CINTA*NIRMALA (PROLOG)

15 2 1
                                    

"Cinta mengajarkan untuk menjadi dewasa."

*NIRMALA KUGY

***

"Sabar... dia bukan orang yang tepat buat lo."

Gadis itu mengumpati air mata yang tidak berhenti menjejak kulit putih sensitifnya.

Toilet mall dikota Batam, disanalah dia sekarang, meratapi nasib sial karena bertemu kekasih hati yang tengah suap-suapan ice cream di salah satu resto yang sering dia kunjungi, bukan dengan nya, CATAT, BUKAN DENGANNYA.

Tapi bukan kah harusnya dia yang tertawa melihat wajah pacar dan selingkuhan pacarnya yang menahan malu saat ice cream dengan rasa strawberry itu bukan hanya di sudut bibir macam Ftv-Ftv murahan, tapi juga diatas rambut selingkuhan pacarnya.

"Sialan..." itu umpatan terakhir yang keluar dari bibir mungilnya.

Kaki berbalut converse putih itu melangkah meninggalkan Mall.

Rambut hitam legamnya sedikit lepek, keringat sebesar biji jagung mengalir, kulit putihnya berubah kemerahan, kulit sensitif yang menyebalkan pikirnya.

SENIN, hari yang paling dibenci dalam seminggu oleh para murid SMA GEMINTANG.
Termasuk dirinya, hari yang sangat panas.


Apalagi pikiran tentang minggu kemarin, terus berputar di kepalanya saat melihat mantan pacarnya.

Rasanya menumpahkan es krim saja tidak cukup dia rasanya ingin menghajar mantan pacarnya itu.

Lucu sekali dia masih bisa ber haha hihi dengan teman sekelasnya.

Manik gelap gadis itu menatap tajam, mungkin jika itu benda padat maka bisa menusuk sesuatu higga tembus (jadi gore dong).

Upacara sełesai setelah laporan terakhir membuat punggung lesu gadis itu sedikit terangkat, tidak sabar meneguk air dingin dari botol minumnya.

Mengusir rasa haus yang menyebalkan.

Ingin rasanya menghempaskan buku-buku sejarah yang tebal itu ke lantai, baru saja kemarin hatinya patah, kini tangannya yang akan patah.

Belum lagi poni panjangnya yang mulai menutupi penglihatannya, membuat sedikit kerepotan.

Jalan koridor menuju perpustakaan sedikit banyak memiliki belokan.

Membuatnya sedikit was-was dan berjàlan sedikit di tengah.

Tapi tetap saja kesialan tidak dapat dihindari, seseorang menabraknya dengan lumayan keras, membuat buku-buku bersejarah itu terhempas kelantai, sepertinya malaikat mendengar gerutuan hatinya yang sejak tadi ingin melepaskan semua buku itu.

Tapi sepertinya ada kesalah pahaman dalam doanya, maksudnya bukan dia ingin ikut terjatuh setelah buku sejarah yang menutupi wajahnya itu menamparnya.

"Sialan!..." entah ini umpatan keberapa sejak kemarin sore, orang yang menabraknya adalah murid laki-laki yang pakaianya terlihat rapih, rambut perpotongan 3/4, wajah manis yang keliatan bodoh? Sedang mengusap-usap tangannya, tunggu sebentar kenapa dia malah memerhatikannya?.

Ini seperti pertemuan pertama tokoh utama dalam novel novel klise dimana sang cowok akan berdiri memberi tangan atau berlalu begitu saja. (PLAK... terlalu banyak baca novel ><////)

Mari kita lihat><.

Bukan uluran tangan yang diterimanya, langkah menjauh juga tidak terdengar, yang didapatinya hanya tatapan kosong nan polos.

Hah... benar juga pikirnya, ini kehidupan nyata, dimana ekspektasi terlalu tinggi selalu berbanding terbalik terhadap realita.

▪▪▪

Jangan lupa tekan vote guys
Juga comment nya.

Mohon maaf apàbila ada salah pengetikan atau bagäimana, author editnya pake hp kentang:')

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA NIRMALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang