Jovan dan Jevian itu memang bukan anak kembar. Orang tua mereka yang anak kembar. Ayah Jovan —Ananda Sofyan Dirgantara adalah kakak kembar lima menit Ayah Jevian —Ananda Keenan Dirgantara. Iya para Ayah itu hanya mengganti nama tengah anak-anaknya. Katanya sih biar nggak ribet.
Sungguh tidak kreatif.
Ayah Jovan yang terlebih dahulu menikah. Namun untuk mendapatkan Jovan memerlukan waktu yang cukup lama. Orang tuanya harus menunggu sampai lima tahun. Sedangkan Ayah Jevian menikah satu tahun setelah sang kembaran.
Jovan lebih tua empat bulan dari Jevian. Terbiasa selalu bersama, mereka bahkan terlihat seperti anak kembar. Dari kecil mereka tumbuh disekitaran keluarga yang terpandang dan membuat keduanya tidak terlalu leluasa berteman. Jovan bahkan sangat menyayangi Jevian layaknya saudara kandung. Bisa juga dibilang bahwa Jovan sedikit over protective terhadap Jevian.
"Tuhkan! Gue bilang juga apa?! Kalo disuruh makan ya nurut. Kalo udah begini siapa coba yang mau disalahin? Ngeyel banget sih lo."
Jovan yang baru saja masuk langsung mengomeli Jevian yang sedang berbaring di ranjang UKS. Memukul pelan kepala adik sepupunya itu.
Tadi anak itu tumbang saat bertanding. Untungnya ada Rifky dan juga Chandra yang sedang menonton. Jadi anak itu bisa langsung dibawa ke ruang kesehatan. Sedangkan Jovan, dia harus menunggu pelajaran selesai. Karena anak itu berbeda kelas dengan ketiga sahabatnya. Sungguh malang nasib Jovan.
"Siapa sih yang ngajakin dia ikut main?" tanyanya pada orang-orang didalam UKS.
Kan sudah dibilang, Jovan itu over protective terhadap Jevian.
"Gue." salah satunya mengangkat tangan ragu. Namanya Arkan, teman sekelas Jevian. Tidak terlalu akrab dengan Jovan karena Jovan mana mau tahu orang lain selain teman-temannya. Alias Kwartet Teretet.
"Kan kemaren gue udah bilang. Dia tuh jangan diajakin main lagi. Ngeyel banget sih lo. Lo juga! Bukannya ditolak, malah ikut-ikutan." Jovan berucap dengan nada ketus.
Sedangkan yang dimarahi hanya mencibir dengan bibir yang sibuk berkomat-kamit.
"Galak baget lo, kaya monyet." ucap Jevian santai dengan memainkan tangannya yang sedikit luka karena jatuh saat pingsan tadi, masih berbaring. Padahal Jovan sudah khawatir setengah mati.
"Lo tuh kaya monyet. Kesel gue." balas Jovan sarkas.
Padahal tadi sewaktu mendapat kabar bahwa Jevian pingsan, Jovan tidak lagi fokus pada pelajaran. Yang ada dipikirannya hanyalah Jevian. Terdengar berlebihan, tetapi inilah Jovan.
"Bangun! Ayo kerumah sakit." ajaknya kepada Jevian. Tangannya sedikit memukul lengan Jevian.
"Nggak mau ah. Cuma pusing juga." tolak yang lebih muda. Jevian mengubah posisi berbaringnya menjadi membelakangi sang sepupu.
KAMU SEDANG MEMBACA
meilleurs amis
Roman pour Adolescents(Jaemin ft 00l Dream) Kisah pertemanan empat orang anak remaja yang masih mencari jati diri. Sebut saja Kwartet Teretet. BUKAN BxB