⏳ The Betrayal ⏳

1.8K 116 86
                                    


Jeno x Renjun (gs) Fanfiction

[ Ada sebuah perasaan yang terlambat disadari, dan ketulusan terselip di antara dengki; cinta... ]

Tags : Romance | Crime | Murdered | Hurt

⏳⏳⏳

Ia menelusuri wajah itu lembut.

Ada mata yang selalu menyiratkan cinta, hidung nyaris sempurna, dan bibir tipis yang telah memberinya sejuta kata cinta juga kecupan mesra.

"Renjun-ah..."

Lee Jeno menyebut namanya parau di tengah usahanya untuk tetap sadar. Bola matanya berkabut, kemudian tetesan bening lolos menuruni pipinya yang memucat tak teraliri darah.

Renjun, mengusap lembut rambut gelap lelaki itu lalu berbisik getir di telinganya, "Aku di sini, Lee Jeno. Aku di sini..."

Saat dirasakan napas itu makin berat, Renjun berbisik lagi. "Tidurlah sayangku, tidurlah..."

Kemudian kelopak mata itu terpejam makin rapat ketika hangat perlahan-lahan lenyap dari sekujur tubuh.

__________

"Giliranmu."

Dua malam lalu, suara Mark berdengung rendah memenuhi dinding bar yang telah sepi.

Renjun bergerak resah di kursinya. Dari sudut mata, dilihatnya si pemilik suara yang tengah menyeringai kecil. Seringai Mark membuatnya menggigit bibir bawah kuat-kuat ketika melirik deretan kartu yang ada di tangan. Kartu-kartunya tidak begitu bagus malam ini.

Di samping Mark, duduk Jaemin yang tengah tersenyum manis tanpa beban. Wajah lugunya mengulas ekspresi abu-abu sehingga Renjun tak dapat menerka kartu yang ada di balik buku-buku jarinya.

Kemudian Renjun merasa sebuah tangan hangat menyentuh pahanya, "Aku menang lagi." Ucap Jeno selagi membanting semua kartu dengan deretan angka sempurna. Sesempurna hidupnya. Ia menang telak.

Dan kini Renjun mengerti maksud sentuhan tadi.

"Even for such unimportant game, you wanna win that much?" Dengus Mark sinis. "Ini bukan giliranmu tuan Lee Jeno."

Jeno tersenyum miring. "Aku tidak pernah kalah," Dia lalu meraih wajah cantik di sampingnya mendekat. "...dan aku juga tidak suka kalau kekasihku kalah." Bisiknya di telinga sebelum mendaratkan ciuman kecil di pipi Renjun.

Mark mendelik remeh. "Lalu kau suka jika temanmu kalah?"

Jeno tetap mengabaikan protes Mark. Ia malah menyeringai sebelum memberikan ciuman bertubi pada Renjun.

"Yaa! Yaa! Jangan mengumbar kemesraan di hadapan kami!" Sergah Mark jengah namun matanya melotot jenaka.

Kami. Itu berarti Mark dan Jaemin. Berbeda dengan Renjun dan Jeno yang merupakan sepasang kekasih, Mark dan Jaemin baru bertemu hari ini. Tepatnya Renjun dan Jeno yang mempertemukan mereka.

Jaemin kelihatan masih malu-malu dan sedikit canggung, sedangkan Mark sendiri belum memperlihatkan tanda-tanda tertarik pada Jaemin.

Jaemin adalah sahabat Renjun sedangkan Mark merupakan sahabat Jeno. Begitulah malam tersebut dilalui dengan mengelilingi meja bundar di bawah keremangan lampu.

Mark merapikan kartu-kartu sedangkan Jeno menuang muatan terakhir wine ke dalam gelas kristal, membuat Renjun mendelik protes.

Ini sudah gelas ketiga dan dia tidak ingin Jeno mengemudi dalam kondisi mabuk.

L.O.V.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang