Part 20 : Ketahuan

25 6 0
                                    

Joyce POV
Hari ini hari libur. Aku berniat untuk ke pemakaman Tiara. Karena kesibukanku membuatku sudah lama tidak berkunjung ke pemakannya Tiara dan juga aku ingin menceritakan kepadanya semua. Yah, aku tau pasti dia tidak akan mendengar. Tapi, entah kenapa aku berniat ingin menceritakan kepadanya. Aku ingin mengajak mama, tapi mama sedang berada di luar negri karena ada pagelaran fashion show dan desainan mama masuk ke dalam nominasi.

Aku pun diantar supir ke pemakaman Tiara. Aku juga mampir ke toko bunga. Sesampainya, aku menyuruh supirku untuk pulang dulu dan nanti jika aku sudah pulang aku akan meneleponnya. Karna ku pikir, aku akan sangat lama disini. Ini juga hari libur dan aku dirumah juga tidak melakukan pekerjaan apa-apa. Jadi yah bosan juga kan?

...

Aku berlutut disamping makam Tiara sambil meletakkan bunga yang tadi ku beli ke atas makam Tiara.

“Tiara.. aku Joyce. Aku datang Tiara. Maaf aku sudah lama tidak mengunjungimu. Aku kangen banget sama kamu. Aku pengen banget bisa bersama kamu lagi, bermain bersama-sama seperti dulu, menghabiskan waktu bersama. Ini sudah hampir 5 tahun kepergianmu. Aku ingin cerita kalau aku punya teman-teman yang baik, yang sayang padaku. Ada Gia, Allyn, Mimi, dan ketiga pria ini pasti kamu tau. Roy, Jackson, dan Karry. Mereka sangat baik padaku. Jadi, kamu jangan khawatir, aku disini baik-baik aja. Aku kangen dengan semua ceritamu. Cerita tentang kisah hidupmu dengan Karry... Aku datang kesini juga karna ingin memberitahumu kalau aku kini telah dekat dengan Karry..” ucapku menjeda perkataanku dan tersenyum pahit.

Mataku mulai berkaca-kaca. Aku menahan air mataku.

“Aku perlahan sudah hampir mewujudkan keinginanmu.. aku..” ucapku lagi menjeda perkataanku kemudian mengulas senyuman tipis.

Seketika jantungku berdegup kencang, entah karena apa. Aku kemudian melanjutkan perkataanku.

“Aku... Sepertinya... Menyukai Karry” ucapku sambil tersenyum malu.

“Aku merasakan nyaman berada didekatnya.. dan kamu harus tau Tia, kalau aku dengan Karry kini satu kelompok dan kelompok ini akan digunakan sampai skripsiku selesai. Makasih Tia, karena kamu.. aku jadi mengenal Karry” ucapku dan air mataku jatuh membasahi pipiku.

“Makasih udah mempercayaiku untuk menjaganya. Tapi..” ucapku menjeda perkataanku lagi.

Aku memasang raut khawatir. “Aku tidak tahu.. apakah.. dia akan merasakan hal yang sama..” ucapku sambil tersenyum pahit. Air mataku masih menetes.

“Ekhem..” deheman berat seseorang.

Seseorang itu laki-laki. Aku tersentak kaget. Aku menolehkan kepalaku ke belakang. Aku mendapati seseorang berpostur tinggi dengan memakai pakaian serba hitam, sweater Hoodie hitam dan celana panjang hitam.

Tangannya memegang beberapa tangkai bunga. Aku membulatkan mataku kaget. Aku kemudian menghapus air mataku dan berdiri.

Aku terkejut dengan orang yang berada dihadapanku saat ini. Jantungku berdegup tak menentu. Aku berharap agar dia tidak mendengar perkataanku tadi.

Semoga..

...

Karry POV
Hari ini hari libur. Aku menyempatkan diri untuk pergi ke tempat pemakaman Tiara. Jujur aku kangen.

Sesampainya aku disana. Aku mencari pemakaman Tiara. Aku menemukannya. Aku melihat ada seseorang yang tengah duduk disamping pemakaman Tiara. Seorang perempuan berpakaian serba hitam. Aku berjalan mendekat ke arahnya, tak begitu dekat. Aku melangkah dengan sangat pelan agar orang itu tidak mengetahui keberadaanku. Aku mendengar suaranya. Dia sedang berbicara.

Suaranya sangatku kenali. Seperti tak asing bagiku. Suara itu sama seperti suara yang berada di telepon waktu itu. Suara yang sempatku duga adalah suara Joyce.

“Aku perlahan sudah hampir mewujudkan keinginanmu.. aku..” ucapnya menjeda perkataanya.

Aku mendengar percakapannya. Aku semakin mempertajam pendengaranku.

“Aku... Sepertinya... Menyukai Karry”

Mataku membulat kaget mendengar namaku disebut olehnya.

Menyukaiku?
Siapa dia?

“Aku merasakan nyaman berada didekatnya.. dan kamu harus tau Tia, kalau aku dengan Karry kini satu kelompok dan kelompok ini akan digunakan sampai skripsiku selesai. Makasih Tia, karena kamu.. aku jadi mengenal Karry” ucapnya lagi

Aku lagi-lagi terkejut mendengar perkataan nya.

Ga salah lagi, pasti dia Joyce
Siapa lagi yang sekelompok denganku. Hanya Joyce, yah karena kelompoknya hanya berdua.

“Makasih udah mempercayaiku untuk menjaganya. Tapi.. Aku tidak tahu.. apakah.. dia akan merasakan hal yang sama..” ucapnya lagi

Aku semakin penasaran. Aku percaya pasti dia Joyce. Aku kemudian berdehem sehingga membuatnya menoleh ke arahku. Mataku membulat kaget. Ternyata orang yang ku duga benar. Dia benar Joyce.

Apa dia benar dengan ucapannya?

...

Author POV
“K..karry” sapa Joyce gugup. Ia seakan tidak sanggup untuk menatap Karry. Ia takut jika Karry mendengarkan perkataanya tadi.

“Kenapa kau bisa ada disini?” tanya Karry bingung.

Karry kemudian meletakkan bunga yang dia pegang tadi ke atas tanah kuburan sambil tersenyum manis.

“Semoga tenang disana” ucap Karry kepada makamnya. Karry sebenarnya ingin mengobrol banyak hal dengan makam Tiara. Tapi karna ada Joyce dan dia juga penasaran hubungan Joyce dengan Tiara apa. Karry kemudian menggenggam tangan Joyce dan menariknya menuju kursi panjang yang berada di depan tempat pemakaman ini. Ia melepaskan genggamannya setelah itu. Ia kemudian mendudukkan dirinya dikursi itu dengan Joyce yang masih tetap berdiri. Joyce menundukkan kepalanya dalam. Ia tak berani menatap Karry.

“Duduk!” perintah Karry pelan. Joyce langsung menolehkan kepalanya ke arah Karry dan setelah itu mendudukkan dirinya tepat di samping Karry. Ia kembali menundukkan kepalanya dalam. Ia gemetar. Ia merapatkan kedua tangannya gemetar. Ia gugup.

Karry kemudian memiringkan kepalanya dan memegang dagu Joyce untuk menolehkan kepala Joyce ke arahnya. Joyce tertegun menatap manik coklat yang dimiliki Karry. Karry menatapnya begitu lekat. Karry tahu Joyce sedang gugup. Karry hanya mengulas senyuman miring.
Kemudian ia berbicara sangat lembut.

“Jujur sama aku, hubungan kau dengan Tiara apa?” ucap Karry masih memegang dagu Joyce.

Joyce tertegun seketika. Kemudian ia melepaskan tangan Karry yang memegang dagunya. Ia menghela nafasnya berat dan meneguk salivanya dalam. Ia menatap Karry serius.

Kemudian ia menceritakan semuanya kepada Karry.  Termasuk wasiat yang diberikan Tiara. Karry awalnya sangat-sangat terkejut. Ia baru mendengar permintaan konyol seperti itu. Tapi tak lama kemudian ia mengulas senyuman miring.

Terima kasih Tiara. Kau benar-benar cinta pertamaku yang sangat baik. Kau telah mempertemukanku dengannya. Bahkan, kau memberikan wasiat yg sangat konyol bagiku tapi aku suka. ~ Batin Karry

Karry juga sangat prihatin akan kehidupan Joyce. Walaupun cerita hidup Karry beda tipis dengan Joyce, tetapi Karry menganggap kalau dia masih lebih beruntung karena masih memiliki orangtua dan masih bisa merasakan kasih sayang mereka walau sedikit. Sedangkan Joyce, sama sekali tidak mengetahui keberadaan orangtuanya sama sekali, bahkan ia tidak tahu apakah orangtuanya masih hidup atau tidak.

~

15-10-20

You're Mine {TAMAT} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang