Double update!
Cek chapter sebelumnya dulu, siapa tau belum baca.
Warning!
Ada yang terombang-ambing
-Selamat Membaca-
Anak-anak penghuni sudah berjalan ke bangku bioskop setelah beberapa menit menunggu dan tadi sempat mampir ke Hypermart beli camilan yang sekarang disembunyikan di tas ranselnya Aryan. Setelah sekian lama hingga menjadi wacana, akhirnya rencana untuk malam mingguan bersama terlaksana juga, full team.
Mika berlari kecil menyusul Prima yang sudah ada di depan meninggalkannya. Felix dari tadi berusaha menghindar darinya agar tidak duduk bersebelahan karena Mika berubah jadi brutal kalau lagi ketakutan. Sementara Rino bilang dia akan masuk terlambat karena masih di toilet, katanya perutnya mulas, untung saja tiket cowok itu dibawa sendiri.
Untuk hari ini Esa yang biasanya malas diajak nonton ke bioskop memilih bergabung atas rayuan dari yang lain. Dengan wajah datar tanpa ekspresi dia menarik belakang sweater Mika yang hendak ikut duduk di barisan F bersama Prima.
"Woi apaan sih!" protes Mika ketika dirinya ditarik ke barisan G yang ada di atasnya.
"Duduk sama gue aja, jangan ganggu yang lagi usaha," kata Esa mendorong Mika ke bangku pilihannya lalu menekan kedua pundak gadis itu sampai terduduk sempurna di atas bangku.
Mika mengerutkan kening tidak mengerti. "Apa sih? Gue kan cuma mau duduk sama Prima," katanya sambil mengintip ke bangku bawah dimana Prima sudah duduk di sebelah Aji. Beberapa detik diam akhirnya dia paham sesuatu. "Lo nggak mau usaha gitu, Sa?" tanya Mika menghadap ke cowok itu.
"Usaha gimana? Kesannya jahat banget kalau gue usaha sekarang sementara gue tau kalau dia sukanya sama yang lain," jawab Esa memosisikan dirinya agar lebih nyaman duduk di sini.
Mika menghela napas jadi prihatin. Ternyata benar kata Aji kalau di rumah mereka sekarang sedang ada sesuatu. Dan sesuatu tersebut melibatkan perasaan yang seiring waktu akan membuat semuanya jadi rumit.
"Sabar ya, Sa," ucap Mika mengusap lengan cowok itu.
Esa cuma bisa terkekeh kecil menanggapi.
**
Jam 18.45 film yang mereka tonton resmi diputar.
Begini tempat duduk mereka ; di barisan F ada Felix, Aji, Prima, Haris, Shasha, dan satu bangku kosong yang nantinya diisi Rino. Sedangkan di barisan G ada Nina, Bayu, Mika, Esa, Aryan, dan Calvin.
Mata Bayu mulai terasa berat. Pemuda itu memejamkan mata sesaat, lalu membukanya lagi ketika suara jeritan histeris terdengar. Sebetulnya tadi Bayu ingin menolak waktu diajak malam mingguan karena dia ingin tidur—beberapa hari ini jam tidurnya kacau karena tugas kuliah—tapi merasa sungkan karena Shasha dan Calvin rela tidak pulang ke rumah demi bisa malam mingguan bersama yang lain. Tadi di mobil saja Bayu tidur terus, yang menyetir malah Mika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Housemates
Fiksi RemajaRumah itu bukan rumah biasa. Tersimpan banyak kisah dari para penghuninya. Disclaimer : semuanya hanya fiksi yang tidak ada hubungannya dengan realita sama sekali. Started : 10 Oktober 2020 End : 14 Januari 2021