[06]

3.2K 316 0
                                    

Selamat Membaca

.

.

.

Seorang perempuan yang memiliki wajah seperti Bear ini sedang duduk di ruang kerja pribadi miliknya yang ada di Studio Dance. Dia sedang menatap serius orang suruhannya yang ditugaskan untuk mencari keberadaan sembilan saudarinya. Dia kecewa sekaligus senang dengan informasi yang diberikan Zac, orang suruhannya itu.

"Maaf Nona, ternyata informasi yang saya dapat kemarin salah. Saudari kedua nona ternyata menetap di Toronto, Canada. Tapi informasi mengenai rumah sakit itu benar Nona, saya sudah mendapatkan nama rumah sakitnya. Saudari Nona ini adalah pemilik KS Hospital, salah satu rumah sakit terbaik Jakarta." Ucap Zac.

Walau dia kecewa karena Seungwan tidak tinggal di Jakarta setidaknya Seulgi tau nama rumah sakit milik saudarinya itu. Saat Seulgi ingin mengatakan sesuatu, ponsel milik Zac berbunyi ternyata bawahannya menelfonnya.

Zac meminta izin Seulgi untuk mengangkat telfonnya. Setelah diizinkan Seulgi, Zac segera mengangkat telfonnya itu.

Sesaat Seulgi terlihat bingung karena melihat Zac tersenyum menatap ke arahnya. Setelah bawahan Zac selesai memberi informasi terbaru, Zac mengatakan kalimat yang membuat Seulgi merasa mendapat harapan baru.

"Nona, bawahan saya memberi tau kalau saudari kedua Nona sedang dalam perjalanan ke Indonesia. Karena terjadi masalah dengan rumah sakit miliknya yang ada di Jakarta. Mungkin Nona bisa datang ke rumah sakitnya agar bisa bertemu dengan saudari Nona." Ucap Zac.

"Benarkah?! Mungkin besok aku bisa menemuinya. Tolong kau cari informasi dimana dia tinggal, lebih baik aku menemuinya langsung. Oh iya tolong cari tau juga nomor ponselnya, Zac!" Perintah Seulgi

"Baiklah, Nona" Ucap Zac. Setelah itu Zac segera keluar dari ruangan Seulgi. Sedangkan Seulgi? Dia terus tersenyum seperti orang gila di ruangannya. Mungkin kalau ada yang melihatnya bisa bener bener di kira gila si Seulgi:v

~BV~

New Zealand Side

Lisa bersama Minnie baru saja turun dari pesawat yang membawa mereka terbang ke New Zealand, tempat dimana salah satu saudari Lisa tinggal. Lisa sangat bersemangat dengan perjalanan ini, dia bahkan berjalan di Bandara sambil lompat lompat kecil tidak lupa dengan senyumnya yang tak pernah luntur itu.

Minnie yang melihatnya hanya tersenyum dan geleng geleng kepala. Sebegitu senangnya kah Lisa yang mungkin akan bertemu salah satu kakaknya kalau tebakan mereka tidak meleset, fikir Minnie.

"Hey Minnie ayo cepat sedikit dong jalan mu, kenapa sangat lelet seperti siput?" Ejek Lisa. "Iya iya, aku tau kau tidak sabaran. Lagian kita kan bakal bertemu dia besok bukan hari ini, itupun kalau tebakan kita benar, Lis." Goda Minnie dan jangan lupa senyum ejekan untuk Lisa.

Lisa yang mendengarnya pun kesal "Seharusnya kau berdoa agar tebakan kita benar! Aku sangat berharap kalau tebakan kita benar, Minnie. Aku sangat berharap dia itu Kakak ku." Ucap Lisa sedih.

"Yaelah Lis maaf, sejak kapan kau jadi baperan sih, Kim Lalisa?" Tanya Minnie heran. "Sejak kita tiba di sini, dan aku berharap bertemu Kakak ku itu." Ucap Lisa dramatis.

Minnie memutar matanya malas melihat Lisa yang kumat alaynya. "Lagian aku salah mulu sih di mata mu, rasanya tuh Anjim Banget!" Kesal Lisa. "Bodo amat aku gak denger aku pakai sepatu, Bye!" Ucap Minnie setelah itu jalan duluan meninggalkan Lisa yang kesal.

"Untung sahabat, kalau enggak dah aku tebas tuh kepala." Gerutu Lisa lalu berjalan menyusul Minnie. "Hey tunggu aku!" Teriak Lisa kesal.

~BV~

"Iya Nyonya, semua sudah siap. Gaunnya juga sudah, dipertemuan besok anda bisa melihatnya sendiri.....Baiklah selamat malam." Jennie menutup telfonnya. "Akhirnya kerjaanku  kelar juga, tinggal menunggu pertemuan besok dan semua beres sampai hari H" Ucap Jennie lelah dalam hati.

Jennie menghela nafas berat, setelah itu dia bangkit dari kursi kerja dan segera berjalan keluar dari ruang kerja miliknya. Jennie berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai dua. Rumahnya 3 tingkat, 2 di atas serta 1 yang ada dibawah tanah sebagai tempat menyimpan koleksi mobil mobil mewah miliknya.

Walau rumahnya besar dan mewah, Jennie merasa tidak ada kehidupan karena hanya dia yang tinggal di rumah ini. Para maid memiliki tempat nya sendiri di halaman belakang rumah.

Saat sudah sampai di kamar, Jennie menangis sambil bersender di pintu kamar. Tubuhnya merosot ke bawah, dia memeluk lututnya menangis dengan kepala yang di bentur benturkan pelan ke pintu.

"Aku ingin keluarga kita utuh lagi, aku ingin kita semua berkumpul lagi hiks...hiks... Semua ini salahku! Arghhhh!!!" Teriak sesal Jennie

Tok! Tok! Tok!

"Jennie?! Kau baik baik saja?!" Teriak Krystal khawatir. Jangan tanya kenapa Krystal bisa ada di rumah Jennie. Itu karena dia tidak memiliki teman di apartemen jadi dia ingin menginap di rumah sahabatnya ini. Tapi justru Krystal malah dibuat khawatir dengan kondisi sahabatnya, Krystal berfikir sepertinya Jennie kumat lagi.

"Jen? Buka pintunya. Kau kenapa? Apa karena kau masih saja memikirkan masa lalu? Hey sudah berapa kali ku katakana, kau tidak salah oke. Kau masih kecil saat itu jadi kau tidak tau kalau firasat mu itu akan beneran terjadi." Ucap Krystal menenangkan Jennie.

"Kau tidak salah, yang salah itu Tuan Im. Dia yang membuat keluarga mu hancur dan membuat kalian terpisah. Kalau kau seperti ini terus Saudari mu akan sedih melihat kondisi mu yang selalu menyalahkan diri sendiri seperti ini. Jen, kau tak ingin membuat mereka sedihkan? Buka pintunya, Jen." Ucap Krystal.

Ceklekk... Pintu kamar dibuka Jennie. Krystal langsung masuk ke kamar dan segera memeluk Jennie yang sudah tidak menangis lagi. "Kau gak papa kan?" Tanya Krystal setelah melepas pelukannya, dia menatap Jennie khawatir.

"Aku gak papa, ital. Makasih sudah datang dan hmm membuatku merasa lebih baik, mungkin?" Ucap Jennie sambil tersenyum. "Hahh... Syukurlah, aku benar benar khawatir." Ucap Krystal menghela nafas lega.

"Kau mau menginap disini?" Tanya Jennie. "Tentu saja, mau ngapain lagi aku kesini selain mau numpang tidur." Jawab Krystal, lalu Krystal jalan ke tempat tidur Jennie dan langsung membaringkan tubuhnya.

"Sudah seperti rumah sendiri ya?" Kesal Jennie. "Oh tentu saja, Krystal gituloh. Dah ah aku mau tidur dulu, Night Jen." Ucap Krystal seenaknya. Jennie hanya menghela nafas lalu ikut berbaring dan tidur.

"Dasar, kalau bukan sahabat terbaik ku juga udah aku suruh satpam geret dia keluar dari kamar ku. Yahh tapi aku berterima kasih padanya, setidaknya dia selalu bisa menenangkan ku kalau aku kumat" Ucap Jennie dalam hati sebelum tertidur.

.

.

.

Gimana part nya guys? Nyambung gak sih?

Salam manis Author Ara, Adik kesayangan Blackvelvet:v

Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang