[Hai Hai Readers! Iya kamu, aku sayang kalian yang tetap setia membaca kisah hidupku yang menyedihkan ini.]
*Selamat membaca. Semoga suka!
===
Awalnya aku mengira kalau kamu adalah beban. Tapi, setelah mengenalmu aku menemukan seseorang yang pantas untuk diberikan cinta.
===
"Tapi, gue harus pergi sebentar," ucap Christof teruntuk Angkasa.
"Gue ikut,"
"Jangan. Gue udah janji untuk pergi sendirian,"
"Tapi Christof, lo baru aja pulih. Gue gak pengen lo ke sana sendirian."
"Lo harus tetap di sini. Gue titip anak-anak."
Angkasa terdiam dengan perkataan Christof barusan. Christof pun meninggalkan Angkasa yang kini telah pergi ke arah tenda perkemahan.
Christof menatap sekeliling, dia telah sampai di kastil itu. Christof mencoba mencari keberadaan Jesi di sana. Tapi, nihil. Christof tidak menemukan seorang pun di sana. Hanya ada kelinci putih yang sedang memakan wortel. Tidak mungkin kan Christof harus berbicara pada binatang?
"Jesi, kamu dimana?" Christof terus mencari gadis itu ke sudut ruang.
"Aku datang untuk menepati janjiku. Cepatlah keluar! Aku sungguh mengkhawatirkan keadaanmu."
Ruangan itu tidak cukup besar untuk menyulitkan pencarian. Dan kini Christof duduk di luar rumah sembari mengacak rambut lurusnya.
"Kita tidak akan pernah pergi tanpa pamit, bukan? Aku mohon, Jesi. Kembalilah ke sini, aku ingin memelukmu." Christof merangkul kepalanya ke dalam tangan.
"Kemari! Berhentilah membuatku menunggu." Christof mendirikan tubuhnya menatap rumah Jesi.
"Kamu dimana? Aku khawatir!"
Setelah itu, Christof pun kembali ke bumi perkemahannya. Dia pulang dengan rasa kecewa yang menggebu-gebu.
***
"Kamu harus bertanggung jawab. Cepat, bawa dia ke rumah sakit!"
"Tapi sa-ya,"
"Atau kami akan melaporkan mu ke polisi."
Pengendara kuda besi itu hanya bisa pasrah. Dia pun membawa Jesi ke rumah sakit dengan menggunakan taxi online.
Sesampainya di rumah sakit, cowok berkuda besi langsung mengangkat tubuh Jesi yang sudah memar itu masuk ke dalam rumah sakit.
"Apa anda keluarganya?" Tanya suster yang datang untuk mendorong ranjang pasien.
"Cih, saya tidak mengenal dia. Orang itu hanya bisa merepotkan hidup saya."
Para suster langsung membawa tubuh Jesi masuk ke ruangan UGD. Seorang dokter tiba-tiba keluar untuk menghampiri pria itu.
"Maaf, kami tidak bisa memberikan pelayanan pengobatan jika asal usulnya tidak jelas." Ucap dokter Rangga.
"Pria itu hanya diam, lalu menatap dokter itu. "Saya kakaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)
Romans[Fanfiction/Romance] [Follow akun author, karena seorang penulis bijak akan tahu bagaimana caranya menghargai sebuah karya!] Senja akan selalu siap siaga, ketika harus menggantikan Fajar. "AKU BUKAN PEMBUNUH YANG KALIAN MAKSUD!" teriak gadis remaja...