Seseorang sedang menatap jendela sekolah dengan sendu, seperti orang yang sedang banyak pikiran, dia menatap keluar jendela melihat orang-orang yang sangat bersemangat men-dribble bola basket itu.
"Rey," guru yang sedang menerangkan pelajaran sejak tadi memanggil seseorang yang sejak tadi pula hanya memandangi luar jendela yang ternyata namanya ada Rey.
"Iya pak," Jawaban Rey dengan lemas seperti orang yang belum makan 3 hari. Itulah Rey, seseorang yang tak pernah bersemangat menjalani hidupnya, bahkan dia punya prinsip "buat apa menjalani hidup, klau hanya jadi bahan bullyan."
"Rey, sekarang maju kedepan, kerjakan soal ini," perintah pak Guru
"Hmmm," dehem Rey, sebenarnya ia sangat malas untuk maju ke depan, tapi karna perintah dari guru, dengan terpaksa dia maju kedepan.
Sebelum sampai di papan tulis, kejadian yang sebenarnya sudah Rey prediksi, benar-benar terjadi. Rey di jegal oleh temannya yang duduk di barisan nomor dua di depannya, yang menyebabkan ia tersungkur kedepan.
Saat Rey terjatuh semua yang berada didalam kelas pun tertawa, kecuali sang guru, yang hanya memasang wajah datarnya. Tidak ada yang membela, bahkan menolongnya untuk bangun."Diam semuanya!" Amarah pak guru sukses membuat seisi kelas terdiam, guru yang satu ini emang terkenal killer di sekolah, bahkan desas-desusnya, dia merupakan mantan preman terkenal di kota ini, saat Rey mendengar rumor itu, dia pun tidak kaget, namanya juga sampah pasti gurunya juga sampah, itu yang ada dipikiran Rey.
Rey pun berdiri dan langsung mengerjakan soal yang diberikan guru di papan tulis, tidak butuh waktu lama semua soal itu dikerjakan Rey dengan perfect.
"Bagus Rey, kamu memang anak yang pintar," pujian dari pak guru kepada Rey, "Sekarang, kamu bisa duduk ke bangkumu lagi." Lanjut pak guru mempersilahkan Rey kembali.
Rey hanya menyunggingkan bibirnya agar tersenyum, dia sebenarnya tidak bangga sama sekali dengan kepintarannya, karena baginya percuma kalau hanya kepintaran yang ia punya, tidak akan bisa menghadapi kerasnya dunia.
Seperti sekarang ini, semua mata melototi Rey yang sedang berjalan kearah bangkunya. Semua orang yang bersekolah disini memang tidak suka jika ada orang yang pintar dalam pelajaran.Setelah Rey duduk dibangkunya, dia langsung meletakkan kepalanya diatas meja agar bisa tertidur, daripada mendengarkan dan meladeni bacotan dari anak-anak berandalan di kelas nya.
Rey terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara yang begitu keras dari arah pintu dan benar saja, para preman-preman kelas sebelah yang menendang pintu itu sampai lepas, lagi dan lagi mereka memalak anak kelas-kelas lain, tapi kali ini berbeda, anak-anak sekelas Rey mencoba untuk melawan mereka, hingga pecahlah perang antar 2 kelas itu, mereka semua bertarung sangat sengit, saling adu pukul, bahkan kursi dan meja ikut bertebangan, kaca-kacapun dipecahkan, benar-benar kacau kelas yang ditempati Rey saat ini, mungkin hanya Rey yang tidak terlibat dalam tawuran ini, dia hanya di bangkunya sambil mendengarkan lagu kesukaannya dengan earphone ditelinganya, sebelum akhirnya ada seorang preman kelas sebelah yang mendatangi Rey.
"Hei, baji***n! Berani-berani nya kamu enak-enakan disini ya!!" teriak salah satu preman kelas sebelah.
Rey pun acuh terhadap teriakan nya, bukannya ia tidak takut dengan preman itu, tapi hanya saja ia sudah terbiasa dipukuli.
Sikap Rey tersebut membuat preman kelas sebelah itu naik pitam dan langsung mencengkram kerah Rey, membuat dia langsung berdiri dari bangkunya.
Tanpa pikir panjang preman kelas sebelah itu menghantam kepala Rey dengan pukulan yang begitu keras membuat ia sempoyongan dan langsung tergeletak di lantai, Rey memegangi kepalanya yang berdarah.
Akan ku bunuh kau suatu saat nanti.- ucap Rey dalam hati
Dia sangat benci pada SMP sampah yang ia tempati saat ini, juga para murid-murid nya, dan yang paling ia benci adalah dirinya sendiri yang lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight together
ActionRey, siswa smp yang sering dibully, tidak hanya teman sekolahnya, tapi juga murid dari sekolah lain, tidak hanya Rey, tapi juga eline, sahabatnya Rey, mereka berdua menjalani masa smp pembullyan hingga membuat tragedi itu terjadi