7

6 3 2
                                    

Bang bran segera menuju keruangan Rinai untuk mengecek.

"Lu siapa Rinai?kok gw g prnh liat lu" tanya bang Brand ke Zeevan.

"Gw temen sekelasnya Rinai, tdi Rinai ama gw ngerjain tugas dirumah gw dan tiba" dia pingsan" jawab jelas Zeevan.

"Hmm oke makasih ya, uda anterin Rinai ke rumah sakit. Gw mau lu jagain adik gw disekolah." kata bang Bran yang khawatir jika Rinai terjadi apa apa.

"Iya iya." balas Zeevan pasrah

Apa apaan gw disuruh jaga Rinai?emang gw babunya apa?!tai banget tu abang Rinai.

                           *****

Dirumah sakit bant Bran tak sempat untuk memberi tahu kepada keluarganya jika Rinai masuk rumah sakit. Tiba tiba mata Rinai membuka.

"Dek, ini gw abang lu." kata bang Bran sambil.memegang tangan Rinai.

"Bang..Rinai takut, jangan tinggalin Rinai sendirian." ucap nada pelan Rinai dan langsung memeluk abangnya itu.

"iya dek, gw ga akan ninggalin Rinai kecil abang." kata bang Bran yang sangat tak menyangka jika adiknya ini mengidap penyakit yang sangat ganas.

Diperjalanan menuju rumah, bang Bran sengaja tidak memberi tahu Rinai kalau dia sudah tau Rinai ada penyakit.

"assalamulaikum ma" ucap bang Bran yang sambil memegang Rinai.

"waalaikumsalam, langsung makan ya bran. Kamu dari mana sama anak ini?" tanya mama.

"iya ma, dari rumah sakit..Rinai masuk rumah sakit tadi." ucap bang Bran masih memegang Rinai.

"cih, udah sana kamu langsung ke kamar saja. Ga usa anterin dia ke kamar." kata mama bentak.

"ma apaan si, Rinai tu sakit. Seharusnya mama perhatiin Rinai bukan malah bentak bentak Rinai." balas bang Bran tak tahan lagi jika mamanya marah kepada Rinai.

Tanpa basa basi bang Bran langsung membawa Rinai ke kamarnya.

"nai, kamu jangan dengerin apa kata mama tadi ya!" jelas bang Bran karna tak ingin adiknya tersakiti lagi.

"iya bang, udah abang ke kamar aja. Rinai udah baikan kok." kata Rinai sambil tersenyum.

"yaudah, ntar kalau ada apa" panggil abang ya." ingat bang Bran ke Rinai.

"siap bang komandan." balas Rinai hingga tertawa.

Hari telah malam, dan malam ini sangat gelap tak ada satu pun bintang yang bersinar. Rinai membuka jendelanya dan duduk disamping jendela sambil menatap langit yang kosong seperti hatinya.ea author halu

Dipikir-pikir kenapa gw selalu mimpiin Zeevin ya? Hmm gw harus konsultasi ke dokter psikologi tentang mimpi ini.

Ting!
Rinai dikejuti dengan notif dari benda pipih tersebut, yah ada pesn yang muncul

orang misterius
Good night Rinai, selalu bahagia ya..gw yakin kalau lu bakal jdi orang yg sangat bahagia suatu saat. Gw ada dideket Rinai.

Siapa si orang ini, dari kmrin kirim ginian trus. Gw penasaran hm.

Malam ini Rinai membuka laptopnya yang ada dimeja, dia ingin mengscreaching tentang mimpi yang dia alami karna terus berlanjut. Karna Rinai lelah, tak disadari dia tertidur dimeja itu.

//mode dream.

Rinai terbangun ntah dimana, tempatnya sekarang asing dimatanya.

Hm dimana gw?dhla muter aja dulu.

Akhirnya Rinai memutuskan untuk menjelajah tempat tersebut. Mata Rinai tertuju pada perpustakaan yang sangat terkesan tua.

Kling.

"selamat datang diperpustakaan kami." ucap sang petugas perpustakaan itu.

"oh iya terima kasih." balas Rinai ramah sambil tersenyum.

Rinai berjalan ke rak buku dan tiba tiba dia menumbur bidang dada yang sangat tegas sehingga membuat Rinai terjatuh.

Hawyoo gayiss:vv
Kangen ama cerita Rinai?maaf ya baru update sekarang.

Soalnya author lagi sibuk minggu kemarin, makanya baru up skrng hehe.
Wah dimimpi kok Rinai ga ketemu ama Zeevin ya?apakah akhir mimpi ini selesai?hmm trus baca ta smwaaa>_<

Penasaran kan?hyuk dibwacaa

Tnggu part slnjutny ya, jgn lupa vote+sharee

 TETESAN HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang