Pudar

176 22 5
                                    

Hanya suara isakan yang memecah keheningan malam itu,percikan darah menodai pakaian sang korban yang tak berdaya lagi untuk hanya sekedar mengangkat satu jarinya.Tatapan kekecewaan dan frustasi tersirat dari wajah sang korban,menatap nanar ke arah sang pelaku kekerasan namun dianggap sebagai 'angin lewat' oleh dirinya.

Rintihan memohon pertolongan dan permohonan maaf selalu keluar dari mulut sang korban akan tetapi dihiraukan oleh sang pelaku yang kini terus memukulinya menggunakan batang besi yang sudah dipanaskan.

"S-S-S-San-tah-n-na...k--kum-ohon....h-hiks...ber-hen-ti...hiks...hiks...."

"Kau harus menerima akibatnya,karena dirimu....impianku selama ini hancur begitu saja!!!!"

CRASHHHH!!!!!

"AKH!!!!H-HIKS...K-UMOHON....HIKS...MA-MAAFKAN...HIKS....A-AKU...SANTA-NA...AKH...-KUN....HIKS...HIKS...."

"Permohonan maafmu sudah tidak berguna lagi Tsubasa,bahkan aku yakin Tuhan tidak akan mengampuni segala dosa-dosamu".

Tsubasa Ozora,pria yang kini hanya bisa menahan rasa sakit luar biasa setelah ia ditebas oleh besi panas oleh Carlos Bara atau biasa dipanggil Santana,sang suaminya sendiri itu.Tsubasa hanya bisa menerima segalanya,lagipula pernikahan mereka juga didasari atas keuntungan untuk dunia persepakbolaan.Tidak ada kata cinta dalam dasar pernikahannya dengan Santana,yang akan hanya ada adalah kebencian dan kekecewaan.

Sang korban hanya bisa menahan sakitnya sambil terus menangis sesenggukan seraya menatap sayu ke arah sang pelaku kekerasan.Harapan Tsubasa untuk mempercayai bahwa ia akan dicintai oleh Santana mulai pudar dan lama kelamaan menghilang.

Ia pun mencoba bangkit sambil menahan luka goresan besi panas di bahunya lalu berjalan melewati Santana dengan tatapan dingin,lelah,dan frustasi.Sedangkan Santana tidak menghiraukan tatapan dari sang istri-/Tsubasa itu namun di dalam hatinya seperti ada sebuah pisau yang menusuk hatinya ketika melihat tatapan Tsubasa.

Tsubasa mengobati luka-lukanya sendiri tanpa bantuan siapapun dan selesai mengobati luka-lukanya, Tsubasa meraih jaket biru langitnya lalu pergi menuju ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih intensif.Disana,ia menemui temannya Jun Misugi yang berprofesi dokter.

Betapa terkejutnya Misugi melihat luka-luka milik Tsubasa yang bahkan baru 2 hari lalu diobati oleh dirinya.Namun Misugi hanya bisa menghela nafasnya sambil mengoleskan antibiotik ke bekas-bekas luka Tsubasa.

"Tsubasa,kenapa kau masih bertahan padanya?Bahkan ini sudah ribuan kalinya dia menyakiti-/"

"Aku sudah tidak tahan lagi Misugi, sepertinya kau benar bahwa aku memang harus 'berpisah' dengan Santana".

Misugi terdiam sejenak mendengar keputusan dari Kaptennya yang sudah menyerah akan perjuangannya selama ini,akan tetapi Misugi bisa apa?Dirinya juga tidak berhak untuk terlalu ikut campur,jadi.....Misugi hanya bisa membantu Tsubasa untuk mengobati luka-lukanya saja.

"Arigatou Misugi,gomen ne aku selalu membuatmu repot". ucap Tsubasa sambil bangkit dari ranjang pasien.

"Tidak apa-apa,oh ya.Setelah ini kau mau apa??Apakah kau akan ke rumah orang tuamu atau....kau akan ke apartemen milikmu??" tanya Misugi penasaran.

"Mungkin aku akan ke apartemen saja,tidak mungkin aku langsung pulang ke rumah Tou-chan dan Kaa-chanku dengan kondisi begini?Aku yakin mereka akan sangat terkejut Misugi". jawab Tsubasa sambil pergi.

Skip di apartemen Tsubasa.

"Hahhh......aku rasa ini yang terbaik,maaf Roberto tapi.....aku tidak bisa menepati janjiku padamu." guman Tsubasa sambil terus berguling-guling di kasur single size-nya.

Menatap langit-langit kamarnya,Tsubasa membayangkan akan kehidupan selanjutnya tanpa ada sang sua-/calon mantan suaminya itu. Apakah akan seramai yang ia kira,tanpa ada lagi tangisan di setiap malamnya,tanpa ada lagi luka-luka baru yang menyayat jiwa raganya,tanpa ada rasa kekecewaan lagi diantara kedua belah pihak.

Ahhh...Tsubasa menantikan hari itu tiba,dirinya dan Santana sudah lama berumah tangga kalau tidak salah 2-3 tahun toh sudah mencukupi syarat untuk 'berpisah'.Tawa Tsubasa pecah kala ia membayangkan dirinya akan lagi men'nyendiri' kala semua teman-temannya sudah mendapatkan pasangan mereka.

'Besok aku akan ke pengadilan dan...~Sayonara,Carlos Bara....'


Setelah 3 bulan pasca Tsubasa dan Santana resmi berpisah,kini Tsubasa nyaman akan kehidupannya yang baru dan ia saat ini sedang menjadi seorang idola majalah sepak bola sekalian meneruskan karirnya sebagai pemain sepak bola.Kadang sih Tsubasa sedikit risih akan fans-fansnya yang liar ketika dirinya berada di tempat umum.Untung saja ada Juan Diaz yang kebetulan mengontrak di tempat yang sama ia mainkan.

"Diaz-kun,ke-napa ada be-kas tamparan di pipimu???" tanya Tsubasa kaget ketika melihat pipi Diaz ada bekas tamparan telapak tangan berwarna merah.

"Please...jangan ingatkan aku dengan hal itu oke?" ucap Diaz dengan nada kesal.

"Aku hanya bertanya_-,ini pasti karena kau-/HMMMPPP!!!!!"

"Sudah kukatakan bukan??"

Tsubasa Ozora hanya bisa speechless melihat tingkah laku Juan Diaz tadi sementara Diaz hanya membalas tatapan speechlesslah Tsubasa dengan tatapan sweedropnya.Lalu suara seruan dari fotografer menyadarkan lamunan mereka berdua dan mereka berdua segera menuju ke gedung studio pemotretan model majalah sepak bola.


'Jadi, kehidupanmu sekarang seperti ini Tsubasa.Aku lega sekali dan...mungkin aku terlambat untuk meminta maaf padamu'.








































TBC









Vote and comment pleaseee 👍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HE MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang