belagu dehh, sadar dong, lo itu gak lebih dari sampah"
"Sampah teriak sampah" jawabanku membuat ia kesal dan langsung menjambak rambutku. Tidak mau kalah, aku balas menjambak rambutnya. Aku memelintir tangannya membuat ia meringis kesakitan dan melepaskan tangannya dari rambutku.
Aku mengambil gelas lalu menumpahkannya, membuat rambutnya lepek, bajunya basah, dan emosinya memuncak, Liva membalasnya.
Pertengkaran kami berlangsung cukup lama hingga bu Tania datang menghentikkan semuanya.
"Apa-apaan ini? Kenapa kalian bikin kekacauan di sini? Ke ruang BK, SEKARANGG!!" Pintanya, membuat aku langsung mengganti bajuku lalu masuk ke ruang BK.
Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, tak banyak yang mengetahui sekolahan ini milikku, dan ini yang ku inginkan, aku tak ingin diperlakukan berbeda hanya karena mereka tahu aku pemilik sekolah.
"Nadine, kau sudah menelfon orangtuamu? Mereka bisa kesini?" Tanya bu Manda begitu aku masuk ke ruang BK.
"Gak bisa bu"
"Kenapa?"
"Mereka sibuk"
"Apa ada keluargamu yang bisa datang?" Aku menggeleng.
"Bisa kita mulai saja, bu?" Tanya mama.
"Baiklah, jadi begini..." bu Manda menceritakan semua kejadiannya.
"Gak ma, itu gak benar. Dia yang buat masalah duluan sama Liva, dia mau nampar teman Liva, terus Liva tahan eh dia marah dan dia jambak Liva, dia juga tumpahin minuman ke Liva"
"Gak kebalik?" Tanyaku.
"Lo gak usah nuduh deh, anak baru udah bikin masalah di sekolah, padahal gue gak nganggu lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
NADINE (Completed)✔✅
Teen FictionSahabat bisa jadi musuh, keluarga yang harusnya penuh dengan kasih sayang bisa menjadi alasan banyaknya goresan luka dihatinya. Kepercayaan adalah hal yang sulit dibangun tapi sangat mudah dipatahkan. Hidup yang semula penuh dengan kebahagiaan sek...