Part yang dipost hanya untuk preview saja.
The Story Begin...
Sebenarnya manusia penuh dengan panggung sandiwara.
Cho Kyu-Hyun memakan sarapan paginya dengan lahap. Senyum tak hentinya tersungging di bibir merah mudanya, membuat kedua orangtuanya memandang heran.
"Semuanya berjalan lancar?" tanya Ibunya sambil memotong ikan tuna di piringnya.
"Iya," jawab Kyu-Hyun pasti. "Eun-Rin sudah sepenuhnya menerimaku. Dia tidak lagi mengatakan kalau dia membenciku, selama beberapa bulan ini juga kami melakukan banyak hal menyenangkan. Dia menerima lamaranku yang sudah lama kupersiapkan. Semuanya... berjalan sesuai keinginanku."
"Astaga!" Nyonya Cho menaruh pisau, dan garpunya di kedua sisi piring. Ia menutup mulutnya memperlihatkan wajah bahagia. "Selamat, anakku. Itu kabar bagus! Ibu senang mendengarnya. Sudah Ibu bilang kan, kalau Eun-Rin lama-kelamaan akan menyukaimu kalau kau berbuat baik. Apalagi anak Ibu sangat tampan seperti ini. Benar, bukan sayang?" mata Ibunya teralih pada Tuan Cho, sebelah alisnya tertaut memberi kode.
"Tentu saja!" sahut Tuan Cho Seung-Kwan bersemangat. "Biar Sekretaris Lee yang mengurus semuanya."
Kyu-Hyun menggelengkan kepalanya. "Tidak usah, Ayah. Aku yang akan mengaturnya. Ibu sudah memberi kontak pihak wedding organizer, rencananya kami akan membicarakan berbagai hal hari ini. Mungkin lebih tepatnya berkonsultasi."
Terkesan menyedihkan tapi Kyu-Hyun tertipu dengan semua hal yang melingkari kehidupannya. Ia menatap kedua orangtuanya haru. Orangtua yang awalnya cenderung suka memaksakan kehendaknya, menuntutnya untuk menjadi apa pun yang mereka inginkan kini telah berubah. Mereka mendukung apa yang Kyu-Hyun inginkan serta turut bahagia.
"Ini pernikahan yang kuimpikan sejak dulu. Aku akan meminta tanggapan Eun-Rin mengenai resepsi pernikahan, tentu saja, aku akan mendukung apa saja yang dia inginkan," kata Kyu-Hyun kemudian. Ia menatap kedua orangtunya secara bergantian. "Ayah, Ibu, aku minta maaf kalau selama ini suka menyusahkan kalian. Terima kasih sudah mendukung keputusanku," ucapnya kepada kedua orangtuanya yang memasang wajah paham.
"Di dunia ini hanya kau satu-satunya yang berharga bagi Ayah, dan Ibu. Kami sepenuhnya setuju dengan apa pun keputusanmu. Justru Ibu yang meminta maaf kalau selama ini membuatmu kesepian di rumah. Ibu janji, mulai sekarang Ibu akan sering di rumah daripada di perusahaan, dan Ayahmu..." Nyonya Cho melirik suaminya. "Akan pulang lebih cepat daripada mengurus kasus klien-nya."
Kyu-Hyun terkekeh geli. "Tidak usah. Lagipula aku sudah terbiasa. Ayah, dan Ibu menyibukkan diri juga demi kebahagianku. Mulai sekarang aku akan menjadi dewasa, dan memahami keadaan," jawab Kyu-Hyun lugas.
"Aiyuu~! Anak Ibu sudah besar," decak Nyonya Cho.
"Omong-omong bagaimana rencana memilih jurusan? Kau sudah memutuskan?" tanya Tuan Cho tiba-tiba.
Kyu-Hyun menggelengkan kepalanya. "Belum. Mungkin jurusan Ilmu Komunikasi? Tidak apa-apa, bukan?"
Raut wajah kedua orangtuanya mendadak masam, tapi seketika berubah menjadi ramah lagi. "Tentu saja tidak apa-apa. Pikirkan baik-baik sebelum memilih. Kau sudah satu tahun menunda," kata Nyonya Cho tersenyum tak sampai mata.
"Benar kata Ibumu. Pikirkan baik-baik. Oh ya, hampir saja lupa, Eun-Rin tidak akan kuliah?" ucap Ayahnya lagi.
"Entahlah, yang kutahu dia tidak tertarik. Kupikir itu jauh lebih baik, aku tidak bisa membiarkan dia dekat dengan lelaki lain selain diriku." Kyu-Hyun menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, wajahnya serius ketika mengatakan kalimat akhir. Ibu, dan Ayahnya saling bertatapan tapi tidak mengatakan apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Love Falls (END)
Fiksi PenggemarMature Content. Rasa obsesi Cho Kyu-Hyun kepada Lee Eun-Rin mengundang kegunjingan di antara mereka berdua. Kyu-Hyun rela melakukan segala cara agar Eun-Rin mau bersamanya, bahkan mengancam bunuh diri sekali pun. Sedangkan Eun-Rin tidak pernah meny...