"Kenapa kau selalu datang di saat aku ingin menjauhimu?"
***
Natasha baru saja menutup telepon dari Dhea. Sahabatnya itu masih saja khawatir padahal dia sendiri lagi sibuk dengan pernikahannya. Natasha tersenyum kecil, bahagia sekali, setidaknya masih ada satu jantung yang membuat dia bahagia.
Di sisi lain. Jeffri sudah sampai di depan rumah Natasha. Dengan pagar yang tertutup, tak biasanya Natasha menutup pagar bahkan sampai menguncinya dari dalam.
Jeffri pun segera menelpon Natasha untuk memberitahunya. Sedangkan Natasha yang mendadak mendapatkan telepon dari Jeffri mengerutkan keningnya.
"Kenapa Kak Jeffri menelponku terus? Apa ada hal yang sangat penting? Sejak pagi ia begini terus," gumam Natasha.
"Mungkin iya, aku 'kan sekertarisnya."
Natasha pun membuang napas beratnya. Menurunkan egonya sebentar. Ini masalah dia dengan dirinya bukan? Jadi Natasha harus prefesional.
Tak ada sahutan dari telepon membuat Natasha menatap layar ponselnya untuk memastikan apakah telepon tersebut masih tersambung atau tidak.
"Kenapa tak ada suara dari Kak Jeff?"
Di sisi lain. Jeffri masih menatap gamang jendela atas yang begitu gelap. Perasaan khawatir itu menyelimuti tubuh Jeffri. Sampai ia tak sadar bahwa sekarang telepon itu sudah tersambung.
Natasha yang ada di seberang sana mau tak mau harus menelan egonya lagi. Dia pun segera menyapa Jeffri.
"H-halo?"
Jeffri tersentak kaget dan mengerjap kedua matanya. Jeffri menjauhkan ponselnya dan melihat bahwa panggilan itu sudah tersambung. Jeffri langsung berdeham pelan. Dan mendekati kembali ponselnya di dekat telinganya.
"Natasha saya di depan rumah kamu. Bukakan pagarnya."
Natasha membelalak kaget dan refleks segera membuka gorden jendela kamarnya. Benar saja, Jeffri dan mobil sport-nya sudah berdiri di depan pagar rumahnya. Natasha susah payah menelan salivanya dan menutup kembali gorden jendela itu.
"Kau mendengarku Natasha?"
Natasha membuang napasnya dengan perlahan. Tiba-tiba saja ia gugup setengah mati.
"I-iya Pak- eh maksud saya, iya K-kak."
"Oke saya tunggu."
Telepon itu pun dimatikan oleh Jeffri. Natasha segera menghidupkan lampu kamarnya dan bercermin.
"Astaga ... aku benar-benar berantakan. Ayo cepat Natasha bersiap," ujarnya panik.
Natasha dengan cepat pergi ke kamar mandi dan mencuci wajahnya. Setelah mencuci wajahnya, ia menggosokkan giginya. Setelah selesai ia langsung berlari kecil dan menyisir di depan wajahnya. Lalu dilanjutkan menepuk wajahnya dengan sponge bedak dan menambahkan sepoles lisptik tipis.
"Hufttt ... ayo Na," gumamnya pada diri sendiri.
Natasha pun membuka pintu kamarnya dan segera turun tangga untuk membuka pagar. Setelah berdiri di depan pagar. Tiba-tiba saja jantungnya ingin meledak. Kulit-kulit di tubuhnya berubah menjadi dingin dan itu membuatnya gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous [Completed✔️]
RomansaKisah ini berawal dari Natasha Zaylee yang terpikat oleh pesona suara Jeffri Deindan Aldavaro. Suaranya yang berat dan maskulin bak Pangeran membuat hati Natasha berdesir hebat. Dia benar-benar jatuh cinta pada laki-laki itu. Enam tahun berlalu, ny...