Dada ini kabut serasa sempit
Dingin menajam menikam tulang
Beriringan dengan surat yang engkau kirim,
degub serasa didada riang suka tak tertahankan
Sekiranya engkau masih berkabar berberita.
Kubuka lebar dan bubaca satu persatu kata membentuk kalimat belati yang menggila,
Dengan lapang dadaku trima
Ku peluk surat ku resapi
Sangka rupanya tidak kusangka
Ternyata racun yang kau sematkan,
Lesuh diri yang awalnya tangguh
Lara yang awalnya suka
Lepas sudah surat dari tangan jatuh berlabuh diatas tanah
Mendengar kabarmu akan dipinang,
Tolonglah tolong lihat disini
Dimana berada disana ku renungkan
Si air mata berlabuh tak tertahankanMakan tak enak tidur tak nyenyak
Berjalan kesana kemari tampa keseimbangan
Engkau menikam tampa belas kasih.
Hancur rasaku
Kini janji lepaslah tinggal janji
Sumpah serapah sehidup semati nyatanya pisah yang menyakitti
Biarlah biar yang sudah
Sekaranglah sampai pada hari yang engkau nantikan.
Berinai dimalam hari.
Bergaun indah berdadan cantik berpernak pernik
Duduk bersanding bersama dia yang bukan aku.
Setiap hadir bersalaman tamu tak terhitung hati berbunga bungaAkan kuhadapi layaknya seorang lelaki,
Sakit pahitnya menimpa rasa
Berat ringanya akan kubawa jua
Sekarang biarku berdiri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Secangkir Rindu Dengan Pahit Yang Sempurna"
Poetry"SAJAK & QUOTE" -Terinspirasi dari perjalanan penulis -Termasuk penggalan kata penulis senior -Ditulis sejak 2015 -Sengaja ditulis dan di publis tampa tanggal dan tidak berurutan -Hanya penggemar dan pemula -Masih butuh kritikan Jangan lupa vote yya...