Author POV
Mereka berdua tertawa tetapi tak lama kemudian wajah Harry menjadi sedih dan menunduk. Melody hanya tersenyum melihatnya. Lalu menatap mata indah nya itu.
"Harry, ada apa?" tanya nya lembut dan memegang pundak Harry. Harry kembali mengangkat tangan nya dan tersenyum.
"Tidak, bukan apa apa" kata nya dan tersenyum—terpaksa.
Harry harus membayar mahal untuk kesenangan sesaat itu. Karena baik Dudley maupun pagar nya sama sekali tak bercacat, Bibi Petunia tahu dia tidak benar benar menyihir. Tetapi Harry tetap harus menunduk menghindar ketika Bibi Petunia mengayunkan wajan ber sabun ke kepala nya. Kemudian Bibi Petunia menyuruh nya bekerja, dengan ancaman dia tidak akan di beri makan sampai pekerjaan nya selesai. Sementara Dudley ber malas-malasan menontonnya sambil makan es krim, Harry membersihkan jendela, mencuci mobil, memotong rumput, merapikan petak petak bunga, menggunting dan menyirami mawar, dan mengecat ulang bangku kebun.
Matahari bersinar terik sekali, membakar tengkuk nya. Harry tau seharusnya tidak terpancing ledekan Dudley, tetapi Dudley mengatakan hal yang persis sedang Harry pikirkan, mungkin dia tak punya teman di Hogwarts—mungkin Melody hanya berpura pura menjadi teman nya.
"Ku rasa kau harus pulang" kata Harry.
Melody yang terkejut segera melototi Harry. Dia tidak mengerti maksud Harry. Padahal Melody baru sampai, kenapa malah langsung di suruh pulang.
"Kenapa? Aku baru saja sampai. Bahkan belum ada setengah jam aku disini!" protes Melody tidak terima.
"Kalau begitu, kau harus mau membantu ku membersihkan rumah ini" kata Harry malas karena dia pasti tau Melody akan menolaknya. Mana ada seorang putri seperti Melody mau mengerjakan pekerjaan babu seperti ini.
"Tentu aku mau! Yang mana yang harus ku bersihkan??" tanya Melody tiba tiba yang pasti tidak di tebak oleh Harry. Melody mau membantu nya?
"Iya! Aku mau membantu mu!" kata Melody sekali lagi, dia membaca apa yang di pikirkan Harry saat ini.
***
Pada akhirnya Harry dan Melody berada di kebun bunga menebarkan pupuk. Bibi Petunia tampak terkejut saat melihat kedatangan Melody. Tetapi ia mencoba agar tetap tegas dan tetap menyuruh mereka membersihkan kebun bunga. Melody dengan senang hati menerima nya.
Sayang sekali mereka tak bisa melihat Harry Potter sekarang, pikir nya jengkel, sementara dia menebarkan pupuk kandang di kebun bunga. Punggung nya sakit, keringan bercucuran di wajah nya.
Sudah pukul setengah delapan malam ketika akhirnya kelelahan, mereka mendengar Bibi Petunia memanggil mereka.
"Masuk! Dan berjalan di atas koran!"
Melody yang tidak mengerti apa maksud dari perkataan Bibi Petunia hanya mengikuti Harry.
Harry masuk dengan senang ke dapur yang mengilap. Di atas lemari sudah siap puding untung malam ini, di hiasi seonggok krim dan violet berlapis gula—untuk kedatangan Mr dan Mrs Mason malam ini. Dan ada daging panggang berdesis di dalam oven.
"Makan cepat! Mr dan Mrs Mason sebentar lagi datang!" kata Bibi Petunia galak, bahkan tidak menganggap Melody ada. Bibi Petunia menunjuk dua iris roti dan segumpal kecil keju di atas meja dapur.
Bibi Petunia sudah memakai gaun malam berwarna merah jambu salem. Harry dan Melody mencuci tangan dan segera menghabiskan makan malam nya yang tergenaskan—kecuali Melody. Ia tak makan karena merasa kasihan, hanya dua iris roti. Padahal kalau di Hogwarts, mereka bisa makan apa yang mereka mau sebanyak banyak nya.
Begitu ia selesai, Bibi Petunia langsung menyingkir kan piring nya, "Naik! Cepat!"
Ketika melewati pintu ruang duduk, sekilas Harry dan Melody melihat Paman Vernon dan Dudley memakai jas dan dasi kupu kupu.
Baru saja mereka tiba di atas tangga, bel pintu berdering dan wajah marah Paman Vernon muncul di kaki tangga. "Ingat—suara sekecil apa pun.. Dan bawa teman mu"
Harry dan Melody berjingkat menuju kamar Harry, menyelinap masuk, menutup pintu. Harry berbalik untuk menghempaskan diri ke atas tempat tidur nya. Melody juga berbalik menuju jendela kamar Harry, berencana keluar lewat jendela untuk pulang.
Celakanya, sudah ada yang duduk di atas tempat tidur Harry.
Melody terkejut dan menutup mulut nya sendiri dengan tangan nya agar tidak menjerit. Harry juga berhasil tidak menjerit, tetapi nyaris saja.
Makhluk kecil di atas tempat tidur itu bertelinga besar seperti kelelawar dan bermata hijau menonjol sebesar bola tenis.
Ketika Harry dan Melody sedang menatap makhluk kecil tersebut, mereka mendengar suara Dudley dari ruang depan. "Boleh ku simpan mantel Anda, Mr dan Mrs Mason?"
Makhluk itu meluncur turun dari tempat tidur dan membungkuk rendah sekali sehingga ujung hidung nya yang panjang dan kurus menyentuh karpet. Harry memperhatikan makhluk itu memakai sesuatu yang kelihatan nya seperti sarung bantal usang, dengan robekan untuk lubang lengan dan kaki.
"Dobby!" sapa Melody bingung.
"Eh—halo" kata Harry gugup.
"Harry Potter! Melody Frank!" kata makhluk itu, dengan suara melengking yang Harry dan Melody yakin pasti terdengar sampai ke bawah tangga.
"Sudah lama Dobby ingin bertemu anda, sir.. Sungguh kehormatan besar. Dan untuk Miss Melody, kits bertemu lagi setelah waktu yang panjang, Miss"
"Te—terima kasih," kata Harry merayap sepanjang dinding dan terenyak di kursi nya, di sebelah Hedwig, yang sedang tidur dalam sangkar nya yang besar.
"Dobby! Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Melody berbisik dan mendekati dan menatap tajam Dobby. Dobby adalah peri rumah keluarga Malfoy. Dulu Melody sangat sering bermain dengan Malfoy dan Dobby. Atau Malfoy sering bermain dengan Dobby berdua jika tidak ada Melody.
"Dobby hanya ingin menyampai kan suatu berita, Miss" jawab Dobby menatap Melody dan kembali menatap Harry yang bingung kepada Dobby. Kenapa Melody mengenal Dobby—maksud nya, kan dunia sihir luas. Bagaimana bisa Melody mengetahui Dobby yang dia saja masih bingung makhluk apa Dobby.
Harry ingin bertanya, "Kau ini apa?" tetapi rasa nya tidak sopan, maka sebagai ganti nya dia bertanya, "Kau siapa?"
"Dobby, Sir. Cukup Dobby saja. Dobby si peri rumah" jawab mahkluk itu.
"Oh—begitu?" kata Harry. "Eh—bukannya aku mengusir atau apa, tapi—ini bukan saat yang baik bagi ku untuk menerima peri rumah di kamar ku."
Tawa Bibi Petunia yang melengking di buat buat terdengar dari ruang tamu. Peri itu menunduk lesu.
"Bukannya aku tidak senang bertemu kau," kata Harry cepat cepat.
"Sudah lah Dobby. Jika kabar yang akan kau sampai kan tidak penting, sebaiknya kau pergi. Maksudku, ini bukan waktu yang tepat" kata Melody cepat dengan suara yang pelan. Mendesak agar Dobby pergi, supaya suara mereka tidak terdengar dan Harry tidak akan berada dalam masalah.
Jangan lupa tinggalkan jejak dalam membaca yah. Kesenangan kalian adalah semangat untuk melanjutkan cerita! Sayang kalian banyak banyak ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Accio (hiat)
FanficTahun kedua Melody, Harry, Hermione, dan Ron di Hogwarts. Baca cerita "Lumos" dulu baru cerita yang ini. Baca dulu cerita yang pertama, Lumos