14

365 54 0
                                    

"Apa anda yakin Seulgi akan menepati janjinya?" Asisten Lim menatap prihatin Tuan Kim yang duduk disampingnya. Mencoba menyampaikan gagasannya tentang kesan Seulgi baginya.

"Jika dia berani melanggarnya, aku akan menghabisinya." Tuan Kim meletakkan cangkir nya. Menimbulkan suara di tengah kesunyian.
Asisten Lim menatap sorot mata Tuan Kim yang begitu kuat. Ambisi untuk balas dendam karena tuan Lee memberikan begitu saja tempatnya pada Taeyong. Sehingga akan semakin sulit baginya mengambil hati Tuan Lee. Karena Taeyong sangat tidak menyukainya.

•••

Seulgi bergerak di balik selimutnya saat merasakan cahaya matahari melewati ventilasi jendelanya. Mencoba membiasakan cahaya tersebut, Seulgi mengerjapkan matanya beberapa kali. Dengan gusar ia bergerak ke samping, saat itu juga ia melihat wajah yang familiar. Perlahan Seulgi bangkit dari tidurnya, menarik rambutnya ke belakang. Menatap wajah tersebut, dimulai dari kedua mata yang terpejam damai, hidung yang mancung dan bibir merah mudanya. Saat itu juga Seulgi kembali mengingat moment ia berciuman dengan pemilik bibir tersebut. Tanpa sadar Seulgi tersenyum. Pipinya ikut memerah.

Perlahan Seulgi mendekatkan wajahnya, mengamati wajah tersebut dari dekat.

"Taeyong-ah." gumam Seulgi sambil tersenyum.

"Bangun, Taeyong." Lagi, Seulgi mencoba membangunkan Taeyong. Meskipun mata tersebut tidak membuka, pergerakan dari Taeyong bisa ia rasakan. Laki-laki itu justru menaruh satu tangannya di atas kepala. Menutupi separuh matanya.

"Taeyong bangun. Jika ibu tahu kamu disini ia bisa marah besar." Semalam, setelah ciuman tersebut di akhiri. Seulgi memutuskan untuk mengijinkan Taeyong tidur bersamanya. Karena sudah malam dan ia tidak tega membiarkan laki laki itu mengemudi sendirian. Ia takut orang suruahn Tuan Kim berbuat macam-macam.  Dan untung saja Ibu Seulgi sudah tidur malam itu.  Bibi Kang bahkan tidak ambil pusing ketika pintu terbuka kembali setelah sekian lama, karena hal itu sudah biasa. Seulgi lah yang melakukannya.

Taeyong hanya berdehem sebagai jawaban. Dan itu membuat Seulgi kesal.

"Taeyong, cepat ba-"

"Jika kau berbicara lagi aku akan menciummu." Taeyong berkata tanpa membuka mata.

Perkataan Taeyong berhasil membuat nyali Seulgi menciut. Ia mengatupkan mulutnya rapat rapat. Menarik nafas berat, ia berniat mandi namun saat ia akan bangun tangan Taeyong menariknya, membawanya dalam posisi tiduran dengan Taeyong berada di atasnya.

"A-apa yang kau la-lakukan?" Seulgi terkejut dengan tindakan Taeyong yang tiba-tiba. Ditambah lagi Laki Laki itu menindihinya. Dan yang menyebalkan Taeyong justru memamerkan senyum menggodanya.

"Apa lagi? Morning kiss for me." Taeyong mengikis jarak diantara keduanya. Dengan cepat Seulgi memejamkan matanya,

Taeyong tersenyum tipis, yang di hadapannya saat ini berbeda dengan Seulgi yang berciuman dengannya semalam. Ekspresi Seulgi saat ini begitu lucu, memejamkan matanya dengan kedua tangan yang terkepal.

Tiba tiba saja Taeyong memberikan ciuman di pipi kanan Seulgi, membuat gadis itu membuka matanya. Menatap Taeyong yang juga menatapnya. Kesal karena Seulgi tidak memberikan reaksi apapun akhirnya Taeyong memberikan sentilan kecil di dahi gadis itu, membuatnya meringis kesakitan.
Taeyong justru tertawa dengan ekspresi Seulgi. Dia bisa jatuh cinta dengan gadis itu untuk sekian kalinya hanya karena ekspresi kesal Seulgi.

"Tidak ada yang lucu." Seulgi mengusap lembut dahinya. Mencoba meringankan sakitnya.

"Minggir." Seulgi dengan sekuat tenaga mendorong Taeyong menyingkir dari hadapannya. Dengan senang hati Taeyong mengurangi kekuatannya,

Everything To You : SeulYong [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang