PAST : Twenty Three.

475 123 11
                                    

Yeeun mengigit bibir bawahnya ketika dokter memukul lututnya menggunakan palu refleks untuk kesekian kali.

“Sakit?” tanya sang dokter yang langsung mendapat gelengan oleh yang ditanyai. Kali ini dokter menaruh palu refleksnya. Salah satu kaki Yeeun yang sebelumnya menggantung di sisi tempat tidur diangkat. Beberapa cubitan diberikan di kaki tersebut hingga ke bagian yang memar.

“Kalau begini sakit?”

Perlahan Yeeun melepaskan gigitan di bibir bawahnya, “Aku bisa ngerasain semua yang bersentuhan dengan kakiku, tapi aku enggak ngerasa sakit.”

Kaki Yeeun kembali diturunkan. Selama beberapa saat dokter itu tampak menimang-nimang sesuatu sebelum kembali ajukan tanya, “Kalau saya minta kamu buat gerakin kaki kamu sekarang, bisa?”

Yeeun kembali beri gelengan kepala sebagai jawaban. Dokter itu menghela napas berat. Kedua kaki Yeeun yang menggantung dinaikan ke atas tempat tidur. Sesaat setelahnya sang dokter memutar tubuh untuk bertemu tatap dengan Deokmi Ajhumma yang sedari tadi berdiri di sisi lain tempat tidur bersama Chan.

Ajhumma, bisa kita bicara sebentar di ruangan saya?”

Deokmi Ajhumma mengangguk dan langsung mengikuti langkah sang dokter yang meninggalkan ruang pemeriksaan usai menyelimuti tubuh bagian bawah Yeeun dan menepuk pundak Chan untuk menemani gadis itu sampai beliau kembali.

Setelah kepergian dokter dan Deokmi Ajhumma, Chan bergerak mendekati Yeeun yang terduduk di atas tempat tidur. Gadis itu terlihat kembali menggigit bibir bawahnya. Kepalanya menunduk lesu dengan tatapan sendu yang terarah pada jari-jemarinya yang memainkan kutikula di kedua ibu jarinya. Chan yang menyadari bahwa gadis itu sedang dilanda ketakutan dengan cepat mengulurkan tangan untuk menggengam tangan si gadis dan menghentikan kegiatannya yang bisa saja melukai ibu jarinya sendiri.

“Jangan khawatir,” ucap Chan berujar, “kaki kamu pasti baik-baik saja.”

Yeeun tertawa pelan kemudian menarik tangannya dari genggaman Chan. “Enggak perlu menghiburku.”

“Aku enggak menghiburmu.”

“Diam, Chris. Aku tahu kalau kakiku enggak mungkin baik-baik saja, jadi percuma menghiburku.”

“Sudah kubilang aku enggak menghibur. Aku percaya kalau kaki kamu pasti baik-baik saja, jadi kamu juga harus percaya hal itu.”

“Kubilang diam, Chris! Dan lebih baik kamu pergi sekarang.”

Kedua mata sipit Chan melebar. Sudah sangat lama sejak kali terakhir Yeeun menggunakan nada tinggi dan mengusirnya seperti saat ini. Pun Chan tahu betul kata ‘pergi’ yang Yeeun maksudkan di sini.

“Oke aku bakal diam tapi aku enggak bakal pergi.”

“Kamu bilang kamu bakal pergi kalau kamu punya alasan, ‘kan?” Kini Yeeun mengangkat kepalanya untuk menatap Chan yang juga tengah menatapnya di sisi tempat tidur yang ia tempati. “Kamu punya alasannya sekarang. Jadi pergilah.”

“Kita sudah pernah membahasnya dan aku sama sekali enggak punya alasan untuk pergi. Lagipula aku cinta sama kamu, Yeeun, jadi mana mungkin aku bisa pergi dan ninggalin kamu sendirian?”

“Sekarang aku lumpuh dan itu bisa jadi alasan kamu pergi.”

Chan menggeleng kuat. “Kakimu pasti baik-baik saja.”

“Sudah kubilang percuma menghiburku!”

“Aku juga sudah bilang kalau aku enggak menghibur!” Chan memejamkan matanya dan menarik napas dalam begitu menyadari nada bicaranya ikut meninggi. “Kaki kamu pasti baik-baik saja, percayalah."

Stand by Me - Stray Kids FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang