PART 21

635 57 2
                                    

" ma, irene bantu ya." Irene menghampiri ibu mertuanya yang sedang membuat makanan untuk sarapan.

" eoh kamu sudah bangun nak? Ini masih terlalu pagi, istrahatlah lagi, nanti mama bangunkan. Kalian kan baru tidur pukul satu tadi pagi."

" mama juga semalam tidur jam segitukan. Tak apa ma, irene biasa bangun jam segini." Irene tersenyum menatap ibu mertuanya. Akhirnya ibu suho membiarkan putri kesayangnnya itu membantunya.

" wah, apa aku terlambat?" dua wanita beda generasi itu langsung menoleh pada sumber suara. Ibu suho langsung tersenyum melihat menantu pertamanya itu.

" tidak nak." Ibu suho tersenyum lembut.

" apa ini istri suho ma?" tiffany menatap irene dengan senyum sumringah. Ibu suho mengangguk membenarkan.

" wah kau sangat cantik! Bagaimana bisa ada wanita secantik dirimu?"

" terima kasih kak. Tapi tak perlu berlebihan seperti itu, kau juga sangat cantik kak." Irene tersenyum canggung menanggapi kakak ipar yang bahkan ia belum tau namanya.

"astaga rendah hati sekali kau. Suho sangat beruntung memilikimu. Oh iya, aku tiffany istri siwon kakak pertama suho." Tiffany menjulurkan tangannya dan disambut hangat oleh irene.

" aku irene, kak."

" apa masakannya telah selelesai?" Tanya tiffany dan dibalas anggukkan serentak dua wanita itu.

" yasudah biar aku saja yang menyiapkannya ke meja makan." Ujar tiffany. Walau awalnya ditolah oleh dua wanita itu, namun dengan segala paksaanya akhirnya mereka menyerah dan membiarkan tiffany menghidangkan makanan sebagai bentuk permintaan maaf karena tak ikut bantu memasak.

Irene memutuskan untuk duduk di halaman depan rumah kediaman kim. Ia menghirup aroma udara pagi dengan senyum bertengger di bibirnya. Walaupun rumah ini berada di perkomplekkan elit, tapi halaman depan rumah keluarga kim sangat asri. Sangat banyak bunga dan pohon-pohon pendek milik nyonya kim yang membuat irene sangat nyaman berada disana.

" eoh? Lay-ah!" irene berteriak memanggil adik iparnya itu. Pria yang dipanggil langsung menoleh dan tersenyum melihat si pemanggil. Dengan berlari kecil ia menghampiri irene.

" kak irene... kalian kapan sampai?" Lay duduk disamping irene dan tersenyum pada wanita itu.

" tadi malam. Kau habis berolahraga?" tubuh pria itu penuh dengan peluh namun irene akui kegantengan adiknya itu makin nambah walau tak bisa menyayingi suaminya.

" eumm, biasa jogging pagi." Lay tertawa kecil melihat irene yang melihatnya tanpa kedip.

" aku tau aku ganteng kak. Tak perlu melihatku seperti itu." Lay makin tertawa melihat irene yang mengedipkan matanya berulang seolah baru tersadar. Kenapa kakak iparnya sangat menggemaskan.

" kau benar ! kau sangat ganteng lay-ah. Wahh lihatlah adikku ini sangat ganteng." Irene menekan pipi jaehyun dengan kedua tangannya hingga mulut jaehyun berbentuk seperti bebek.

" EKHMM!" keduanya langsung menoleh pada pelaku .

" suho... kamu kapan bangun?" irene menghampiri suho yang sudah memasang wajah masamnya.

" tadi. Masuk, mama menyuruh kita sarapan. Kau lay, cepat ganti bajumu dan sarapan bersama yang lain." Suho mendelik tajam pada adiknya dan langsung masuk kedalam rumah, tentu saja dengan diekori sang istri

Bukannya takut, lay malah tertawa puas melihat wajah masam kakaknya.

" astaga... bagaimana bisa aku punya kakak bucin seperti itu. Seperti itu saja sudah cemburu, dasar kim suho bucin." Lay memegang perutnya yang sakit akibat kebanyakan tertawa.

STAY or LEAVE | SURENE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang