"Lalu beritahukan padaku. Bagaimana cara untuk mencintai orang lain yang kau maksud itu, Sementara tempat di hatiku telah diisi sepenuhnya dengan namamu," ucap pria berwajah dingin itu.
Musim gugur itu kini telah berlalu.
Membawa begitu banyak kenangan yang tidak akan pernah dia lupakan.
***
Kriing. Kriing.
Suara jam weker memekakkan telinga.
Wei Wuxian menguap malas sembari merentangkan kedua tangannya, dia meraih jam di atas mejanya itu. "Hei, jam! Apa kau tidak bisa membiarkanku tidur lebih lama lagi hah! Tsk, tsk, tsk kau bahkan membangunkanku pagi buta begini," rutuk pria luar biasa manis itu dengan memonyongkan bibir.
"Pagi buta pantatmu! Matahari sudah berada di puncaknya dan kau masih belum bangun. Aku sengaja memasang alarm tepat di telingamu, lihat ini! Kau bahkan tidur seperti orang mati," umpat lelaki tinggi berwajah tampan sekaligus garang itu sambil melempar bantal ke arah pemuda di depannya.
"Aww! Apakah ini sambutan pagimu untuk aku Jiang Cheng! Kalau lan Zhan tau kau memperlakukanku begini, aku tidak yakin kau bisa bernapas besok," Wei Wuxian menunjuk ke arah saudara angkatnya itu dengan memelototkan mata.
Dengan melengos malas Jiang Cheng menyilangkan kedua tangannya di dada. "Kau bahkan masih berani menyebut namanya setelah meninggalkan seperti itu. Tidak tahu malu."
Yang diajak bicara terdiam sejenak dengan memukul pelan bibirnya yang selalu tidak bisa di rem itu."Jika aku dan dia memang ditakdirkan bersama, kuharap kali ini aku yang akan mencintainya lebih." Gumamnya pelan.
Sadar akan pikirannya yang ngelantur, Wei Wuxian buru-buru menggeleng keras lalu memandang ke arah Jiang Cheng dengan tersenyum mesum. "Temani aku mandi dan berganti pakaian, ya? Aku takut." Goda Wei Wuxian dengan melihat ke arah Jiang Cheng yang bergidik ngeri.
"Tidak sudi!" Jiang Cheng segera keluar dari kamar dengan membanting pintu keras-keras dan berakhir dengan suara tawa yang seperti orang kesurupan dari balik pintu.
...
Jalanan kota Yiling terasa panas menyengat.
Jiang Cheng melajukan mobil yang dihadiahkan oleh ayahnya dengan kecepatan sedang.
Pria tsundere itu berkali-kali mendecak dengan segala omong kosong pria di sebelahnya yang memohon agar diijinkan untuk mengemudi.
Ada alasan di balik sebab. Pria bermarga Jiang itu hanya trauma dengan kejadian terakhir kali Wei Wuxian menyetir mobil, pasalnya mereka berdua harus berakhir di rumah sakit. Penyebabnya sudah jelas, itu karena si raja biang onar Wei Wuxian menabrakkan mobilnya pada pagar pembatas jalan dengan alasan yang amat sangat menggelikan, lebih tepatnya untuk menghindari ayam yang lewat katanya. Dia merasa harus menabrakkan mobil karena si induk ayam sedang menggiring anak-anaknya untuk mencari makan, luar biasa bukan sang pahlawan ini? (Puja kerang ajaib untuk Lord Wei Wuxian, ulululuuu.)
Mengingat kejadian itu membuat Jiang Cheng secara tidak sadar bergidik ngeri sambil melihat ke arah pemuda yang tetap asyik mengoceh tentang sejarah manusia purba, menjelaskan ini itu segala macam sampai pada titik terciptanya manusia.
Dua puluh menit kemudian mobil hitam itu sampai di kediaman Jiang.
Semenjak memutuskan untuk pindah dari kediaman keluarga Jiang setahun yang lalu, Wei Wuxian mengontrak rumah di pinggiran kota Yiling. Meski terkesan agak kecil, tetapi rumah itu layak untuk dihuni. Setidaknya sampai dia bisa membeli rumah yang lebih besar nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Of Love [OneShoot]
RomanceKebucinan Lan Wangji yang hakiki. Perjuangan untuk mendapatkan sebuah tempat untuk namanya di hati seseorang yang begitu di cintainya. OneShoot. (SPRING OF LOVE) 2372Word. (ROMANCE,COMEDY,BL)