22. Seperti Drama

3K 326 10
                                    

Apakah ini cerita telenovela?

Vous Me Voyez

Selamat Membaca

*****

"Kita gak akan mati disini, 'kan?"

Anin mengeratkan pegangannya kepada Galen. Bibirnya gemetar, kakinya sudah berubah menjadi agar-agar, ia tidak bisa bergerak.

"Galen," panggilnya.

Galen masih fokus mengawasi situasi di luar bangunan. Tempat mereka bersembunyi adalah satu-satunya titik buta yang tidak akan dihuni oleh para perampok itu.

"Kenapa gue selalu terjebak sama lo?" gerutu Anin kepada Galen. Apalagi saat ini pria itu seratus persen mengabaikan celotehannya.

"Inilah hidup gue. Gimana? Masih tertarik buat naik tahta?" sarkas Galen kepada Anin.

Anin mendengkus kesal, rasa takutnya hilang berubah menjadi rasa sebal. Ia ikut melongok ke arah pintu keluar tetapi dengan cepat Galen mendorong kepala Anin kembali masuk.

"Gak usah ikut-ikutan!"

"Kan pengen liat!"

"Jangan! Bahaya."

"Emang ada apa? Seenggaknya, lo kasih gue clue atau garis besar alasan kenapa harus sembunyi."

"Ada maling di depan! Mereka ngincer lo, paham?"

"G-gue?"

Belum selesai berdebat, suara langkah kaki terdengar mendekati tempat Galen dan Anin bersembunyi. Galen menutup mulut Anin yang sudah siap mengeluarkan sumpah serapahnya kepada Galen. Ia mengisyaratkan Anin untuk diam melalu matanya.

Mata Galen kembali fokus mengintip orang itu melalui celah pintu.

Seorang pria berperawakan cukup tinggi membawa sebuah pistol dengan tangan kirinya tengah menyusuri area tak terpakai ini. Seandainya Galen membawa senjata, mungkin ia takkan sembunyi seperti ini. Ditambah, ada wanita tidak mau diam di sampingnya. Jika Galen memaksakan, wanita itu bisa terluka atau kemungkinan mereka mati sebelum bisa melawan.

"Di mana cewek tadi?" seorang pria datang menghampiri temannya yang sudah terlebih dahulu datang.

"Mereka gak ada di sini."

"Mereka?"

"Ya, cewek itu tadi berdua sama cowok."

"Cuma dia targetnya?"

Pria itu mengangguk, "Dia yang sesuai kriteria."

"Gue cari di sana," ucap salah satu orang itu lalu meninggalkan temannya sendirian.

***

"Lo gila ya!" bentak Revan menghentikan langkah Sherly. Jika saja Revan tidak ikut berlari dengannya, Sherly bisa dengan mudah ditangkap oleh para perampok itu.

"Gue ... gue cuma khawatir sama Anin."

Sherly merasa bersalah karena membuat Revan terluka. Matanya berkaca-kaca. Pria itu terluka saat menyelematkan Sherly yang hampir terjatuh dan tergores sisa benda tajam yang tergeletak di atas tanah.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang