Alaska

1.7K 158 29
                                    

Cintaku itu putih nan bersih tetapi mengapa kau racuni hingga mati
Cinta yang telah kau berikan hanya cukup sampai disini
Kenapa harus aku yang disakiti?
Kenapa harus aku yang terlukai?
Kenapa kau tega menyakiti diriku dan perasaan ini?

***

Hari ini sama seperti kemarin, tak ada perubahan. Apa doanya tak diterima? Fikirnya, hari ini juga bertepatan dengan hari check up nya tapi tak ada tanda tanda orang mengingatnya selalunya papa dan mama akan langsung menemuinya dan membawanya check up.

Aska rindu dengan semua itu. Rindu buat papa khawatir, buat di manjain, main bareng banyak lagi deh.

Lamunan Aska terhenti seketika saat mendengar bunyi ketukan pada pintu kamarnya. Pikirnya itu papanya tapi salah...

"Duh anak mama kok awal bangun? Biasanya kalau pengen check up suka lama lamaan buat bangun" ucap mama Khayra sambil mendekat ke arah Aska

"Itukan dulu ma sebelum semuanya berubah, ma gimana kalau Aska pergi aja?" ucap Aska sambil senyum terpaksa

"Pergi ke mana?" tanya seseorang yang baru saja masuk dengan suara dinginnya.

"K...kak Aaron?" kaget Aska

Ya orang itu adalah Aaron. Orang yang dulu selalu lembut jika berhadapan Aska. Kini hanya kenangan yang ada, seorang Aaron udah berubah sejak awal Gavin masuk kerumah ini dan seatap dengan mereka.

"Gue tanya pengen kemana budeg ya?" Tanya bang Aaron pedas

"Aaron your language, dia adikmu jika kamu lupa!" Tegur Khayra yang terkedu mendengarkan setiap bait kata yang keluar dari mulut si sulungnya itu.

"Gapapa ma, Abang tanya tadi hmm Aska cuma nanya doang kalau Aska pergi boleh gak soalnya kalian disini udah ada Gavin..." ucapan Aska terpotong oleh Bang Aaron

"Pengen pergi? Yaudah sana gue gak punya adek yang gampang putus asa cuihh!" Tungkasnya lalu pergi membawa tungkai kakinya keluar dari kamar Aska.

Disini dirinya, melabuhkan punggungnya pada sofa yang ada dikamarnya. Lantas dirinya berfikir, akan segala yang diucapkannya tadi.

"Kenapa gue bisa ngomong gitu ke adek kesayangan gue? Pasti adik sedih." batinnya

"Dia sakit apa ya?" batin Aaron

"Pengen pergi ke mana?" batinnya bertanya lagi

"Abang rindu kamu tapi sakit hati abang ke kamu melebihi segalanya maaf dek" batinnya lagi

Sementara di tempat lain lagi, Aska hanya merasakan apa itu rasanya sakit

Sakit jika orang yang selalu memanjakan mu berlaku dingin padamu pada hari ini

Tiada gurauan manja yang ada hanya suara dingin yang terdengar

Semua sangat sakit pada diri Aska, kenapa ada kata sakit di dunia ini. Kalau kata itu tiada mungkin Aska akan bahagia selalu.

"Kapan ini akan berakhir Tuhan? Aska gak kuat berhadapan dengan semua ini." batin Aska

"Adek..." Panggilan Khayra terpotong oleh Aska

"Aska bukan lagi adek ma, yaudah Aska pengen mandi dulu terus siap siap buat check up." ucap Aska lalu beranjak ke kamar mandinya.

Terdengar helaan Aska, seperti terkilan akan ucapan yang dilontarkan abangnya tadi. Namun, sepertinya Aska lebih memilih memendam daripada berkata lebih banyak hal.

"Kasian adek, maafin mama gabisa ngapa ngapain sayang. Mama akan tetap sayang anak mama, kamu anak kesayangan mama." gumam Khayra menatap pintu kamar mandi Aska dengan tatapan sendunya.

Tak mau berlama lama, Khayra langsung beranjak keluar kamar Aska dan berjalan menuju ke kamar anak keduanya, Alfa.

Tok

Tok

Tok

"Mama? Ada apa ma?" tanya Alfa

"Hari ini jadual baby check up," ucap mama Khayra

"Eh iya yaudah Alfa siap siap dulu." ujar anaknya itu

"Mama bersyukur masih punya kamu dan masih sayang ke adek, Tadi abangmu membentak adekmu Fa." cerita mama Khayra di akhiri dengan suara yang pelan

"Kenapa dia ngebentak adek?" Tanya Alfa yang kaget langsung memilih duduk di samping mamanya itu

"Tadi adek mu bilang pengen pergi aja udah ga tahan katanya hikss..hikss.." cerita mama terpotong dengan suara yang sangat di kenalnya di depan pintu Alfa

"Aska mau ke mana? Pergi ke mana? Ga tahan apa? Hmm?" tanyanya tak henti henti

"P..papa?" kaget Alfa

"Kenapa kamu ke sini? gih sana anak kesayangan mu nanti nyari. Aku, Alfa sama adek izin mau j...." ucapan mama Khayra terpotong lagi

"Jalan? Kenapa sih kalian jalan terus jimat dikit kek boros amat!" ucap anaknya yang tertua

"Bang gue bukan pengen menggurui elo tapi bagusin dikit kek bahasa elo ke mama, eh tanpa mama lo gak lahir tau gak kalau pun lahir mungkin di rahim sapi!" marah Alfa sambil menunjuk wajah bang Aaron

"Kurang ajar lo!" Ucap bang Aaron yang sedikit lagi ingin menonjok perut Alfa tapi sasarannya yang kena adalah

Bughh

"ASKA!" kaget mereka. Bukan mereka saja yang kaget si pelaku juga ikut kaget, yaps Aaron.

"Apa yang lo lakuin ah!!" bentak Alfa

"Sudah Alfa, ayo bawa baby ke RS!" ucap Khayra yang sudah menitikkan air matanya. Panik, hanya itu yang terlihat pada raut wajah Khayra. Tanpa menatap suami mahupun anaknya, Khayra lantas mengambil tas miliknya.

Secepatnya Alfa menggendong adeknya itu keluar kamar dan diikuti oleh Khayra yang sebelumnya sempat terhenti oleh sang ketua rumah, Mordy.

"Apa yang aku gak tau tentang adek?" tanya papa Mordy ke isterinya. Rahang ketatnya, membuatkan Khayra waspada berhadapan lelaki itu. Suaminya berbeda!!

"Apa masih pantes kamu nyebut Aska dengan gelar adej setelah berapa lamanya kamu hanya mengutamakan anak angkat mu dibanding anak sendiri? Udah gausah tau tentang anak ku! Urus aja mereka!" ucap Khayra lalu menepis tangan suaminya itu dan beranjak menemui Alfa dan anak bungsunya.

Sepeninggalan ketiga anggota keluarganya, Aaron masih saja terdiam menatap tangannya yang sudah mencelakai adek kesayangan nya itu. Begitu juga Mordy yang merasa tercebik, saat mendengar apa yang diutarakan oleh isterinya tadi.

"Maafin kita dek," batin mereka berdua

Tanpa di sadari mereka ada yang melihat semua adegan yang sempat terjadi tadi.

"Rencana gue hampir berhasil tunggu rencana gue selanjutnya." ujarnya dengan senyuman smirk yang sangat ketara di wajahnya


TO BE CONTINUED

Awan Redum AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang