23. Don't be Nervous

2.6K 164 16
                                    

Malam itu Kyuhyun berdandan dengan rapi, mengenakan jaket tuksedo berwarna hitam dengan kemeja putih di baliknya, tidak lupa dasi kupu-kupu dan tatanan rambut klimis yang menampilkan kesan maskulinnya. Acara lain lagi, pidato lain lagi, dimana kali ini dia akan berbicara sebagai wakil ayahnya di depan para tokoh elite dan pengusaha se-Korea Selatan. Sebenarnya sudah biasa bagi Kyuhyun melakukan hal ini, namun khusus di hari ini dan mulai dari malam ini ada yang akan berbeda dari dirinya. Untuk pertama kalinya semenjak dia menikah, Kyuhyun akan membawa istrinya—Joo Sohee ke acara resmi.

Perasaan gelisah berputar-putar di perut Kyuhyun ketika memikirkan kembali bahwa ini adalah pesta pertama yang akan mereka hadiri berdua sebagai pasangan suami-istri. Kyuhyun tahu Sohee tidak terbiasa dengan pertemuan-pertemuan besar. Selain pesta pernikahan dan segelintir acara keluarga yang hanya diadakan setahun sekali. Sohee lebih banyak menghabiskan sebagian besar waktunya sendirian atau bersama dengan neneknya di rumah.

"Aku tidak punya apa-apa untuk dikenakan." ujar Sohee pagi tadi. Perempuan itu bahkan tidak tahu jenis acara apa itu, namun dia pikir jika acaranya mirip seperti pertemuan yang sering dilakukan ayahnya dengan para rekan bisnisnya, Sohee tahu dia tidak punya gaun yang sesuai. Selama hidupnya sebagai salah satu anak keluarga besar Joo—yang menginginkan hidup tenang tanpa campur tangan keluarga dan relasi bisnis, Sohee sudah berkali-kali menolak datang ke acara-acara seperti itu.

Kyuhyun sama sekali tidak terganggu dengan hal itu. Dia justru menenangkan Sohee dan memberinya sebuah solusi. "Masih ada waktu, aku akan mengatakan pada ibuku untuk menemanimu mencari gaun."

"Tidak! Jangan—aku tidak ingin merepotkan Ibu." ujar Sohee tidak enak hati, meskipun sebenarnya dia hanya ingin mencari alasan agar tidak hadir di acara tersebut.

"Apanya yang merepotkan? Ibuku juga akan ke butik hari ini untuk memilih gaun. Akan selesai lebih cepat jika kau membiarkan Ibu membantumu memilihkan apa yang kau butuhkan. Oh iya, jangan lupa pilih beberapa pakaian yang sesuai untuk beberapa acara."

"Apa kau sering pergi ke acara-acara seperti itu?" tanya Sohee, detak jantungnya semakin kencang memikirkan ke depannya dia akan lebih sering berada di antara begitu banyak orang. Dia mungkin paham tentang roti. Namun tidak untuk manusia.

Mendengar pertanyaan Sohee, Kyuhyun menghembuskan napas frustrasi. Sorot matanya berubah datar. "Sayangnya aku adalah putra satu-satunya ayahku, seorang pewaris tunggal perusahaan besar. Sayang sekali, kehadiranku cukup sering diminta."

Sohee tidak melewatkan bagaimana suara Kyuhyun tergelincir ketika dia mengucapkan kata pewaris tunggal, seolah kata itu telah dipoles oleh minyak, sebuah kata yang sangat di hindari untuk alasan-alasan tertentu. Seolah-olah Kyuhyun membenci kata itu.

"Kau terdengar tidak menyukainya."

Salah satu sudut bibir Kyuhyun terangkat. "Aku akan lebih senang jika saja Ayahku memiliki putra yang lain."

Dengan bahu terguncang karena tawa tanpa suara yang tiba-tiba saja keluar tanpa bisa dia tahan, Kyuhyun mengangkat sebelah tangannya ke udara. Omong kosong macam apa yang baru saja dia katakan pada Sohee? "Aku hanya bercanda," tukas Kyuhyun.

Wajah Sohee yang cantik itu terlihat bingung, lalu tersirat sedikit keinginan untuk bertanya apa yang membuat Kyuhyun—suaminya tidak menyukai statusnya itu, dari cara pria itu mengatakan semuanya dan tawa renyah tiba-tiba yang seolah tengah memtertawakan nasibnya itu membuat Sohee penasaran. Namun sayangnya Sohee tidak bisa menanyakannya. Perempuan itu justru hanya diam di tempat sambil menggigiti bibir bagian dalamnya.

Tatapan Kyuhyun saat itu terus terpaku ke arah luar jendela untuk waktu yang lama, dan nadi Sohee berdebar panas. Sohee kesal pada diri sendiri karena tidak mampu bertanya pada Kyuhyun, seolah dia masih mengkhawatirkan dirinya melewati dinding pembatas yang dia telah buat sebelumnya. Kyuhyun dan dia sudah bersedia untuk hidup bersama—hal yang seharusnya Sohee lakukan saat ini adalah mengenal sosok pria itu sedalam mungkin. Namun sayangnya perempuan itu masih merasa takut. Perasaan takut yang dia katakan sebelumnya pada Kyuhyun saat ini telah muncul dan tampaknya lebih cepat daripada dugaannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Pieces of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang