satu

355 1 0
                                    

Gita memandangi wajah kekasih yang tidur di sebelahnya. Ramon sudah bersamanya 3 tahun lamanya. Hubungan yang lumayan lama dibandingkan dengan kisah-kisah terdahulunya. Ramon tidak seperti kekasih-kekasih Gita yang lain. Ia tahu betul apa kemauan Gita dan tentunya mereka memiliki kesenenangan yang sama terhadap seks.

Gita menempelkan telunjuknya di pipi Ramon,mata laki-laki di sampingnya ini masih terpejam, ia masih terlelap di dalam tidurnya. Gita menengok jam di handphonenya, masih jam 7 pagi. Setiap hari sabtu minggu mereka selalu bersama,tidak terpisahkan. Diciuminya wajah Ramon,tapi ia tidak bergeming. Gita nampak sudah tidak sabar menunggu Ramon bangun. Tangannya tiba-tiba usil,tangannya menyusup ke dalam celana dalam Ramon. Ramon melenguh seolah tersengat listrik, Gita memang pandai memancing gairahnya..

Si adik di dalam celana rupanya merespon,tidak perlu waktu lama ia bangun dengan sendirinya. Ramon membuka matanya,segera ia menuntun kepala Gita ke selangkangannya. Gita membenamkan wajahnya di situ. Jari-jarinya sibuk mengocok batang kenikmatan Ramon
"Akhhhh...." mulut laki-laki ini mendesah nikmat. Gita semakin bergairah, dikulumnya penis coklat kemerahan yang gagah perkasa itu. Ia memainkan ujung penis Ramon dengan lidahnya. Ramon merasakan tubuhnya berdesir sampai ke ubun-ubun kepalanya. Ramon makin menuntut,tangannya sengaja menekan kepala Gita hingga penisnya terbenam makin dalam. Kepala Gita bergerak maju mundur,tidak hanya itu sesekali ia juga melahap buah zakarnya.
"Akhhhhhh." Makin panjang erangan Ramon.

Penisnya makin menegang,seolah ingim cepat masuk ke dalam liamg kenikmatan. Gita segera menelanjangi Ramon,ia selalu mengagumi dada bidang Ramon dan tentunya ukuran penisnya yang besar. Sementara itu Ramon tidak suka Gita telanjang bulat,ia lebih suka melihat Gita menyingkap bajunya dan menyisakan setengah bukit kembarnya terbuka. Sangat menggairahkan. Gita mendudukkan tubuhnya tepat di atas penisnya, dan sengaja menggesek-gesekkannya ke mulut miss v nya.
"Nikmaaaatttt....oh....sayang....hhhh" Gita mengerang nikmat. Tangan Ramon meraih dua gundukan gunung kembar. Tangannya meremas-remas,sesekali memainkan putingnya. Ia makin tidak sabar,mulutnya mencari-cari gundukan itu seperti bayi yang sedang kehausan. Gita sengaja membusungkan dadanya seolah menuntut lebih. Dimain-mainkannya lidahnya disini,Gita menggelinjang nikmat. Kulumannya kemudian berpindah ke mulutnya. Mereka saling melumat,saling menghisap lidah,daging kenyal yang begitu nikmat bila bergulat bersamaan. Sementara itu dang adik di bawah sudah tidak kuat menahan hasratnya. Dengan posisi duduk ia menerobos memasuki liang pertahanannya
Jlebbbbb.....masih dengan sempurna. Penis Ramon serasa dihisap,ia seperti melayang-layang. Gita bergoyang naik turun dengan cepat. Ia begitu lincah dan memabukkan untuk Ramon.
" sayanggggg....sempitttt." racau Ramon. Gita memang suka mendengar desahan Ramon,ia semakin memuncak dengan gairahnya. Sesekali ia mengaduk aduk miss vnya dengan bergoyang seperti pusaran.
"Ahhhhhhh makin pintar kamu." Ramon makin tidak kuat,ia menarik tamgan Gita dan segera menusuknya dari belakang.
"AHHHHH Gita mendesah."
"Terussssss yang kerassssshhhhh." Pintanya. Ramon makin mengencangkan ritmenya,tangannya meraih gunung kembar dari belakang dan memilin puting susu Gita. Tidak hanya itu tangannya juga meraih biji klitorisnya yang makin memerah. Gita serasa di atas awan.
"Jangan keluar di dalem." Pintanya. Ramon makin mempercepat ritmenya,tangannya makin cepat memainkan klitoris dannn
"Ahhhhhhhh....."
"Crotttttttttt crotttttt...." mereka lepas bersamaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BergairahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang