"los dol Ndang lanjut lehmu WhatsApp an,cek paket datane Yen entek tak tukoke,tenan dek elingo Yen mantan nakokno kabarmu tandane iku ora rindu nanging kangen kringet bareng awakmu"
Suara ayah topan yang mengikuti lagu di radio memenuhi mobil. Geram ibu Mega pun memarahi suaminya.
"Ayah,astaga!telinga ibu sakit!"teriak ibu mega
"Biarin daripada sepi" kata ayah topan. Senja yang duduk di bangku belakang pun hanya geleng-geleng kepala melihat keributan di depan.
"Matiin nggak?kalau enggak,ibu pecat ayah jadi suami sekarang!"ancam ibu Mega
"Mana tahan?"jawab ayah topan acuh
"Nantangin?oke,jatah makan ayah ibu korting,dan ayah tidur diluar!"
"Iya, iya"ayah topan mematikan radio,membuat kondisi kembali hening
Merasa bosan,ayah topan pun melirik ke arah spion, yang ternyata ditatap balik oleh senja. Ia pun memberi kode pada putrinya. Bibirnya ia manyun-manyun kan ke arah ibu Mega seakan bertanya pada senja
"ibu kamu kenapa?"Senja yang kebingungan pun hanya bisa mengedikan bahu tanda tidak tahu."bu!"panggil ayah topan
"Hmm"
"Kenapa atuh cemberut Mulu,kurang Madang?"
(Madang:makan)
"Enggak"
"Terus?"
Ibu Mega menghela nafas lantas melipat tangannya didepan dada"ibu tuh lagi badmood tau yah"
"Keliatan si?"
"Apanya?"
"Mukanya,kek muka-muka banyak cicilan"
"Ayah,ibu pecat nih"ancam ibu Mega
"Becanda ya Allah Bu,emang kenapa si? badmood kenapa hmm?"
"Masa yah tadi di sekolah senja ibu ketemu ibu-ibu reseee banget"
"Heeh terus?"
"Dan ayah tau nggak?"
Ayah topan menggeleng
"Ibu-ibu itu ternyata ibunya lembayung"
"Oh ya?terus terus gimana?"tanya ayah topan antusias
"Kelakuan nya yah masyaallah,sebelas duabelas bikin darah tinggi,mana so kenal banget. Makanya ini nih ibu sampe sekarang masih badmood"
"Ya sabar aja Bu,itu namanya cobaan menemukan mantu idaman"
"Ayah,jangan bikin ibu tambah badmood deh!senja tuh masih belum cukup umur,pacaran aja nggak boleh ini udah ngomongin mantu-mantu an ngaco!"
Ayah topan merangkul pundak istrinya mendekat"yaudah yaudah,daripada badmood-badmoodan gimana kalo kita makan diluar?"
"Hmm iya deh"
"Ekhem"senja berdehem
"Uwuphobia melanda duniaku,ayah ibu please deh senja benci melihat keuwuan ini"
Ayah topan melepaskan rangkulannya,ibu Mega otomatis menjauh.
"Umur senja bahkan belum legal di mata pemerintah,senja gamau ya mati konyol karena keteledoran kedua orang tua yang nyetir sambil uwu uwu an"
"Salah ayah kamu tuh!"kata ibu Mega
Ayah topan hanya mengelus dada melihat tingkah istrinya.
"Udah sampai!"teriak ayah topan
Mereka pun keluar mobil. Tapi, sebelumnya senja menyempatkan diri melepaskan jas sekolah nya lantas menggantinya dengan oversize cardigan.
"Wow ayah ini bagus banget"kata ibu Mega saat melihat pemandangan pantai yang begitu indah.
"Apa si yang enggak buat keluarga tercinta"
"Ya elah mau makan aja ribet amat si yah" kata senja kesal,pasalnya ayah topan mengajaknya ke pantai Teluk Penyu hanya untuk mengajak ia dan ibunya untuk makan.
"Berisik,diajak seneng susah amat si kamu"kata ibu Mega,ia lantas berjalan menuju rumah makan di pinggir pantai,membuat ayah topan tersenyum angkuh lalu mengekor dibelakang ibu Mega.
Dengan lesu,senja mengikuti kedua orang tua nya. Merekapun memesan sejumlah makanan yang identik berbahan dasar seafood.
Tak lama kemudian, seorang pelayan datang membawa pesanan mereka. Mereka menikmati makanan nya masing-masing.
Tiba-tiba,saat ketiganya sedang khidmat menikmati makanan masing-masing,ayah topan tiba-tiba tersedak membuat ibu Mega dengan sigap memberi minum kemudian mengusap punggungnya dengan lembut.
Senja mendengus kesal,ibunya ini benar-benar menyebalkan. Bagaimana bisa ia melarangnya pacaran,tapi dengan sengaja menayangkan keuwuan di depan matanya.
Panas,senja pun berdiri hendak pergi menuju pantai tanpa menyelesaikan makannya.
"Kemana?"tanya ibu Mega
"Ke pantai"
Ibu mega mengangguk-angguk"jangan jauh-jauh"
Sore itu,setelah meng iya kan perkataan ibunya,ia berjalan pelan menuju pantai. Angin pantai yang cukup kencang sedikit menggoyahkan pertahanan rambutnya yang memang hanya dicepol asal.
Ia mengeratkan oversive cardigan nya. Gadis itu kemudian berjongkok,mengambil sebuah ranting dan mengukir sebuah nama.
"Senja" senja membaca hasil mahakaryanya.
Ia mengernyit merasakan ada yang kurang dari tulisan itu. Ragu-ragu,gadis itu menambahkan nama lembayung sebelum namanya.
"Lembayung senja"ia kembali membaca tulisan di pasir itu lantas tersenyum.
Sayangnya senyuman itu tak bertahan lama. Ia kembali menghapus nama lembayung.Aneh, terkadang gengsi membuat seseorang secara tidak sadar mendzolimi dirinya sendiri.
Demi mengurangi kegusaran hatinya, gadis itu kembali berdiri. Angin dengan kekuatan lebih besar berhasil menggoyahkan pertahanan rambutnya. Kekuatan angin membuat rambut indah nya menari bebas.
Penasaran,senja pun mengambil ponselnya dari dalam saku rok sekolahnya. Ia membuka kamera,dan menatap dirinya yang terlihat seperti orang lain di layar ponsel.
Dengan ragu,ia berniat mengambil gambar dirinya dengan penampilan yang berbeda dari biasanya,tapi tidak jadi. Ia pun kembali memasukkan ponselnya kedalam saku.
Tapi rasa penasarannya tidak membiarkan nya tenang begitu saja,ia kembali mengambil ponselnya, mengedarkan pandang ke sekitar, kemudian begitu melihat kehadiran seseorang segeralah ia berlari mendekat.
"Maaf, bisa minta tolong foto in?"tanya senja pada seorang wanita yang sepertinya usianya berada lima tahun diatasnya.
Wanita itu tersenyum"boleh"
Senja pun mencari tempat agar mendapatkan angle yang tepat. Suasana sore hari ditambah angin sumilir yang menerpa rambutnya menambah kesan aestetik pada foto yang didapat. Setelah dirasa puas,senja kembali berlari mendekati wanita itu untuk mengambil ponselnya.
"Makasih"kata senja
"Sama-sama,duluan ya"
Senja tersenyum seiring kepergian wanita itu. Matanya beralih menatap layar ponsel yang menampilkan gambar dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Senja (SUDAH TERBIT)
Teen FictionSenja apa kau tau? Sore kemarin aku bertemu satelitnya Saturnus Dia bilang akan menungguku "Jangan menungguku!" Kataku kemudian Karena lembayung akan pergi bersama senja Jangan merindukanku! Karena lembayung tak akan berpaling dari senja Bukan Mer...