Felix mendengkus. Belakangan ini apa yang diinginkan tidak bisa berjalan dengan mudah. Dimulai dengan ikut andil jadi ketua seminar untuk mendapatkan lembar persetujuan dekan untuk mengikuti tes pertukaran mahasiswa, ketidak-jelasan informasi dari lembaga tentang program yang sudah diincar sejak awal kuliah, sampai keadaan keluarga yang semakin lama semakin membuatnya frustrasi.
Beruntungnya dia memiliki teman-teman serumah yang menyenangkan dan mampu menghiburnya dengan cara-cara sederhana. Mereka mungkin tidak berniat menghibur karena dia tidak tahu apa yang dirasakan Felix, tapi tingkah alami mereka membuatnya merasa terhibur.
Di rumah ini semua orang dekat, mereka seperti sudah terhubung dalam tali kekeluargaan walau tidak ada hubungan darah antara satu sama lain. Kecuali trio siblings tentunya. Namun dari mereka yang dekat, Felix memiliki dua sahabat di rumah ini. Prima dan Mika. Mereka berdua memang tidak mengerti semua tentang hidupnya, tapi setidaknya mereka mampu memahami suasana hatinya bahkan tanpa perlu berbicara.
"ASSALAMUALAIKUM HWANG HYUNJIN PULAAAANG!"
"WAALAIKUM SALAM, LEE YONGBOK DI DAPUR!"
Haris mencium aroma yang memanjakan hidung ketika masuk rumah. Cowok itu langsung berjalan ke dapur. "Asiiiik bikin brownies lagi!" katanya riang melihat Felix memindahkan brownies dari loyang ke piring datar. "Bagi dooong."
Plak
Felix memukul tangan cowok itu keras. "Jangan dulu, mau gue foto dulu buat konten!"
Haris memutar bola matanya jengah. "Konteeen mulu. Ini pasti bikinnya sambil direkam buat tutorial tiktok kan?"
"Hehe, iya," jawab Felix meringis.
"Yang lain mana? Sepi amat," tanya Haris celingukan melihat seisi rumah.
"Mas Bayu lagi kejar tayang katanya, soalnya weekend ini mau balik ke Surabaya."
"Mika, Prima, Mbak Shasha, Mbak Nina, Esa, Mas Rino, Bang Calvin—"
"Lo kira gue emaknya mereka?" potong Felix langsung sebelum Haris menyebutkan seluru penghuni rumah ini. Jika dibiarkan, mungkin cowok itu akan menyebutkan Adimas nama anaknya Babeh Jaya juga untuk menanyakan apa kegiatan pemuda itu.
Haris cuma meringis. "Udah belum fotonya?" tanyanya memandang ke brownies yang sudah ada di dalam kotak.
"Udah," jawab Felix memindahkan beberapa buah ke kotak makannya.
"Kenapa dipindahin? Mau lo bawa kemana?"
"Ini yang di piring buat di rumah, sisanya gue bawa buat dikasih ke nyokap," ujar Felix tersenyum lebar lantas membawa kotak makannya ke dalam kamar.
Haris tersenyum senang langsung mengambil brownies potongan pertama untuknya. Brownies buatan Felix ini sangat lezat, seluruh penghuni rumah menyukainya. Bahkan Babeh Jaya dan anak-anaknya juga suka. Mereka sempat menyarankan agar Felix menjual brownies buatannya. Sayangnya cowok itu menolak dengan alasan ingin fokus kuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Housemates
Teen FictionRumah itu bukan rumah biasa. Tersimpan banyak kisah dari para penghuninya. Disclaimer : semuanya hanya fiksi yang tidak ada hubungannya dengan realita sama sekali. Started : 10 Oktober 2020 End : 14 Januari 2021