FOUR

1.5K 321 403
                                    

-Warning typo(s)-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Warning typo(s)-

Malam, 19:20.

Kim Namjoon, lelaki bertubuh tegap pemilik pelet lesung pipi itu masih fokus mengemudikan mobilnya membelah jalanan kota Seoul. Iringan musik yang sengaja di putar sejak awal roda mobil melaju menjadi saksi bahwa tak ada obrolan antara penghuni dua jok empuk tersebut.

Namjoon sesekali mencuri pandang pada gadis yang tadi sore ia tawari tumpangan. Berkali-kali membasahi bibirnya yang kering, sempat muncul sebuah pikiran untuk membawanya ke apartemen lalu menumpahkan semua birahinya sebagai seorang lelaki dan kemungkinan membuatnya hamil. Sungguh ide yang luar biasa untuk bisa menghacurkan kembali sang musuh bebuyutan yang tak lain kekasih gadis tersebut yakni Kim Seokjin.

Namun ia cukup tahu, ia tak bisa dengan mudah menjebak gadis itu layaknya tikus yang sudah pada kodratnya masuk ke jepit perangkap.

Gadis itu terlalu pintar, dia tak akan mungkin dalam sekejap melontarkan kata "IYA" untuk Namjoon. Kendati hanya masalah sepele, ia akan berpikir terus-menerus atau sekali ia menjawab pasti dengan tolakan.

Seperti yang terjadi sore lalu. Namjoon yang dari jauh sudah melihat Hyera---Singkirkan dulu ide nakalnya---ia hanya berniat menawari tumpangan namun Hyera tak mengindahkan tawaran Namjoon, Hyera berulang kali menggeleng, berbohong akan datang jemputan bahkan menolak. Tidak, terima kasih.

Akan tetapi Namjoon tidak secara langsung menyerah, meski sempat mendapat tolakan, pada akhirnya Hyera tetap menerima tawarannya tersebut---anggap saja sebuah pertolongan---melihat buss berikutnya masih lama datang.

Kau selalu membuatku penasaran.

Hyera masih setia melempar pandangannya ke luar jendela mobil, memperhatikan orang-orang yang masih berlalu lalang.

Sejauh perjalanan Hyera hanya diam seribu bahasa, tiba-tiba sesuatu malah membuat dirinya malu. Dengan tidak sopannya perut yan tertutup  coat yang sengaja ditindih tas slempang mengeluarkan senandung, sesuatu yang Hyera benci saat keadaan tidak kondusif. Hyera menyadari jika ia belum sempat mengisi perutnya, dan hal itu mengundang kesempatan tersendiri untuk Namjoon.

"Umm apa per-" ucapan Namjoon buru-buru di potong oleh Hyera.

"Tidak perlu! Lanjutkan saja!"

"Tapi nona, perutmu-"

Tangan Hyera terangkat ke atas guna memberi kode penolakan keras "Tidak! Dan terima kasih atas perhatiannya Tuan Kim!" Tolak Hyera, lantas kembali membuang muka ke luar jendela.

Perjalanan malam itu sungguh  memakan waktu, sedari tadi Hyera merasa mobil Namjoon hanya berputar-putar pada jalan tertentu, atau mungkin hanya perasaan Hyera yang tak nyaman di dekat Namjoon.

[𝐌] 𝐎𝐑𝐏𝐇𝐈𝐂✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang