Part 4

14 4 1
                                    

Hujan turun tepat pada saat pelajaran usai. Banyak siswa yang memilih pulang menggunakan payung, taksi online bahkan ada juga yang hujan-hujanan.

"Mik, aku bawa payung, nih. Kita pulang bareng yuk!" ajak Imel.

"Kamu duluan aja ya Imel. Aku akan menunggu hujannya berhenti."

"Tapi kayaknya hujan ini berhenti lama, deh. Kamu kan bisa lihat sendiri hujannya deras banget. Lagian murid-murid yang lain udah pada pulang dan itu artinya kamu akan sendirian disini"

"Gak apa-apa, Imel. Aku baik-baik aja kok. Kau pulang duluan aja ya"

"Serius nih? Aku sebenarnya gak tega ninggalin kamu sendirian tapi mama ku menyuruh ku supaya cepat pulang hari ini"

"Iya. Kamu hati-hati ya"

"Ya udah, deh. Kamu juga hati-hati pulangnya nanti ya" ucap Imel seraya meninggalkan Mikha dikelas.

Beberapa saat kemudian, Mikha memandangi hujan yang sedang turun dan kembali mengingat sekilas kenangannya bersama Felix. Setelah itu dia menggendong tas nya lalu berjalan keluar sekolah.

Perlahan, Mikha berjalan ditengah hujan deras yang sedang turun tanpa pelindung apapun.

"Felix kamu dulu bersama ku saat hujan turun. Sangat indah ya kenangan itu" ucap Mikha yang terus berjalam tanpa mempedulikan sekitarnya hingga tanpa sadar sebuah mobil dengan kecepatan tinggi mendekat kearahnya.

SYUTT!

"Apa yang kamu lakukan Mikha?" teriak Juan setelah menyelamatkan Mikha dari mobil yang hampir menabraknya.

Mikha menatap tajam kearah Juan, "Seharusnya aku yang bertanya sama kamu. Kamu kenapa disini? Kenapa malah menolong ku? Seharusnya kamu biarkan saja mobil itu menabrak ku supaya aku bisa bertemu lagi dengan Felix"

"Apa kamu sudah gila? Yang kamu lakukan itu salah!! Justru kamu tidak akan pernah bisa bertemu dengannya. Karena yang kamu lakukan itu dosa Mikha"

"Terus aku harus apa? Dia meninggalkan ku sendirian disini" ucap Mikha lirih hingga meneteskan air matanya.

Juan menangkap kedua pipi Mikha dan menghapus air matanya.

"Kamu tidak sendirian kok. Masih ada keluarga dan orang-orang terdekat yang selalu peduli sama kamu. Dan kamu harus tau, aku yakin Felix tidak mau melihat keadaan kamu yang sekarang ini"

"A-aku gak bisa tanpa Felix" ucap Mikha terbata-bata.

"Kamu pasti bisa melalui semua ini. Semua hanya perlu waktu untuk mengikhlaskan. Dan aku percaya kamu itu kuat dan bisa melewati keadaan sekarang. Dan kamu bisa lihat ke arah sana" kata Juan seraya menunjuk kearah beberapa anak kecil yang sedang berteduh di rumah kosong di pinggir jalan.

Mikha mengangguk.

"Mereka mungkin saja gak punya orang tua. Mungkin saja ditinggalkan dari kecil. Dan mereka tetap bertahan hidup dalam kesepian itu. Kamu juga harus menjadi kuat seperti itu. Kehidupan harus terus berlanjut. Setidaknya kamu jangan mengecewakan Felix dengan melakukan hal-hal bodoh"

Mikha menatap Juan sesaat dan beberapa saat kemudian Mikha merasakan kakinya lemas hingga dia kehilangan kesadaran.

Dengan sigap Juan menangkap tubuh Mikha dalam pelukannya.

"Mikha, Mikha" ucap Juan sambil menepuk-nepuk pelan pipi Mikha.

"Kamu pasti bisa melewati semua ini. Aku percaya sama kamu" bisik Juan ditelinga Mikha dan mencium pipi Mikha sesaat.

***

Hai readers tercintaku 🙆
Terima kasih telah membaca cerita mini ku ini. Dan maaf jika cerita ini tidak sesempurna yang kalian harapkan ya 🙏

Jangan lupa VOMENT ya guysss👍

FOLLOW INSTAGRAM:
@rahn_artiste

Follback? DM👉 DONE

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang