Awan Kelabu
Awan kelabu menjatuhkan
Rintik rindu di pipiku.
Lara di hati ini.Bagai tak ada obatnya
Lembayung menyapa begitu lunglai
Seakan tahu sendu hatikuKu dekap erat cakrawala
Menceritakan semua rindu
Akara mulai hilangDitengah-tengah kegelapan
Tapi derai kerinduan
Masih terbelenggu hingga Fajar.- Bagus Satria
(Sumber : Google)****
Musim semi akan segera kembali menyapa, membuka lagi tahun pertama bagi muda mudi untuk membuat perjalanannya menuju masa depan.
Sementara para pendahulu membuka peluang dengan pergi menuntut ilmu lebih di lembaga sarjana, meninggalkan pesan pada adik-adiknya agar menikmati masa muda tanpa penyesalan sedikitpun.
Begitulah acara perpisahan yang dihadiri angkatan terakhir Konoha High School, tepukan tangan serta sambutan meriah dari murid-murid melepas masa muda, menuju dunia dewasa yang sudah dirajut sedari taman kanak-kanak.
Bahkan disela-sela acara, tak sedikit murid perempuan yang menangis terharu akan berhasilnya mereka menyelesaikan pendidikan dasar.
Banyak mimpi yang ingin mereka raih demi tercapainya cita-cita.Dilokasi yang sama namun berbeda tempat, atensi pucat berpias keunguan memandang gedung aula diseberang lapangan olahraga dengan sorot keruh.
Meski cuaca diluar turun salju, kehangatan yang menguar dari aula mampu membuat pemilik mata menghela nafas panjang.
Dari luar kelas, gadis itu mendengar namanya dipanggil dengan aksen imut khas barat. Belun lagi potongan rambutnya hampir mirip dengannya, untung tidak sampai ke warna rambut. Pintu kelas terbuka lebar, menampilkan sosok bercahaya dengan senyum manis yang merekah lebar pada bibir pinknya.
Jauh dari aura yang sekarang tengah mengelilingi Hinata.
"Hinata-chan, apa kamu nanti pergi ke pesta? Neji-san titip pesan untuk Ayahm- are? Hawa suram apa ini?! " serunya heboh tepat disamping gadis indigo tersebut.
"Oh, Shion-chan ohayou..." sabut Hinata lesu, pancaran sinar dari gadis pirang itu sepertinya menyerap tenaga Hinata, begitulah dia mengenal Erzalle Shion.
"Huh~ daijoubu? Mauku antar ke uks? " tawar Shion nanar, tak tega melihat betapa lelahnya sosok Hinata sekarang. Gadis itu mengangkat tangannya, "tidak perlu merepotkan dirimu, Shion-chan ini memang sering terjadi saat cuaca buruk, maaf sudah membuatmu khawatir..." ucapnya, disertai dengan senyum tipis.
*tringgggg.... *
Bel pulang menggema di penjuru gedung, siswa KHS dalam sekejap mata berhamburan keluar dari area sekolah, ada juga yang berbelok arah menuju aula tempat acara perpisahan diadakan.
Hinata mengambil shal yang di letaknya pada laci meja, melilitkan pada leher lalu mengenakan mantel tebalnya sembari menjinjing tasnya. Shion juga sudah siap sejak tadi, kedua gadis itu berjalan beriringan melewati lorong yang menghubungkan kelasnya dan kelas-kelas yang lain.
Di persimpangan menuju lantai bawah, tepatnya didepan kelas 2-4 atensi pucat itu tak sengaja bersinggungan dengan atensi jernih bak zambrud hijau. Di tengah lamunannya akan apa yang baru saja terjadi, Shion lekas menepuk bahunya. Menarik Hinata pada realita sebelum dirinya terjebak.
"Hinata-chan? Apa kamu kenal dengan gadis pink itu? " bisik Shion, penasaran kenapa sepupu jauhnya ini bereaksi aneh pada orang baru.
Hinata melirik kecil pada Shion, " tidak, tapi... aku seperti pernah melihatnya. " gumam Hinata lirih, menyulitkan Shion karena suaranya nyaris tidak jelas terdengar.
"Ngomong-ngomong, bukankah itu kelas Namikaze-san? Apa yang gadis itu lakukan disana sendirian?"
Hinata berbalik menatap belakang, rasa khawatir apa yang dirasakan saat ini? Mengapa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya? Ditambah nyeri dibagian dadanya. Masa iya dia kena penyakit jantung diusia muda begini?
Padahal pola makan dan gaya hidupnya sehat-sehat saja. Lalu apa penyebabnya? Masa...
"Shion-chan, ayo kita cepat pergi dari sini. " serunya sambil menarik Shion, mereka menuruni anak tangga buru-buru.
"Hinata-chan, hati-hati! Bagaimana jika kau terjatuh?! " teriak Shion parno, gadis itu justru lebih mengkhawatirkan sepupunya itu ketimbang dirinya yang diseret.
"Tidak ada waktu, Shion. Firasaku buruk, kita harus menjauh dari sekolah sebelum kejadian itu terjadi. " cerocos Hinata tidak jelas. Astaga... apa tadi Shion mengatakan kata sakral pada Hinata, makanya gadis ini jadi aneh?
Memangnya...
"Bukankah itu kelas Namikaze-san? "
Sial... kenapa dia bisa seceoboh itu arghh!
"Are? Hyuga-san, Erza-san? Kenapa kalian buru-buru begitu? " waktu bagai berhenti ditempat itu, Hinata gagal menghindar.
"Eh?! Namikaze-san, kami pikir kau ada di kelasmu. Tadi saat sebelum turun, aku dan Hinata melihat ada seseorang menunggu didepan kelasmu. " terang Shion, menyatakan temuannya pada pemuda pirang berantakan.
"Oh, maksud kalian Sakura-chan? Ah! Dia sahabatku dari taman kanak-kanak sampai JHS, lalu karena tadi dia terlambat masuk jadi Sakura-chan belum sempat memperkenalkan dirinya. Benar juga, Hyuga-san kelasmu itu 2-2, kan? Kedepannya mohon bantuanmu, ya. Sakura-chan anaknya pemalu tapi dia gadis yang baik. " hah... sungguh Hinata ingin segera enyah dari sana. Kenapa tadi dia ragu dengan ingatannya? Jelas sekali gadis itu...
Haruno Sakura.
Gadis yang mengambil Cinta pertamanya dibangku sekolah dasar. Pada pemuda yang saat ini meminta bantuannya. Sosok hangat yang menyinari bukit kelabu hidupnya.
Namikaze Naruto.
"Sekarang aku bukan lagi ketua kelas, Namikaze-san. Mintalah pada Shikamaru-kun, bukankah kalian dekat? " balas Hinata tenang, menyembunyikan nyeri di dadanya.
Atensi bak samudra dimusim panas itu terkejut, tidak menyangka bahwa gadis ini akan menolak permintaannya. "Benar sih, tapi... Hyuga-san bukankah pandai bergaul? Pasti tidak masalahkan jika hanya memperkenalkan Sakura-chan pada anak-anak yang lain? "
Shion menangkap hawa dingin dari Hinata, gadis itu...
"Lain kali... jangan meminta hal yang mustahil begitu padaku, Namikaze-san. Karena tidak semua hal bisa kau minta." Termasuk harga diriku. batin Hinata teriris.
"O-oi! matte Hinata-chan! " panggil Shion, menyusul Hinata. Meninggalkan pemuda tersebut dalam keterkejutan.
"Naruto-kun? " namun itu hanya sementara, saat suara lembut gadis bersurai bubble pink tertangkap indera pendengarannya.
*TBC*
Engga tau ini dapat nggaknya suasananya, Tapi aku udah mulai mikir konflik yang bakal terjadi pada mereka. Jadii lihat chapter depan aja deh gimana hubungan Hinata & Sasuke san dimulai. Nanti bakal aku selipin masalah-masalah mini.
So sampai jumpa lagi ^^
Pay-pay~
😀👐
(Another note...)
Pesta antar perusahaan saya pindahkan di chapter 4. Akhirnya ada waktu nulis disela jam padat kampus
:), maaf ya minna atas keterlambatan updatenya ^^ see you next time 👋😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Light [Slow Update]
Fanfiction[ Fanfiction & Romance ] Dinikahkan secara sepihak oleh sang ayah, Hinata merasa dunia berlaku tidak adil. Terlebih pria yang menjadi calon suaminya memiliki kekasih, walau hubungan tersebut di tentang lantaran derajat mereka tak sama. Seakan Kami...