Secuil Cerita di Hari Minggu

11 1 0
                                    


Hari minggu adalah hari dimana semua orang memilih untuk bangun lebih siang daripada hari biasanya. Begitu pula yang dilakukan oleh gadis berdarah sunda yang kembali bergelung dengan kasur dan selimut bergambar sapinya setelah sholat subuh tadi, dan berniat bangun agak siang. Namun sepertinya rencana gadis tidak berjalan sesuai rencana karena bel unitnya yang berbunyi dengan tidak sabaran.

Dengan berat hati, gadis penyuka makanan pedas itu turun dari singgasananya. Menyeret kakinya malas dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka, gadis itu membuka pintu unitnya tanpa mencek siapa orang yang telah menekan bel unitnya dengan bar-bar.

Sakala, orang yang baru saja membunyikan bel unit Caca tersenyum saat melihat gadis itu membuka pintu unitnya. Rambut acak-acakan dan mata terpejam menjadi pertanda jika gadis ini tadi tengah tertidur.

"Cepet siap-siap," ucap Sakala masuk ke unit Caca tanpa menunggu gadis itu mempersilahkannya masuk, kemudian menutup pintu berwarna coklat itu. Sedangkan sang pemilik unit malah kembali masuk ke kamarnya tanpa menjawab ucapan Sakala.

"Ngapain sih lo ngajakin gue buat lari pagi Ka? Padahal niatnya gue tuh pengen tidur sampe siang. Kapan lagi coba bisa tidur sampe siang kalo bukan hari minggu? Saka mah jahat," gerutu Caca kesekian kalinya sejak mereka meninggalkan bangunan tempat tinggal mereka 10 menit lalu. "Biasanya juga lo kalo mau jogging tuh pergi sendiri atau janjian sama temen-temen lo," tambah Caca masih memprotes Sakala yang menurutnya telah mengganggu acara tidurnya.

Sedangkan pria yang diomeli, masih fokus memperhatikan jalanan di depannya. Sesekali matanya melirik entinitas disampingnya, dan tersenyum memperhatikan raut wajah yang dibuat oleh gadis itu. Sakala sangat suka melihat ekpresi yang dibuat oleh gadis berdarah sunda itu saat sedang kesal atau menggerutu seperti ini. Sakala menghentikan laju mobilnya saat lampu lalu lintas berubah menjadi merah kemudian mengalihkan atensinya pada Caca yang masih mencebik kesal.

"Gue pengen ngabisin waktu sama lo. Kita jarang ngabisin waktu bareng karena sibuk kerja. Jadi hari ini gue ngajak lo jogging buat qtime," ucap Sakala mengusak rambut Caca dengan sebelah tangannya, membuat kedua pipi gadis itu memerah bak kepiting rebus lalu mengalihkan atensinya pada pemandangan di luar mobil. Membuat Sakala tersenyum gemas melihat tingkah tetangganya yang tengah malu itu.

-oOo-

Setelah 15 menit melajukan mobilnya, akhirnya mereka tiba di taman kota yang biasa digunakan oleh orang-orang untuk jogging atau sekedar berjalan santai bahkan ada juga yang jauh-jauh datang hanya sekedar mencari sarapan. Setelah memastikan mobilnya terkunci dengan benar, Sakala dan Caca berjalan berdampingan di sepanjang track jogging yang ada di taman itu.

"Katanya mau jogging, tapi kok malah jalan santai?" tanya Caca setelah 5 menit mereka berjalan di jogging track. "Kalo mau jogging, jogging aja. Gue nanti ngikutin sambil jalan santai. Nanti kalo udah selesai kita nyari sarapan," lanjut gadis itu membuat Sakala menghentikan langkahnya yang otomatis membuat langkah Caca juga terhenti.

"Oke, gue jogging dulu ya. Palingan juga 10 putaran. Nanti kalo emang lo capek jalan istirahat di warung bubur mang Asep ya," ujar Sakala menyerahkan handphone, dompet dan kunci mobilnya pada Caca sebelum ia meninggalkan sang tetangga untuk jogging.

-oOo-

Sakala dan Caca kini tengah duduk di kedai bubur langganan mereka. Setelah Sakala menyelesaikan 10 putaran joggingnya, keduanya langsung bergegas untuk pergi mencari sarapan. Tak butuh waktu lama, pesanan keduanya pun datang.

"Jangan banyak-banyak," ujar Sakala memperingatkan Caca yang tengah menyendokkan sambal pada buburnya.

"Iya, enggak banyak-banyak. 2 sendok aja udah," jawab gadis itu mengerucutkan bibirnya.

"Gue gak mau lo sakit. Lo belum makan apapun, jadi jangan langsung makan yang pedes-pedes," jelas Sakala kembali mengusak rambut Caca membuat sang empu kesal diikuti rona merah di kedua pipinya.

"U...udah cepet makannya," ujar Caca salah tingkah karena perlakuan manis Sakala.

"Ca, bubur lo," ucap Sakala membuat netra coklat itu beralih pada buburnya.

"Sakaaaa, bubur gue. Ini gara-gara lo ah dari tadi manis-manisin gue terus, jadi guenya salting terus gak sengaja ngaduk bubur gue. Gak mau tau ah gue mau pesen bubur yang baru. Ini lo aja yang makan," rengek gadis itu menyerahkan mangkuk buburnya ke hadapan Sakala sebelum beranjak dari duduknya untuk memesan bubur yang baru.

Sakala, pria itu hanya tersenyum dengan tingkah gadis tetangganya. Caca tidak pernah gagal membuat Sakala tersenyum dengan tingkah-tingkah uniknya, dan dia sangat bersyukur karena gadis itu hadir dalam hidupnya.

'Semoga lo emang yang terakhir Ca,' batin Sakala menarik kedua sudut bibirnya keatas saat Caca telah kembali duduk di hadapannya dengan semangkuk bubur baru. 



Kalo berkenan bolehlah minta pendapat tentang ceritanya ya. 😁😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Widobo's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang