Chapter 12

2.9K 371 35
                                    


^HAPPY READING^

*
*

Saat Sai sedang mencari Ino, kiba mengatakan bahwa kekasihnya kini menjadi anggota gelap di klub Fotografi, ia selalu datang seperti itu hal yang biasa bahkan jika tak ada Hinata, Ino akan datang dan mengganggu Kiba ataupun beberapa junior mereka.

Ino menopang wajah dengan senyum lebar di wajah cantiknya, jika ia adalah tokoh utama dalam sebuah komik maka backgrounnya penuh akan bunga yang bermekaran.

“apa yang kau lakukan?”Ino menoleh pada sang kekasih yang entah muncul dari mana lalu duduk di sofa salah satu sudut ruangan.

“menikmati musim semi”Sai mengerutkan dahinya tak mengerti maksud Ino lalu mengikuti arah pandangannya pada dua orang yang sedang fokus dengan dunia mereka.

Mereka berbicara segala sesuatu yang berhubungan dengan Fotografi yang mungkin Sai tak begitu paham atau lebih terlihat seperti pria bernama lengkap Sabaku no Gaara itu tengah mengajari Hinata, lalu mereka melihat beberapa hasil foto yang mereka ambil kemarin saat berburu lokasi kemudian membandingnnya.

Terkadang mereka bercanda, terkadang Hinata menunjukan kekaguman melihat hasil foto Gaara lalu merenggut saat membandingkan dengan hasil fotonya.

“Hinata itu cocok di sandingkan dengan siapa saja bukan?”celetuk Ino masih dengan senyumnya.

Sai baru kembali tadi pagi setelah menemani sang kakek memenuhi undangan pameran lukisan jadi ia tak begitu paham apa yang  terjadi pada Hinata ataupun Gaara saat ia tak berada di sana.

Sai tak tahu haruskah ia senang melihat bahwa Hinata mulai  perlahan tersenyum tanpa Sasuke atau mengasihani Sasuke yang saat ini masih menganggap bahwa hubungannya dan Hinata belum berakhir.

“Sai, maaf karena mengabaikan telfonmu tapi aku rasa sekarang baik-baik saja. kita tak harus bertengkar lagi”lanjut Ino masih tak mengalihkan tatapannya.

“kau selalu memilih Hinata di banding aku”sindir Sai, ia sedikit lega karena perang panjang mereka telah berakhir.

“itu karena kau tak akan meninggalkanku, Sai. Apapun yang aku lakukan kau tak akan pernah meninggalkanku”Sai tersenyum lembut, bukan senyum yang sering di tampilkan pada orang lain.

“aku memang kekanakan, aku selalu melukaimu, aku selalu menyalahkanmu atas ketidakberdayaanku. Aku bahkan mengabaikanmu saat marah, itu karena hatiku selalu mengandalkanmu jadi aku melampiaskan semua rasa frustasiku padamu”

Sai tak berkedip mendengar apa yang baru saja di katakan Ino, apa hari ini tanggal 1 april? Mengapa Ino tiba-tiba menjadi begitu jujur. Biasanya ia bersikap tak begitu peduli atau ia tak perlu menjelaskan apapun jika ingin berbaikan. Saat mereka bertengkar tak ada yang meminta maaf saat salah satu pihak merasa perasaannya telah membaik maka ia akan mendatangi yang lainnya lebih dulu bertingkah seperti tak pernah terjadi apapun.

Ino menoleh pada Sai lalu tersenyum, ia mengacak-acak rambut Sai dengan sayang.

“bersamaku memang sulit tapi terimakasih karena masih bertahan”

“Yamanaka Ino, kau tahu untuk bertahan dengan satu hati tak mudah jadi bersikap baiklah padaku”

Ino tertawa ringan mendengar apa yang di katakan Sai.

“Hm..aku akan bersikap baik padamu”Sai menyentuh tangan ino lalu menggenggapnya erat.

“dan juga jangan menangis lagi. kau tak tahu bagaimana sulitnya aku untuk berdamai dengan itu?”

“ahhahaa…maaf”Sai mendekatkan wajahnya sedangkan Ino perlahan memejamkan matanya, hanya beberapa centi lagi sampai jarak di antara dua orang itu terhapus hingga….

I'M (NOT) OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang