Scoups : Parfume

1.8K 137 0
                                    

Hari itu, aku tahu bahwa usahaku benar-benar sukses. Aku turun ke salah satu store-ku untuk meninjau. Menyamar sebagai pegawai lebih tepatnya.

Aku baru saja keluar dari gudang dan pandanganku langsung tertuju pada seorang gadis yang sedang mencoba aroma parfum yang berjejer seorang diri. Tidak ada karyawan yang melayaninya.

"Permisi, apa ada yang bisa saya bantu?" Gadis itu tampak kaget melihat kehadiranku. Namun, tersenyum setelahnya.

"Ah itu... aku ingin mencari parfum tapi aku tidak tahu apa namanya." Ucapnya sembari menggaruk kepalanya. Malu mungkin.

"Kalau begitu apa anda bisa mendeskripsikan aromanya?" Tanyaku dengan sabar. Gadis itu berpikir sejenak.

"Ehm... aromanya ringan, berbau seperti jeruk manis tapi segar layaknya lemon. Lalu, feminim... iya parfum itu lebih cenderung disukai perempuan karena tidak terlalu musky." Jelasnya. Lumayan susah mencari parfume yang dimaksud karena ada lebih dari puluhan parfume dengan aroma citrus di toko ini.

"Apa parfumenya adalah brand kami?" Tanyaku. Siapa tahu dia mendeskripsikan brand lain. Akan sia-sia mencarinya.

"Iya... tapi eonni bilang parfume itu limited edition. Sudah tidak diproduksi lagi." Gadis itu terlihat sedih. Ah...

"Setahuku tidak ada parfume edisi terbatas dengan aroma citrus seperti itu. Tapi, aku akan coba tanyakan pada bagian produksi. Siapa tahu mereka masih mengingatnya." Gadis itu terlihat senang dan aku tersenyum melihatnya.

"Terima kasih ahjussi. Aku akan datang lagi minggu depan." Aku tersenyum sebagai jawaban. Saat gadis itu keluar dari pintu toko dan menghilang dari pandanganku. Dia sangat tidak asing.

"Hubungi tim produksi sekarang."

***

Sesuai janji gadis itu, dia datang lagi seminggu setelahnya. Sembari menjejerkan katalog parfume edisi spesial yang aku bawa (biasanya akan ada aroma parfume saat kalian menggesekkan katalog parfume di tangan.)

"Halo ahjussi." Sapa gadis itu padaku. Aku menjawab sapaannya dengan senyuman.

"Ah iya... apa ahjussi sudah dapat parfumenya?" Aku menggelengkan kepalaku sebagai jawaban. Gadis itu terlihat sedih dengan jawabanku. Namun, dia kembali bersemangat saat memperlihatkannya katalog parfume.

"Huwa.. Terima kasih ahjussi." Gadis itu dengan cepat membolak-balikkan katalog yang ku berikan. Yah sangat cepat, walau sesekali dirinya mengecek wangi parfume yang ada.

"Tidak ada juga ahjussi."

"Ah begitu ya?" Gadis itu mengangguk sebagai jawaban.

"Apa tidak ada hal lain yang kau ingat?"

"Ah.. packagingnya sangat simple. Ah iya.. kalau tidak salah eonni bilang, orang yang membuatnya adalah boss dari pemilik brand ini." Aku cukup terkejut mendengarnya. Parfume yang aku racik sendiri? Aku tidak ingat pernah memproduksinya.

Aku ingat pernah membuat parfume dan itu sudah... lama sekali. Terakhir kali saat... aku meninggalkan gadis itu.

"Kalau aku boleh tahu siapa eonnimu itu?" Tanyaku.

"Ehm... Dia relawan di panti asuhan dekat rumahku."

"Ah.. begitu ya. Aku akan coba membuat parfume yang kau maksudkan. Siapa tahu aku bisa membuatkannya untukmu."

"Jinjjayeo ahjussi?"

"Iya."

"Kansahamnida."

***

"Eonniiiiii."

"Ya? Ada apa Bina-ya?" Tanya wanita yang dipanggil Eonni tadi.

Seventeen Imagine: Be mine? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang