Chapter 05 & 06

895 120 31
                                    

Kriss?!




Chapter 05

" Kematiannya... telah tiba ya... Aku berjanji akan membalaskan nya... " Ucap Mitsuri- san.

Aku langsung mengangkat tubuhku berdiri. Air mata turun satu per satu. Mitsuri- san terlihat terkejut.

" (Y/n)? Kau baik baik saja? "

" Mitsuri- san! Ku mohon izinkan aku ke kediaman kupu kupu selama sebulan. "

" Itu... Baiklah― "

" Terimakasih! "

Aku segera berlari keluar, tanpa basa basi. Menggigit bibir bagian bawah ku untuk menahan air mata turun lebih banyak.

Aku tidak menyangka hal ini akan terjadi. Andai saja, aku memang tetap bersama Tanjiro, hal ini tidak mungkin terjadi.

" Santai saja.... " Langkahku berhenti. Aku mendengar suara Kriss. Memandang ke setiap sudut jalan, tapi tidak menemukan siapa siapa. Tapi aku yakin, itu adalah suara Kriss.

" Kriss?! Dimana kau?! " Teriakku.

" Kriss! Ini tidak lucu! Keluarlah kumohon! " Teriakku. Dengan air mata yang sudah tak bisa ku pertahankan lagi.

Tapi semuanya hening... Suaranya menghilang.

Zenitsu muncul secara tiba-tiba dengan wajah marah dan mata yang lebam. Dia membawa berberapa bunga di tangannya.

" Zenitsu? "

" (Y/n)... Kau sudah dengar kan? " Tanya Zenitsu.

" Kematiannya?! Itu... Apa kau yakin?!"

" Aku melihat mayatnya... Mau pergi ke pemakamannya bersama? " Tanya Zenitsu.

" Bagaimana dengan Tanjiro? "

" Bahkan di saat ini kau masih hanya memikirkannya?! Apa kau hanya pura-pura berteman dengannya?! " Teriak Zenitsu secara tiba-tiba.

Air matanya turun kembali. Perasaan tidak nyaman mulai menghantui hatiku.

" Zenitsu... Maaf.. "

Mata kuningnya membulat, lalu dia melepas pandangan dariku dan berlari ke arah aku datang.

" Aku duluan! " Teriaknya sambil menutupi wajahnya.

Aku menghela nafasku perlahan, lalu membersihkan air mata dari wajahku. Dan lanjut berjalan ke kediaman Kupu- kupu.

***

Tanjiro terlihat amat sangat lelah, di bandingkan ketika dia mau berangkat. Keringat bercucuran di tubuhnya. Dan dia menggeretakkan giginya, seolah dia sedang bertarung.

Aku menyentuh denyut nadi di lehernya dan menekannya pelan. Hingga dia terbangun, dengan nafas yang tidak teratur.

" Tanjiro... Kau baik baik saja? Aku akan bilang seseorang kalau kau sudah bangun. " Ucapku, lalu mengelus punggungnya.

Tanjiro menangkap lenganku dan menarik ku ke pelukannya. Tanjiro menggenggam lengan atas ku dengan sangat kuat.

Aku tersenyum kecil, lalu menyentuh pipinya. " Tanjiro- kun... Tenangkan lah dirimu... Kau ingin aku tetap di sini? Maka aku akan tetap disini... " Ucapku.

" Aku... Melihat mereka mati... Andai saja... Andai saja aku bisa lebih kuat..." Ucap Tanjiro, lalu air mata turun dari pipinya.

" Tenang lah... Ini bukan salah mu.. "

Aku menggigit bibi bagian bawah ku untuk menahan air mata jatuh. Memeluk tubuh Tanjiro dengan sangat erat. Hingga aku bisa mendengar detak jantungnya, yang sedang berdetak.

" Tanjiro... Ayo putus... "




Chapter 06

Tanjiro langsung menarik wajahku sehingga menatapnya.
" Kenapa?! " Ucapnya.

Aku tersenyum lalu mendorong kuat tubuh Tanjiro sehingga tangannya lepas dariku.

" Tanjiro... Maaf ya... Hanya saja, Tiba-tiba aku ingin melupakan semuanya tentang Kriss... Dan Kriss pernah campur tangan dalam hubungan kita, jadi... Ku rasa aku ingin menghilangkannya.. " Ucapku.

Tanjiro terkejut, tanpa bilang apa apa. Aku menggigit bibir bagian bawah ku.

" (y/n)... Maaf sekali... Tapi bisa kah kau pergi dahulu, aku akan memikirkannya... " Ucap Tanjiro, lalu menarik selimut dan kembali tidur.

Aku menghela nafas, lalu pergi meninggalkan ruangan Tanjiro dan pergi ke rungan Zenitsu. Inosuke juga berada di Sana dengan wajah murung. Jujur saja menurutku Inosuke tidak cocok dengan wajah murung.

" (Y/n)... Aku minta maaf, karena sikapku tadi... " Ucap Zenitsu.

Aku menggeleng pelan. " Tidak apa... "

" Jadi... Apa kau akan kembali menjadi rekan kelompok kami? " Tanya Zenitsu.

" Ah~ itu... Ku rasa aku tidak bisa... Tapi aku akan membantu jika kalian mau... " Ucapku.

" Hm... Kalau begitu, bisa bantu kami memantau Tanjiro? Setelah kejadian itu, dia terlihat sangat stress, aku takut dia akan melakukan sesuatu yang gegabah... " Ucap Zenitsu.

" Baik! Akan ku lakukan, kalau begitu aku permisi dulu... " Ucapku.

Aku berjalan ke luar, tapi Zenitsu menghentikan ku di ambang pintu.

" Kriss menyampaikan pesan-

" Kau tidak perlu membahasnya, aku sudah tidak peduli lagi... " Ucapku.

Zenitsu hanya mengangguk, lalu kembali diam. Aku menghela nafas. Berjalan meninggalkan ruangan dan berniat pergi ke pemakaman, untuk mendoakan rengoku- kun.

***

Bunga sudah di ku genggam, Aoi- san juga sudah memberi tahu tempatnya. Sekarang aku hanya perlu ke sana.

Tempat pemakaman sangat sepi, padahal salah satu kartu As mereka baru saja tumbang.

Aku melewati banyak kuburan sebelum tempat rengoku- kun. Terutama kuburan Kriss. Langkahku terdiam sebentar.

Menatap ujung kakiku, yang ku sadari bergetar. Aku menghela nafas, lalu melanjutkan langkahku ke kuburan Rengoku.




Tbc


𝙏𝙖𝙣𝙟𝙞𝙧𝙤 𝙓 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧𝙨 [√] I Have to Choose || Second SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang