38. Pilih Siapa?

974 277 44
                                    

Kelas terakhir telah selesai siang hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelas terakhir telah selesai siang hari. Dengan tas di pundak kiri, Mika keluar dari kelas menuju kantin untuk mengisi perut sekalian menunggu Aji.

Mereka berdua janjian di kantin FISIP jam tiga sore karena Mika minta ditemani ke gedung rektorat. Bukan rahasia kalau Aji adalah mahasiswa kesayangan di kampus ini. Mulai dari tukang bersih-bersih sampai rektor pada kenal dan akrab sama cowok itu.

Belum masuk kantin, sosok Aji sudah muncul.

"Ngapain ke rektorat?"

Mika terkejut karena suara itu tepat di sebelahnya. Ia refleks berhenti dan menoleh dengan tampang polosnya.

"Mau naikin proposal," jawab Mika sambil lanjut berjalan.

"Proposal apa yang mau lo naikin? Ngeri amat sampai ke rektor," tanya Aji menyamakan langkah dengan Mika.

"Study excursion jurusan. Jadi mau ngadain kunjungan ke stasiun tv sama radio yang ada di sekitar Jakarta," jawab Mika.

"Lah bukannya program itu gabungan sama angkatannya Mas Bayu? Kok malah lo yang naikin bukannya mereka? Katanya panitia kegiatannya dari angkatan mereka," tanya Aji heran. Pasalnya dia pernah dengar dari Bayu tentang kegiatan yang proposalnya akan dinaikkan ini.

"Iya sih, tapi kan mereka sekarang ribet-ribetnya ngurus KKN, jadi dari angkatan gue punya inisiatif buat ngebantu naikin proposal. Nunggu mereka punya waktu bakal lama, keburu mepet sama tanggal pelaksanaan yang udah ditentuin."

"Emangnya kapan?"

"Setelah KKN gelombang dua selesai. Sekitaran bulan Februari atau Maret, jadi harus dapet persetujuan sekarang biar bisa cepetan ngontak orang stasiun tv-nya, kan yang di sana juga butuh proses mau nerima kunjungan atau enggak."

Aji mengangguk mengerti. Di jurusannya tidak ada kunjungan ke perusahaan seperti ini. Paling mereka melakukan study banding ke kampus lain yang punya jurusan seni musik saja.

Aji tak sengaja menoleh dan melihat seseorang berkacamata bulat sedang berjalan dari pintu lain memasuki gedung rektorat. "Mahesaaaaa!" panggilnya nyaring bernada membuat Mika ikut tersentak, menoleh menyadari sosok Esa ada di sana.

"Ngedate kok di gedung rektorat," celetuk Esa berjalan mendekati mereka berdua.

"Gue ngedate sama Tupai? Sorry, gue masih suka sama cowok sekece Adimas," jawab Mika lagi-lagi menyebutkan nama gebetannya.

"Tapi dianya nggak mau sama lo. Orang dia udah punya pacar."

"Masa?"

"Orang seganteng itu mana mungkin nggak punya pacar," jawab Esa kemudian melirik pada Aji. "Beda lagi kalau tampangnya begini."

Aji langsung mendorong wajah Esa sampai cowok itu mundur satu langkah karena dorongan yang terlalu kuat.

"Elo ngapain di sini?" tanya Aji pada Esa.

Perfect HousematesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang