Rotinya Tumpah

229 45 0
                                    

"Chenle, awas!"

"Renjun! Chenle!"

Chenle menunduk. Renjun bilang, kalau suara papa seperti ini, berarti papa kecewa. Chenle menyesal membuat kesalahan.

Chenle berlarian ke dalam rumah ketika Renjun membawa piring berisi pesanan roti untuk dibungkus. Saking asyik berlari, Chenle tidak memperhatikan sekeliling. Ia menabrak Renjun.

Kun mendengar suara pecahan piring. Dia mendatangi kedua anaknya. Wajahnya datar.

"Kenapa begini?" tanya Kun.

Renjun dan Chenle diam. Kun jarang marah, tapi amarahnya cukup menyeramkan. Tidak ada yang berani bicara.

"Renjun kurang hati-hati, Pa. Tadi tidak lihat Chenle lewat." jawab Renjun.

"Kenapa sampai tidak lihat?" tanya Kun lagi. Kedua tangannya disilangkan di dada.

Renjun diam. Chenle melirik Renjun. Renjun berbohong. Tadi dia kan lihat Chenle, tapi Chenle yang lari-lari.

"Bukan, Pa. Tadi Chenle lari-lari terus kena Gege." tutur Chenle.

"Oh ya?" Kun menaikkan alis. "Kenapa lari-lari?"

Chenle menunduk. "Soalnya tadi Chenle habis main. Senang, Pa."

Kun menghela nafas. Dia berlutut di depan kedua anaknya. Matanya menatap lurus pada mereka bergantian. "Roti ini Papa buat sejak pagi. Papa belum istirahat dan Papa harus buat roti lagi untuk ganti yang ini. Chenle dan Renjun boleh senang-senang, boleh lari-lari, tapi kalian harus hati-hati. Apa yang kalian lakukan bisa jadi mengganggu orang lain dan membuat masalah baru. Kalian juga harus waspada. Orang lain bisa jadi tanpa sengaja mengganggu pekerjaan kalian."

"Iya, Pa." 

Kun mengusak rambut kedua anaknya. "Kalian berdua tolong bersihkan roti yang jatuh ya. Papa mau buat roti lagi."

Renjun dan Chenle berdiri diam sampai Kun menghilang ke dapur. Chenle berjongkok untuk memungut roti, namun Renjun sempat menahannya. Renjun malah memeluk Chenle.

"Chenle, makasih sudah jujur pada Papa. Kamu keren. Gege minta maaf ya tidak hati-hati." Renjun mengelus punggung Chenle.

Chenle menyengir. "Maaf ya. Chenle lari-lari."

Renjun melepas Chenle. Dia mengambil 1 roti dari kantungnya. "Kamu lapar kan habis main? Makan dulu. Setelah itu kita bantu Papa buat roti. Jangan bilang Papa ya aku kasih kamu roti."

Chenle berbinar. "Terima kasih, Gege."

After Papa's WorkhourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang