Part 1

24.5K 1.8K 256
                                    



Happy Reading

Derit suara ranjang serta deruan nafas berat yang saling sahut sahutan memenuhi seisi ruangan sepi bercat hitam putih itu.

Lenguhan nikmat serta desahan kecil tertahan juga menemani malam panjang mereka.

Peluh membanjiri sekujur tubuh dari masing-masing pihak.

Suara kulit yang saling bertubrukan juga mengisi kekosongan kamar itu.

Dengan gencar dan tanpa henti pihak atas memompa dan menyerang tubuh bagian dalam dari orang yang berada di bawahnya.

Pinggulnya terus bergerak bebas memompa dengan penuh semangat menghujam orang yang berada di bawahnya.

Sesekali dia berhenti saat merasa lelah melakukan permainannya, namun dia tidak pernah mengeluarkan miliknya dari dalam tubuh indah dan juga mulus itu.

Miliknya serasa diremas kuat oleh lubang kecil yang dia masuki, padahal sudah berulang-ulang kali permainan ini mereka lakukan. Tetapi tetap saja pergerakkannya selalu susah untuk menerobos masuk.

Tangannya menggapai semua bagian tubuh yang dapat di sentuhnya, bibir nakalnya juga ikut menghamburkan kecupan kecupan liar di sekujur tubuh indah di bawahnya.

Sementara orang yang berada di bawah itu, berusaha menahan desahan yang akan keluar dari bibir indahnya.

Sensasi nikmat bagai berada di puncak nirwana pada setiap permainan panas yang di berikan pemuda yang berada di atasnya ini selalu dia rasakan.

Hentakkan yang dirinya rasakan dari setiap permainan panas yang diberikan oleh pemuda yang berada di atasnya ini tidak pernah mengecewakannya.

Dia memang ahli perihal ini serta mampu meluluhlantakkan setiap orang dalam permainan serta pesonanya yang luar biasa.

Memang permainannya terkadang terkesan kasar dan juga brutal.

Tapi dia akui bahwa dia selalu menikmati setiap permainan panas yang mereka lakukan.

"Ng. . hh. . ja. .ngan ter. . la. . Akhh. . lu ka. . sar" susah payah dia mengeluarkan kalimat itu dari mulutnya.

Pemuda itu terkekeh pelan dan tersenyum miring khas dirinya yang selalu membuatnya terlihat semakin tampan.

Lalu menyugar rambutnya kebelakang yang menutupi pemandangan indah di bawahnya.

"Mm. . hh. . kau nik. . mat se. .kali sayang" ucapnya dengan menyudahi permainannya. Tubuhnya ambruk di atas orang yang berada di bawahnya, mengecup dengan lama pelipis pihak bawah.

Lalu membaringkan tubuh atletisnya kesamping yang sudah bercucuran banyak peluh hasil dari permainan mereka.

"I love you sayang and also thank you, bermain dengan kamu gak pernah mengecewakan. Kamu selalu nikmat seperti biasanya"

Ini yang selalu disukai orang yang berada di sebelah pemuda dengan tubuh atletis itu setelah permaianan panas mereka.

Dia tidak akan pernah lupa untuk mengucapkan kalimat sayang dan juga "terima kasih" di akhir permainan mereka.

Membuatnya menjadi orang yang merasa di perlakukan secara special oleh pemuda itu.

"Capek gak?" tanyanya dengan menghadap orang yang berada di sebelahnya

Dia mengangguk pelan, "Kamu semangat banget mainnya, gak pernah berhenti dari tadi, aku kewalahan menyeimbangi permainan kamu" jawabnya dengan nafas yang masih memburu.

Orang di sebelahnya terkekeh kecil, lalu menarik gemas hidung mancung dari partner mainnya itu. "Tapi aku belum capek, sekali lagi ya? Baru juga jam 2, ya ya ya?" Dia kembali pada posisinya semula, mengukung tubuh kecil di bawahnya.

Near (HyuckRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang