Dear pihak sekolah : Rambut dan sepatu berwarna, tidak akan mengganggu aktivitas belajar seorang murid. Karena kami, menulis menggunakan tangan, dan berpikir menggunakan otak.
-Asyilla Maharani Carolline-
Pukul enam pagi.Asegaf tengah bersiap dengan seragam sekolahnya. Laki-laki itu terlihat bersemangat hari ini, karena gadis yang di kaguminya menjadi miliknya sekarang. Meskipun raga gadis itu tertukar.
Laki-laki itu terlihat sangat rapi dan juga tampan. Ia menyisiri rambutnya di depan cermin sambil bersiul riang. Ah, rasanya ia tak sabar bertemu dengan kekasihnya hari ini. Ia ingin sesegera pergi menuju sekolahnya, untuk bisa menyapa Asyilla.
Asegaf menuruni anak tangganya, mencoba menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk di kursi meja makan. "Pagi, Yah, Bun."
"Tumben sekali, pagi-pagi kamu sudah siap. Biasanya, kamu masih tidur dan selalu terlambat ke sekolah." Hari bertanya sedikit heran mengenai sikap putranya yang sedikit berubah.
"Ayah tahu? Asegaf baru saja diterima cintanya oleh perempuan yang Egaf suka." Asegaf menjawab dengan antusias, laki-laki itu seperti tidak memiliki rasa malu terhadap orang tuanya. "Dan Ayah haru tahu, dia itu cantik banget, seperti Bunda."
Nurul menyahut, "Oh, ya? Pasti ceweknya kamu paksa 'kan? Kalau gak di paksa, mana mau dia sama kamu, Gaf."
Asegaf berdecak. "Ck, mana ada bunda. Lagian bunda tahu sendiri, anak bunda itu ganteng kaya ayah. Banyak yang suka sama Egaf, Cuma Egaf tolak semua. Dan Egaf pilihnya Asyilla untuk jadi pacar Egaf."
"Oh ... jadi namanya Asyilla? Bisa dong, kamu kenalin sama Ayah dan Bunda?" ujar Hari.
Asegaf sedikit berpikir sejenak. Ia memang berniat memperkenalkan Asyilla pada orang tuanya. Namun, situasinya belum tepat. Mengingat, Asyilla masih berada di tubuh orang lain.
"Nanti Egaf kenalin, tapi jangan sekarang, Ok!" jawab Asegaf. "Ya udah, Egaf pergi sekolah dulu, ya. Assalamualaikum."
"Wa'alaikum salam. Kamu gak sarapan dulu?" tanya Nurul.
"Enggak, Bun. Nanti di sekolah aja!" jawabnya sambil berjalan keluar rumah.
Asegaf langsung menaiki motor kebesarannya, dan melajukan motornya keluar dari halaman rumah. Asegaf mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Laki-laki itu terus tersenyum dibalik helm full facenya. Namun laki-laki itu teringat oleh permintaan Asyilla yang menginginkan coklat tadi malam. Hampir saja Asegaf lupa. Jika saja Asegaf lupa, bisa-bisa Asyilla langsung menguleknya menjadi perkedel.
Sangat kebetulan, manik mata Asegaf tak sengaja melihat minimarket yang sudah buka di pagi hari ini. Langsung saja ia memarkirkan motornya, dan berjalan memasuki supermarket tersebut.
Laki-laki itu mengambil berbagai macam coklat untuk Asyilla. Setelah itu, Asegaf langsung mengambil macam-macam snack, roti, dan juga beberapa kotak susu. Setelah cukup, Asegaf langsung membayarnya pada kasir.
"Ngeborong, Mas? Banyak banget belinya," ujar sang kasir tersebut.
"Iya nih, Mbak. Biasa, pacar saya lagi manja," jawab Asegaf dengan nada berguraunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)
Ficção Adolescente-Cerita ini di tulis oleh tangan yang tak pernah kau genggam- [5 part di private. Silakan follow akun ini terlebih dahulu] Asyilla Maharani Carolline, dan Ananta Senia Willsen. Keduanya harus terjebak dalam situasi yang sangat membingungkan, bahkan...