~CASEY~
Tiga bulan kemudian...
Aku sedang sibuk menulis sesuatu pada buku catatanku. Kemudian, aku terkejut oleh suara pintu ruangan Will yang terbuka secara tiba-tiba. Lalu, aku melihat Will berjalan tergopoh-gopoh ke arahku. Wajahnya terlihat panik. Dan aku tahu hal apa yang membuatnya panik seperti itu. Will semakin dekat ke arah mejaku. Lalu, aku mengeluarkan sesuatu dari dalam tasku.
"Casey, apa kau melihat...", Will menghentikan ucapannya saat melihatku mengulurkan sebuah map ke arahnya. Will tersenyum senang padaku.
"Ya. Aku melihatnya.", jawabku mendahului dia menyelesaikan pertanyaannya.
Will menerima map yang kuulurkan padanya.
"Bagaimana kau tahu bahwa aku sedang mencari map ini?", tanyanya padaku.
Aku menatap jengah ke arahnya.
"Aku tahu karena lagi-lagi kau melupakan dokumen kontrak yang sudah kau tandatangani bersama klien di Manhattan tadi. Untung saja, aku melihatnya. Jadi, aku yang membawanya ke kantor.", jawabku.
Will tersenyum malu padaku.
"Kau memang yang terbaik, Casey. You're really my best girlfriend.", ucapnya senang.
Hatiku menghangat setiap kali Will mengucapkan kalimat itu. Sekarang, dia tidak lagi menyebutku sebagai sahabat terbaiknya, melainkan kekasih terbaiknya.
Kemudian, Will membungkukkan tubuhnya ke depan mendekat ke arahku yang sedang duduk di balik meja kerjaku. Lalu, dia mencium bibirku. Dia melumat bibirku sekilas lalu melepaskan ciuman kami.
"Will, jangan menciumku sembarangan. Bagaimana jika ada karyawan lain yang melihat?", kataku senang sekaligus kesal.
"Biarkan saja. Semua orang di kantor ini sudah tahu bahwa kau adalah kekasihku.", balasnya santai.
"Memang benar. Tapi, sangat tidak etis jika kita bermesraan di dalam kantor, Will. Apalagi, ini masih jam kerja."
"Aku tidak peduli. Jika aku ingin menciummu, maka aku akan menciummu saat itu juga.", ucapnya keras kepala.
Aku menghembuskan napas lelah. Aku selalu kalah jika berdebat dengannya. Will sangat keras kepala dan kekeuh dengan pendapatnya.
"Terserah apa katamu. Sekarang, kembalilah ke ruanganmu. Aku sibuk.", kataku padanya.
Will cemberut.
"Kau mengusirku?"
"Ya. Aku mengusirmu. Karena jika kau terus berada di sini, aku tidak bisa melanjutkan pekerjaanku."
"Baiklah... baiklah. Kau ini menyebalkan sekali. Padahal, aku ingin bermesraan sebentar denganmu. Tapi, kau malah mengusirku.", ucapnya dengan nada bicara yang dibuat-buat merajuk.
Aku menatap malas ke arahnya.
Setelah itu, Will berjalan menjauh dari mejaku. Namun, ketika dia baru berjalan tiga langkah, dia berbalik lagi.
"Oh ya, Casey. Setelah pulang kerja nanti, aku ingin mengajakmu makan malam.", Will bertanya padaku.
Aku mengangguk.
"Ya, tentu.", jawabku.
Memang sejak kami menjadi sepasang kekasih, Will melarangku membawa mobil sendiri. Dia bersikeras menjemputku setiap hari agar kami bisa berangkat dan pulang kantor bersama.
"Bagus.", jawabnya. "Kalau begitu, aku akan kembali ke ruanganku.", katanya riang.
Aku tersenyum menatap Will yang bersiul senang saat berjalan menuju ke ruangannya. Aku tidak menyangka bahwa Will akan bersikap manis dan romantis seperti ini padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Best (Girl)Friend
RomanceCasey Montgomery dan William Harrison bersahabat sejak kecil. Suatu saat, Casey sadar bahwa dia menyukai Will. Tapi, tidak dengan Will. Will hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat. Tidak lebih. Apakah Casey akan berusaha membuat Will jatuh cint...