50. Penyesalan

2.7K 442 73
                                    

1000 kali maaf yang di lontarkan pun, tidak akan menghapus jejak yang sudah bersemahyam di hati.

—Kayra Pramesti Adiguna JN

[Sesal yang tak berujung]

——————

Suasana koridor rumah sakit tampak begitu mencengkam. Di ruang IGD sana, terdapat dua gadis yang tengah bertaruh dengan mautnya. Semuanya tampak cemas tak karuan. Tentunya dengan Sandy, yang ikut cemas mengkhawatirkan Asyilla. Seburuk apa pun Asyilla, rasa sayangnya kepada gadis itu tidak pernah hilang.

Saat kecelakaan itu, Sandy langsung menghubungi kedua orang tua Asyilla. Tentunya, ia juga menghubungi Kayra, Andre dan Noval yang berada di Jakarta. Semua rasa benci itu kini ia tepis begitu saja.

Sudah satu jam mereka menunggu, akhirnya salah satu dokter keluar dari ruangan itu dan menghampiri mereka. Mereka berharap, bahwa kedua gadis itu bisa selamat dalam kecelakaan tersebut.

“Dokter, bagaimana keadaan Asyilla sama Atta?!” tanya Ogi dengan nada yang panik.

“Mereka sudah saya tangani. Namun, jika besok mereka belum sadar juga, mereka dinyatakan koma,” ujar Dokter itu memberitahu. “Kalau begitu, saya permisi dulu. Setelah ini, pasien akan di pindahkan ke ruang rawat,” ucap Dokter itu dan melenggang pergi.

“Ini semua gara-gara Asyilla! Gadis itu pembawa masalah!” raung Asegaf dan memukul tembok rumah sakit itu.

“Jaga bacotan lo, ya! Asyilla itu tidak pernah salah! Dan foto itu, foto itu sudah di manipulasi oleh Atta dan juga Aurel!” bentak Ogi sangat kesal.

Aurel menyahut, “Apa buktinya? Lo jangan asal nuduh orang sembarangan ya, Gi.”

“Gue punya buktinya,” sahut Mayang.

Mayang mencoba merogoh saku seragamnya, untuk mengambil ponselnya. Namun saat di raba, barang yang ia cari tidak ada. Ia langsung beralih membuka tas ranselnya, namun ponsel yang ia cari juga tidak ada di sana.

“Kok gak ada?!” gumam Mayang pelan. “Astaga Gi! Handphone gue 'kan sama Asyilla. Atau jangan-jangan handphone gue jatoh pas Asyilla ke tabrak?!” ujarnya pada Ogi.

“Biar gue yang cari ke lokasi itu,” ucap Iren dan di angguki oleh Mayang. Lantas, ia langsung menarik tangan Marvel begitu saja untuk ikut.

“Heh, gue mau di bawa ke mana?!” tanya Marvel namun Iren masih saja menarik tangan Marvel untuk ikut dengannya.

“Gue yakin, handphone itu sudah di ambil oleh orang lain,” batin Aurel di dalam hati.

Mereka yang berada di sana tampak kebingungan. Sebenarnya, ada apa di ponsel milik Mayang? Apa benar, jika foto itu hasil manipulasi oleh Atta dan Aurel? Mereka tidak bisa percaya begitu saja, sebelum bukti itu benar-benar mereka lihat.

———————

Iren dan Marvell kembali ke depan sekolahnya untuk mencari ponsel Mayang yang hilang. Ia ke tempat titik di mana saat Asyilla dan Atta bertengkar. Ia terus menyusuri tempat itu dan memasang kedua matanya sangat tajam.

Sudah cukup lama mereka mencari ponsel itu, namun tak kunjung di temukan juga. Sampai pada seseorang yang berjualan di pinggir jalan, menghampiri Iren dan juga Mayang untuk menanyakan sesuatu.

“Maaf Neng, kalian semua sedang mencari apa?!” tanya lelaki paruh baya itu.

“Saya lagi cari handphone temen saya Pak, yang kecelakaan di sini. Apa Bapak lihat?”

Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang