[28] Upik Abu

77 53 10
                                    

"kamu baik, kuharap kau tetap baik"

"Eh ada Upik abu tuh, Upik abu sahabatnya sendiri"

Gue denger itu jelas banget pagi ini, sepanjang jalan gue masuk kelas, suaranya nyaring banget, bukan cuma satu atau dua orang, tetapi semua pasang mata yang liat gue lewat didepannya.
Gue jalan cepet sambil nundukin kepala, gue maksud kok apa yang mereka omongin. Gue nundukin bukan karena malu, tapi gue coba merendah dan coba sabar sama omongan orang.

Sampai dikelas gue langsung duduk di kursi kesayangan gue, agak aneh, sedikit aneh, atau memang ada yang aneh.
Nggak biasanya suasana kelas kayak gini, diem. Sampai Yugo dateng dan narik gue keluar.

"Ikut bentar" kata Yugo sambil menarik tanganku.

"Kemana" jawabku sambil mengikuti langkah Yugo yang tergesa gesa.

Yugo ngajak gue ditaman sekolah Deket parkiran, dia duduk di bangku taman dan nundukin kepala.

"Sa" panggilnya tanpa menatapku.

Gue duduk disampingnya, dan gue nggak tau apa yang sebenernya terjadi.

"Go, ini ada apa" kataku cemas

Yugo menegakkan tubuhnya dan menatapku, tatapannya sayu.
"Sa, Lo kerja dirumah Lina?" Tanyanya setengah suara, sangat pelan.

Gue kaget, kaget banget pas Yugo tanya itu.

"Jawab Sa" ucapnya sambil memegang tangan kiriku. "Kamu udah liat postingan di snapgramnya anak kelas kita kan?" Tanyanya

"Hah, postingan apa? Aku nggak tau, dari sore aku nggak buka hp Go" kataku sedikit bingung.

Yugo mengeluarkan handphone dari saku celananya dan melihatkan snapgram salah satu anak kelas.
"Ini, ini kamu kan, baca caption-nya"

Gue liat itu dan itu bener bener gue, ada yang fotoin gue dari luar, tapi apa yang aneh? Biasa aja.
"Go, apa yang salah?" Kataku kebingungan.

"Baca caption-nya Sa"

Gue baca caption-nya dan
"HAH, INI GA BENER, GUE NGGAK NGEBABU DIRUMAH LINA"

Yugo mengambil handphonenya dan juga sekarang Yugo kebingungan
"Loh, maksudnya? Ga bener gimana? Coba jelasin" ucap Yugo

Gue narik napas dalam-dalam dan mulai bicara
"Go, aku itu nggak NGEBABU dirumah Lina, Mamanya minta gue buat ngajarin adeknya Lina belajar, kamu ingetkan waktu itu kamu nganterin aku kerumah Lina buat ketemu Mamanya, ya itu mamanya minta tolong." Kataku menjelaskan semuanya.

"Lah trus itu? Nggak bener?" Tanya Yugo sambil membentangkan matanya

"Enggak Go, aku cuma ngeles privat, itu siapa sih yang sembarangan sebar hoax" ucapku kesal.

Muka Yugo sedikit lemas, tak setegang tadi.
"Hmmmhhhh,,,, aku kira kamu beneran"

Lega rasanya, semua jelas walau belum tau siapa otak dari hoax tadi.

"Go, seandainya aku ngebabu, kamu malu ya pacaran sama aku?" Tanyaku sok serius.
"Kalo kamu malu, kenapa kamu mau sama aku? Kamu kan tau kalo aku orang susah"

Yugo menghadapkan badannya ke arahku, mata kita saling bertemu, tangannya kini meraih tanganku, deg deg deg serrrrr, sesekali nafasku terasa kencang.

"Sa, aku nggak malu, tapi aku pengen kamu nggak susah sendirian, kamu bisa ngomong sama aku kalo kamu kurang apa apa, kamu nggak perlu kerja Sa, kamu bilang sama aku, aku pasti bantu kamu" ucapnya dengan tatapan sangat teduh.

"Go, makasih banyak Go, tapi aku nggak mau, aku mau berusaha sendiri, ini bukan kewajibanmu, kita masih pacaran, belum kejenjang yang lebih serius, jadi ini masih seutuhnya tugasku, kamu nggak perlu ngasih aku uang Go, aku seneng kok ngajarin anak kecil, aku jadi lebih banyak ketawa" kataku pada Yugo yang terus menatapku sambil mendengarkan ucapanku.

"Aku salut sama kamu Sa, aku bangga punya pacar kayak kamu, oke kalau kamu nggak mau Nerima bantuan materi dari aku, tolong jangan larang aku buat selalu ada Deket kamu di suka dan dukamu" ucapnya sambil menggenggam lebih erat tanganku.
Tak ada jawaban dariku tapi aku anggukkan kepalaku pertanda setuju dengan ucapannya.

"Makasi banyak Go, kamu baik banget sama aku, aku juga bangga punya pacar kayak kamu, eh udah yuk masuk, nanti kita telat pelajaran" ajakku.

"Yuk, nanti kalo ada yang ngomongin kamu, jangan dengerin ya" kata Yugo

"Siap komandan"

Kita berdua masuk kelas, berjalan bersama diantara rumput taman yang menari tersapu angin.
Tak kudengar ucapan dari orang orang yang menjudgeku, karena aku sudah dikuatkan oleh orang yang kusayang.



Ayo Jatuh Cinta [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang