BAB 3 | TRIPLE N

167 38 25
                                    

Pagi temen-temen, semuanyaa❤️

Aku langsung update ya, padahal baru kemarin loh update, fast banget gak tuh wkwkwk biar cepet kelar juga.

Terimakasih lagi utk yang sudah baca, dan jangan lupa yang udh mampir untuk merasakan kisah TRIPLE N di cerita ini.

SIAPA AJA TUH?

YOK CEKIDOT DI CHAPTER TIGA ❤️

happy reading, jgn lupa vote komen dan follow dulu yaa🙏🌻

•••••••

"Memang, cuma pacar doang yang bisa bikin bahagia? Keluarga dan Sahabat menurut gue yang lebih penting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Memang, cuma pacar doang yang bisa bikin bahagia? Keluarga dan Sahabat menurut gue yang lebih penting."

••••••••

Masih Pagi buta seperti ini, Natha sudah sibuk berkutat di dapur sendirian. Membuat aroma masakan miliknya, menguar hingga ke lantai atas. Tentu saja, membuat Desti dan Bram, Papa Natha, langsung bangun dari tidurnya yang nyenyak. Mereka mendekati Natha, yang sepertinya sangat bersemangat pagi ini.

"Natha, kamu masak apa? Kenapa tumben banget, sih, masak? Biasanya Mama yang masak, kan?" tanya Desti terheran-heran. Apalagi Natha yang sepertinya sangat bersemangat saat memasak makanan buatannya.

"Humm, kayaknya enak juga, ya, Ma," gumam Bram sembari menghirup aroma masakan khas buatan Natha sendiri. "Nanti Papa minta, ya," gurau Bram membuat Natha memajukan bibirnya kesal.

"Gak boleh. Ini Natha masak dikit-dikit gini, khusus buat sahabat Natha nanti yang datang, Pa, Ma. Itu sebabnya Natha bangun pagi-pagi hari ini," ucapnya sembari menyelesaikan masakan capjay dengan baluran telur di atasnya, yang membuat siapapun melihat akan tergoda.

"Siapa, yang mau datang, Nath? Teman baru kamu? Atau sahabat lama kamu di SMA yang dulu?" tanya Bram sambil meneguk air mineral dari dalam kulkas.

"Iya, Natha. Apa kamu yakin temen kamu itu baik? Mama khawatir sama kamu, Natha," risau Desti menambahkan ucapan Bram, Suaminya.

Natha membalikkan badan, setelah selesai meletakkan masakannya di atas piring saji, lalu menatap kedua orang tuanya. "Ma, Pa, apaan sih, kok jadi terlalu protektif gini? Natha yakin, kok, kalau mereka itu orang yang baik, Ma. Udah, Natha mau mandi dulu, karena ini hari libur sekolah, jadi Natha mau siap-siap biar wangi," tukasnya lalu berlari kecil menaiki tangga ke lantai dua.

Bram dan Desti saling bertukar pandang. Bram mengedikkan bahunya, seolah-olah paham arti tatapan dari Istrinya.. "Papa juga mau mandi dulu, Ma. Jam tujuh udah harus ke kantor," ucap Bram yang dijawab anggukan oleh Desti.

Desti menatap ke arah tangga lantai dua dengan tatapan kosong. Kekhawatiran akan Natha, itu akan selalu ada, jika hidupnya masih terus seperti ini. Berpindah-pindah dan hidup tak menetap.

TWO-FACED [SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang