[05]

3.3K 317 5
                                    

Selamat Membaca...

.

.

.

Hari senin adalah hari yang sibuk bagi semua orang. Terutama seorang perempuan dengan visual luar biasa pemilik Perusahaan JI Company. Sedari tadi dia sangat sibuk mengurus beberapa surat untuk dibawa bertemu dengan kliennya.

Padahal semua surat surat penting itu sudah lengkap, tetapi wanita ini masih saja merasa gelisah takut semuanya tidak lengkap. Tidak biasanya dia seperti ini, padahal dia bisa saja menyuruh sekretaris nya.

"Sepertinya semua sudah lengkap. Hahh.. kenapa aku menjadi sangat cemas seperti ini seolah aku akan bertemu seseorang yang special." Gumamnya.

"Nona Irene, apa sudah siap? Kita harus segera ke ruang rapat. Klien kita sudah datang." Ucap sekretaris Irene. Ya, perempuan yang sedari tadi sibuk memastikan semua surat sudah lengkap tadi adalah Irene.

"H-huh? A-ah iya saya sudah siap. Tolong kau bawakan semua surat surat penting ini ke ruang rapat." Perintah Irene yang langsung dilaksanakan Sekretarisnya.

Irene segera pergi keluar ruangannya menuju ruang rapat untuk bertemu dengan klien. Entah mengapa jantung nya berdebar debar dan menjadi gugup. Padahal biasanya ia tak pernah seperti ini saat ingin menemui kliennya.

"Pertanda apa ini?" batin Irene. Setelah sampai di depan pintu ruang rapat yang tertutup, Irene menarik nafas lalu mendorong pintu agar terbuka. Saat mendengar pintu terbuka, dua orang yang sedang berbincang bincang langsung berhenti berbicara dan melihat siapa yang masuk.

Saat melihat klien serta asistennya itu melihat ke arah Irene, mendadak tatapan salah satu perempuan yang sedang duduk itu membuat Irene gugup. Mereka saling pandang satu sama lain beberapa saat, sampai ada suara yang menyadarkan mereka.

"Nona Irene, apa mau dimulai sekarang?" Tanya Sekretaris Irene. "U-uh? Ah yah, baiklah kita mulai saja sekarang." Jawab Irene kikuk.

"Ah maaf atas sikap saya tadi, perkenalkan nama saya Kim Joohy—Ah maksud saya Kim Irene." Ucap Irene memperkenalkan diri sambil tersenyum, "Hampir aja keceplosan nyebut nama asli." Rutuk Irene dalam hati.

"Oh iya, perkenalkan nama saya Kim Roseanne, anda bisa memanggil saya Rose." Ucap Rose yang juga tersenyum, sambil sesekali melihat Irene intens. Rasanya seperti familiar dan Rose merasa nyaman didekat Irene.

Irene yang mendengar nama Rose seakan familiar, seperti pernah mendengar nama itu dimasa lalu. Maklum mungkin faktor umur jadi Irene masih lupa lupa, hehe canda:v

Rose adalah perempuan yang saat ini menjadi klien Irene. Dia bersama asisten sekaligus sahabatnya Vanessa. Mereka membuat pertemuan untuk membahas masalah pekerjaan, karena Rose sedang mencari bangunan yang strategis untuk membuka cabang restoran barunya nanti.

Setelah berbincang dan mencapai kesepakatan akhirnya rapat pun selesai. Irene dan Rose saling berjabat tangan, tanpa sengaja Vanessa melihat ke arah kedua tangan yang saling bertautan itu.

Vanessa tidak berfokus pada tangan mereka, tetapi fokus pada dua cincin yang memiliki bentuk serupa itu. Matanya melotot begitu sadar kalau kedua cincin itu memiliki desain yang serupa dan sangat mirip. Lalu Vanessa mengalihkan pandangannya ke arah leher Rose lalu ke arah leher Irene, matanya semakin melotot, dia bahkan menutup mulut dengan tangannya.

Vanessa sangat terkejut sekaligus tidak menyangka, bahwa dua wanita di depannya yang sedang berbincang itu adalah saudara. Vanessa heran "Kenapa salah satu dari mereka tidak ada yang sadar dengan dua benda itu yang merupakan petunjuk bahwa mereka ini bersaudara?!" Pikirnya.

Saat Vanessa ingin memanggil Rose yang masih berbincang dengan Irene untuk memberitahu apa yang baru dia lihat, tiba tiba sekretaris Irene sudah lebih dulu memanggil Irene. "Nona Irene, sepertinya sekarang kita harus pergi. Anda tidak lupa kan setelah ini masih ada pertemuan dengan SH Corp?" Tanya Sekretaris Irene.

"Ya, aku tidak lupa." Lalu Irene menatap Rose "Maaf Rose, aku sudah harus pergi karena ada pertemuan penting lainnya. Mungkin kita bisa bertemu lain kali, dan jika ada masalah atau tidak cocok dengan bangunannya kau bisa menghubungi ku agar bisa kita bicarakan." Ucap Irene yang sudah mulai akrab.

"Baiklah Kak, tak apakan ku panggil Kakak karena aku lebih muda dari mu?" Tanya Rose. "Tentu saja, aku jadi merasa memiliki adik lagi" Ucap Irene. Sedangkan Rose mengernyit bingung dengan kata "Lagi" yang di katakan Irene, mungkin akan Rose tanyakan nanti.

"Oh iya ini nomor handphone ku. Hubungi aku jika ada masalah atau mungkin jika kau ingin kita bertemu lagi." Lanjut Irene tersenyum sambil menyerahkan kertas yang berisi nomor handphone nya.

"Baiklah kak." Ucap Rose balas tersenyum sambil menerima kertas itu. Setelah itu Irene bersama sekretarisnya keluar dari ruangan. Rose sedari tadi tersenyum entah mengapa dia merasa senang.

Vanessa sedari tadi hanya memperhatikan Rose yang senyum senyum sendiri, "Apakah Rose sudah gila? Kenapa dia terus tersenyum seperti orang gila saja." Ucap Vanessa dalam hati.

"Kenapa kau terus tersenyum seperti orang gila sih setelah diberi kertas yang isinya nomor Kak Irene?" Tanya Vanessa aneh.

"Aishh! Tak bisakah dirimu itu membiarkan aku senang dan tenang sehari?" Rose bertanya balik dengan kesal. "Lagian aku seneng tau bisa manggil Irene kakak, jadi berasa kalau dia itu kakak ku lalu dia memberiku nomornya. Entah mengapa aku merasa nyaman di dekatnya." Lanjutnya.

"Lagian dia emang kakak mu! Masak kau gak sadar sih dengan cincin serta kalung yang dipakainya itu? Desain nya sama dengan milik mu, dan aku yakin kalau dia adalah salah satu saudari mu!" Ucap Vanessa ngegas.

"Jangan bercanda deh!" Rose mendelik ke arah Vanessa

"Aku serius Rose!" Ucap Vanessa "Desain cincin dan kalung itu kan spesial, hanya ada sembilan cincin dan kalung dengan desain seperti milik mu karena ibu kalian yang mendesainnya sendiri khusus. Ingat gak waktu Kak Irene ngenalin dirinya tadi? Dia kan awalnya mau bilang Kim Joohy-- gitu tapi langsung diganti Kim Irene. Itu berarti nama Irene bukan nama aslinya, dan lagi marga kalian sama!" Lanjut Vanessa lagi.

"Iya yah? Kok aku gak sadar sih! Mungkin nanti aku akan ajak Kak Irene ketemuan terus lihat dia pakai cincin sama kalung kami atau enggak. Aku juga bakal nanya nama aslinya siapa." Ucap Rose semangat.

Vanessa kesel punya sahabat yang otak nya lemot kalau disuruh mikir beginian, tapi langsung encer kalau masalah pekerjaan. Ada ada aja.

Setelah itu mereka segera keluar dari ruang pertemuan tadi. Mereka memang belum keluar dari sana sedari tadi karena membahas Irene. Mereka berjalan menuju parkiran setelah itu masuk ke mobil dan pergi meninggalkan JI Company.

Saat diperjalanan Rose berteriak membuat Vanessa yang sedang mengemudi terkejut lalu refleks menginjak rem, membuat Rose terhempas ke depan. Untung saja dia memakai sabuk pengaman.

"Yaa!! Kenapa kau menginjak rem tiba tiba?! Untung saja jalanan ini sedang sepi!" Gerutu Rose. "Hey ini salah mu! Kenapa kau berteriak seperti itu membuat ku terkejut?!" Kesal Vanessa.

"Aku kan mau memberi tau kalau aku mengingat sesuatu!" Ucap Rose tak mau kalah. "Tapi jangan teriak tiba tiba! Kau membuatku terkejut dengan suara melengking mu itu! Lagian kau mengingat apa? Sampai teriak seperti itu." Tanya Vanessa kesal

"Sepertinya Kak Irene itu....

.

.

.

Hayoo apaan? Kita lihat di next next chapter hehe..

Salam manis Author Ara, Adik kesayangan Blackvelvet:v

Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang