18 juni, iya tepatnya ditanggal itu kita dipertemukan tanpa alasan. Dan sampai saat ini aku masih bertanya tanya kenapa kita dipertemukan kalau pada akhirnya kita dipisahkan juga tanpa alasan. Yang dulu nya berterimakasih karna dipertemukan tapi sekarang berlomba lomba menunjukan siapa yg lebih dulu melupakan. Aku pikir kita akan terus bersama sama tapi kenyataan nya semesta tidak mendukung buat kita bersama. Kalau aku tau ujungnya seperti ini, aku akan minta pada tuhan agar kita tidak pernah dipertemukan. Tepatnya satu tahun yang lalu, kamu datang kepadaku. Kamu yang belum pernah aku temuin sebelumnya, datang di saat aku hampir tenggelam, nyatanya kamu meninggalkan aku tepatnya ditengah lautan. Lalu kamu membiarkan aku terombang ambing tanpa pegangan. Salah aku juga, aku menganggap kamu rumah, padahal aku tau kalau kamu hanya ramah.
Perihal rumah yg telah lama aku bangun dan cerita yg kurangkai dengan sebaik-baiknya perlahan hancur. Entah aku yg bodoh atau kamu yg tidak punya hati entahlah, rasa kecewa ku dalam sekali. Aku takut memulai dari awal lagi, takut membuka hati lagi, ketakutan itu selalu muncul. Kecewa, sulit sekali menerima kenyataan bahwa aku tidak bersamanya lagi. Hari itu dunia ku serasa runtuh, aku tidak tau harus berbuat apa, yang kulakukan saat itu selain menangis aku menyesali semua yang terjadi, berhari hari aku mengurung diri, bahkan aku tidak mau bertemu siapa pun itu.
Sampai hari ini pun rasa sakit itu masih ada, aku berasa hancur, sakit rasanya, kehilangan seseorang yang kita sayang . Kamu pernah menjadi seseorang yg penting dalam hidupku, sampai pada akhirnya aku menjadi asing di kehidupan mu. Dua orang yg dipertemukan semesta tapi tidak untuk dipersatukan.Kamu tau? Aku masih menunggu mu, menunggu itu adalah hal yang menyebalkan, tapi masih tetep aku lakukan cuma karna menunggu kabar dari mu. Aku tau kamu tidak menginginkan ku lagi. Kamu mengajarkan ku arti menunggu tanpa balasan apapun, mungkin aku tidak pantas mendapatkan balasan itu, bodohnya aku masih saja menunggu balasan itu, meskipun sekedar "hai apa kabar?" Percayalah, aku selalu rindu terhadap kenangan itu, kadang aku sempat berfikir untuk menghubungimu tapi aku sadar, kamu sudah tidak menginginkan ku lagi.
Aku berulang kali menolak rasa rindu ini tapi aku gagal nama mu masih tersimpan di hati ini. Aku tau ini berlebihan, tapi aku rindu. Andai waktu bisa di putar kembali aku akan mengatakan "waktu aku mohon bergerak mundurlah, aku mau mengulang dimana aku masih bersama dia" tapi itu semua andai andai masa lalu yang tidak bisa kembali.
Rindu sekali, rindu dia yang selalu mengingatkan ku tentang tugas yg harus aku kerjakan, rindu perhatian nya, rindu kenangan nya yg terlalu banyak sehingga aku sulit melupakan itu semua.
Hampir setiap pagi aku menunggu pesan singkat darinya, padahal aku tahu tidak ada pesan lagi dari nya, tapi tetap saja aku selalu membuka ponsel dan melihat kontak nya, yang aku dapati hanyalah online nya saja dan isi percakapan lama. Aku ingin merasakan suasana dimana dia yang minta dibangunin pagi itu, dan menyuruh nya mandi lalu berangkat kerja. Sederhana tapi sulit sekali rasanya menghapus kenangan itu.Pada saat itu juga aku harus menghapus semua harapaanku, meski itu adalah doa doa hati kecil ku sejak lama, perasaan yang harus aku sudahin meski itu adalah sebuah ketulusan. Andai aja kamu tau bahwa disini, aku masih merindukanmu dengan segala perasaan ku yg masih utuh, jujur aku masih belum siap dengan yang namanya "perpisahan"tapi kamu telah melakukan itu sebelum aku memiliki "persiapan". Aku membenci perpisahan.
Percayalah aku pernah melewati malam dengan penuh tangisan berharap kamu kembali, perasaan ku yg belum sanggup buat melepaskan kepergianmu, kenangan yg membekas dan perasaan sayang yg masih sama, tapi kamu gak pernah kembali lagi dan saat itu kamu membuat ku menjadi terbiasa tanpa adanya kamu.
Dulu aku sangat mencintaimu, yg menantimu dengan sabar yg memperjuangkanmu dengan hebat sungguh kamu tidak mudah aku lupakan.Dia mungkin bukan lelaki yang baik tapi dia yang selalu aku banggakan didepan semua teman teman ku dan bahkan keluarga ku. Aku ingin selalu bersamanya. Bodoh, iya aku tau ini hal paling bodoh.
Aku menggantungkan kebahagian padanya, Dan aku menaruh seluruh hati ku terhadapnya. Dia yang selalu aku cari ketika aku ingin berbagi cerita. Dan sampai suatu hari dia pergi, dan sekarang aku menyadari bahwa waktu bisa merubah siapa saja dan seseorang yang sangat kita sayangi bisa pergi begitu saja. Jika pergi itu yg terbaik aku akan belajar menerima nya, seperti aku menerima kamu dulu.Kepergianmu tidak pernah aku sesalkan dan meninggalkan ku tanpa pesan, jika pergi itu yg terbaik aku akan belajar menerima nya, seperti aku menerima kamu dulu. Terimakasih kuucapkan sekali lagi atas segala luka yang kamu berikan, ternyata benar menitipkan harapan pada selain Allah, yg akhirnya akan menelan kepahitan kekecewaan. Sepahit apapun luka pasti akan tergantikan oleh kebahagian, seiringnya waktu berjalan, aku hanya perlu menunggu bukan berati berdiam diri. Tapi, mempersiapkan diri untuk menjadi seseorang yang pantas untuk dicintai oleh dia yang juga pantas aku cintai.
Dan aku berusaha berdamai dengan ketetapannya. Seburuk apapun kenyataan nya haruslah di syukuri dan diterima dengan lapang dada, baiknya ikhlas kan kepergian nya karna Allah semata, insyaallah akan Allah hadirkan seseorang yang lebih baik dari sebelumnya.
Emang bener, mengikhlaskan memang tidak mudah, tidak seperti membalikan telapak tangan. Mengikhlaskan dan melepaskan suatu bentuk prosesnya penerimaan. Mengikhlaskan butuh perjuangan dan penuh pengorbanan, sejauh mana kita bisa menerima, dititik itulah kamu bisa mulai mengikhlaskan.
Mungkin ini adalah ketetapan Allah yg terbaik untuk aku, aku banyak belajar untuk menjadi orang yg sabar, orang yg paling ikhlas dan banyak hal yg aku syukuri selepas badai itu menghampiri. Aku selalu melangitkan harapan itu kepadanya. Apa pun yg terjadi dibalik itu semua, Allah sudah merencanakan sesuatu yg terbaik
Hidup itu pilihan, seperti ini aku memilih berdamai dengan masa lalu, dan tidak ada gunanya terus terusan meratapi semua yg sudah berlalu. Yang hilang dan pergi pasti akan tergantikan dengan yg lebih baik, aku percaya ketetapannya adalah yg terbaik.Pernah menjadi bagianmu itu sudah lebih dari cukup. Terimakasih atas bahagia yg kamu berikan. Sejak saat itu, aku berusaha membiasakan diri untuk tidak mengingat hal apa saja yg kita lakukan, aku berusaha mengikhlaskan sebuah kepergian dan belajar melepaskan tanpa ada beban, dan aku belajar menjadi seorang manusia yg menerima ketetapan yg telah tuhan gariskan. Terimakasih pernah ada untukku walau hanya dengan waktu yang singkat.
Terimakasih semesta, karna sudah mempertemukan ku padanya, kita pernah saling menyayangi, sebelum mengakhiri semuanya, semesta, aku sayang dia. Siapa pun yg bersama dia sekarang dan kemana pun langkahnya restui dia, aku mau dia bahagia walaupun kebahagian nya bukan aku.
16 oktober 2020
YOU ARE READING
bulan juni
RomanceSetiap malam aku berdoa kepada tuhan aku ingin semua waktu yg pernah kita lewati bersama di ulang kembali aku ingin mengulang pertemuan singkat itu, kisahnya yg begitu singkat tapi rindunya kuat merekat