Bagian 02 : Siapa mereka?

16.1K 1K 11
                                    

HAPPY READING!❤

.
.
.

NARA Segera menuju kelas Gisel ketika bel istirahat berbunyi. Beruntung tadi salah satu guru nya berhalangan hadir, membuat dia bisa menyelesaikan tugas milik Gisel. Walaupun dia masih kelas 10 tetapi karna otak nya yg cerdas, ia dapat mengerjakan soal itu dengan mudah.

Nara melangkah kan kaki nya di lorong kelas 11. Banyak kakak kelas yang memerhatikan nya. Ia pun menundukan kepala nya dan mempercepat langkah nya untuk sampai dikelas Gisel.

Ia berhenti di depan kelas Gisel. Ia ragu untuk masuk. Ia menggigit bibir bawah nya.

Tiba tiba ada seseorang yang menyenggol bahu nya. "Heh Cupu! Masuk sana, udah di tunggu tuh ama Gisel," Ucap Orang itu. Nara diam menunduk. Membuat cewek yang tadi menyenggol bahu nya itu meneriaki nama Gisel.

"Gisell! Babu lo udah dateng nih!" Teriak nya. Gisel yang belum menyadari keberadaan Nara di depan kelas nya pun langsung menoleh ke asal suara.

Ia tersenyum miring ketika melihat Nara di depan pintu kelas nya. "Bawa kesini Rin!"

Cewek yang tadi menyenggol bahu nya bernama Ririn itu, menarik tangan Nara kasar dan membawa nya kehadapan Gisel.

Setelah berada di depan gisel, Ririn menghempaskan tangan Nara kasar hingga membuat tangan Nara memerah. Nara meringis ketika pergelangan tanganan nya memerah akibat terkena kuku panjang kakak kelas nya itu.

"Mana tugas gue?!"

Nara pun menyodorkan buku milik Gisel. Gisel tersenyum puas ketika melihat tugasnya sudah diselesaikan oleh Nara.

"Nice. Lain kali kalo gue suruh nurut, biar gak malu maluin kayak tadi pagi," Ucap Gisel.

Nara hanya diam, tak menjawab apa pun. Kepalanya hanya menunduk. "Pergi sono lo! Jangan sampe kelas gue ikutan kena virus dari lo!" Usir Gisel.

Nara mengepalkan tangan nya sambil memejamkan mata nya. Perkataan Gisel membuat hati nya sakit. Tak tahan lagi, ia segera pergi keluar dari kelas Gisel. Namun saat ingin keluar, salah satu teman Gisel meluruskan kaki nya, hingga membuat Nara terjatuh.

Suara tawa menggema di dalam kelas, ketika Nara jatuh ke lantai. Nafas nya memburu dan manatap tajam Silvi yang tadi sengaja menyelengkat nya.

"Apa lo liat liat hah?! mau marah lo ama gue?!" Bentak nya. Silvi berjongkok di hadapan Nara. Ia memcengkram kedua pipi Nara dengan kuku tajam nya.

"Dasar Lemah!" Ucap Silvi penuh penekanan. Mati matian Nara menahan air mata nya agar tidak jatuh. Ia tidak boleh menangis dihadapan mereka.

''Yuk Guys! Kita ke kantin aja. Ngapain ngurusin anak haram kayak dia" Ucap Gisel.

Sebelum pergi, Silvi menginjak betis nya dengan kencang. "Arkh!'' Jerit nya.

Gisel dan antek antek nya tertawa dan pergi keluar kelas. Nara berusaha bangun, meski kaki nya sakit. Ia keluar kelas dengan berlari sambil menunduk.

Nara memasukki toilet perempuan. Ia masuk disalah satu bilik dan mengunci nya. Tubuh nya merosot,lalu ia terisak disana. Ia lelah. Ia lelah dicaci dan dihina. Batin dan fisik nya sudah lelah dan terluka. Dulu, ada Dewi yang selalu menyemangati nya. Ia bertahan Demi Dewi. Namun, sekarang ia bertahan untuk siapa, jika Dewi pun sudah meninggal kan nya?

"Ibuu, Nara mau nyusul ibu aja. Nara cape. Nara gak kuat bu, hp" lirihnya. "Nara bukan anak haram kan bu? Nara punya ayah kan buu? Ayah Nara dimana bu?Kenapa Ayah ga pernah nemuin Nara" Nara bermonolog sambil menangis.

Queenara (Posesif Brother)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang