Pembunuh(?)!

1.5K 190 46
                                    

Kesalahan dalam tanda baca, pemilihan kata, dan typo adalah hal yang lumrah dalam cerita ini!🙏
Mohon koreksi, kritik, dan sarannya!😉

Happy Reading!🤗❤

👑

Elle berjalan menuju arah gerbang bersama teman-temannya. Moodnya sudah membaik dan yang ia inginkan saat ini adalah kasur empuk miliknya. Sebuah mobil terlihat oleh netra coklatnya, itu milik seseorang yang pagi tadi menurunkannya di jalan. Segera ia menghampiri mobil itu dengan berlari riang ke arahnya.

"Om Dev!" pekiknya setibanya di dalam mobil. "Blam!" Elle menutup kasar pitu mobil Devo. Pemiliknya sendiri hanya menatap datar dan cuek Elle. Tak mengindahkan segala celotehan Elle, Devo menjalankan mobilnya begitu saja menjauhi area sekolah Elle.

Sepanjang jalan pun tak ada dari keduanya yang berbicara. Mereka masing-masing sibuk pada kegiatannya. Elle memandang jalanan di sekitarnya. "Gimana tadi tuh, jadi kagak acara bolosnya?"

Elle menatap Devo lalu mencebik. Entah kenapa ia malah kembali bad ood sekarang. "Gak tahu!" ucapnya ketus lalu langsung berpaling lagi dafi Devo. "Devo mengernyit sebentar. Saat di lampu merah, Devo menatap Elle. "Lo oke?" tanyanya.

Elle menatap Devo heran. "Kenapa? Oke kok," jawabnya pelan.

Devo kembali menatap Elle intens seakan memang ada yang tidak beres dengan keponakannya. Elle yang merasa tak nyaman akhirnya memalingkan wajahnya.

Setelahnya beberapa menit tak ada yng kembali berbicara. Tapi lagi-lagi Elle dibuat heran oleh adik papanya itu. "Loh kok ke sini? Kan mau pulang," ucapnya saat mobil yang ia dan Omnya tumpangi justru berhenti di sebuah rumah makan.

"Turun!" Tanpa menjawab pertanyaan Elle, Devo turun dari dalam mobil. Mau tak mau dengan wajah masam Elle turun dari mobil. Elle kembali kesal karena Omnya itu kini bertingkah menyebalkan, sok dingin dan sok cuek. Elle tanya saja tidak dijawab.

Mana lagi Elle ingin sesegera mungkin merebahkan tubuhnya. Efek di sekolah tdi sedikit banyak tetap mempengaruhi tubuhnya, singkatnya ia lelah.

Devo membawa Elle ke sebuah meja. "Mau apa sih Om?"

"Makan di sini dulu, laper gue. Lagian Davian kagak masak," ujar Devo lalu memesan kepada pelayan yang mendatangi mereka.

"Kok Davian!" protesnya kesal. Enak saja Omnya ini memanggil papanya tanpa embel-embel Abang.

"Lah bapak lo namanya Davian kan ya? Napa protes lo, kagak terima?" jawab Devo menyentik kecil dahi Elle.

Tak perlu waktu lama, seorang pelayan datang lalu menghidangkan makanan. "Makan!"

Elle menatap makanan di depannya, entah kenapa selera makannya yang biasanya tinggi kini menurun. "Kenapa? Mau makan yang lain?" Elle menggeleng lalu lekas memakan makanannya.

"Nih!" Elle mengernyit lalu menatap Devo heran. "Minum!" Elle menghela napas pelan lalu mengambil obat yang diberikan Devo.

Ya, Devo menyadari ada yang kurang dari keponakan kesayangannya. Maka dari itu ia memilih berhenti untuk memastikan sekaligus keponakannya.

Oh iya, jangan heran dari mana datangnya obat yang ada di tangan Devo. Meskipun sikapnya kadang tidak waras, tapi tingkat kebucinan seorang Aldevo pada Elle itu tidak terukur. Ia paling sigap kalau tahu keponakannya sedang tidak baik-baik saja.

"Kenapa bisa kambuh?" tanyanya.

Elle menggeleng enggan menjawab. Bukankarena ingin menutupi, tetapi memang malas membahas masalah sebelumnya.

PRINCE Davian 👑 (CERITA NGEGANTUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang