Bukan hal yang mudah untuk menerima kenyataan bahwa 2 hari lagi, namanya akan berubah menjadi Namikaze Ino, dan bukannya Yamanaka Ino. Apalagi kalau memikirkan calon suaminya adalah seorang pria yang belum 24 jam ia kenal. Halooo? Ini hanya sebuah kecelakaan, sebuah kebetulan! Kenapa orang tua-nya dan orang tua Naruto tak mau mengerti? Ditambah lagi, karena kebodohan pria Rubah Kuning itu yang memperparah keadaan. Andai saja, Naruto lebih berhati-hati, pasti ia akan punya waktu sampai ia bisa mengembalikan suaranya dan membatalkan semua lelucon ini.
Oke, ia tidak boleh berpura-pura menjadi satu-satunya korban disini, Naruto juga korban. Dan itu semua salahnya karena telah membawa Naruto ke rumahnya. Andai saja ia tak menabrak—ditabrak, mungkin—Naruto, semua ini pasti tidak akan terjadi.
"Jadi..." Naruto mulai membuka percakapan, "... 2 hari lagi, kita akan menjadi suami-istri, maksudku... 2 hari lagi, kita benar-benar akan melakukan itu?"
Dasar mesum.
Dalam keadaan seperti ini, pemuda Namikaze itu masih bisa berpikiran mesum?
Ino memukul lengan pria itu dengan keras, membuat sebuah ringisan pelan terdengar.
"Memangnya apa yang salah? Aku cuma tanya, apakah kita akan benar-benar melakukan itu? Menikah?"
Ino mengerjapkan matanya berkali-kali. Jangan-jangan... Ia salah paham?
Wajah Ino memanas. Ia melemparkan tatapannya ke arah lain, dan berharap agar Naruto tak menyadari bahwa sebenarnya ialah yang berpikiran mesum. "Atau..." Sepertinya Ino tidak beruntung. Naruto kembali melanjutkan, "Kau mengira, kita akan melakukan... Kau tahu, hal yang biasa dilakukan oleh suami dan istri saat malam pertama... Ya?"
Blush.
Ino yakin dirinya sudah tak dapat dibedakan dengan kepiting rebus. Astaga, ia malu sekali.
"Dasar mesum." Naruto bergumam pelan, namun sengaja agar gadis pirang itu dapat mendengarnya. Ino menoleh dengan kesal, dan menulis sesuatu di sebuah buku yang sudah ia persiapkan sebelumnya.
Aku tidak mesum. Kau yang mesum.
Tulisan singkat itu, membuat sebelah alis Naruto terangkat. Ia kemudian bersandar pada tembok. "Kan, kau yang berpikiran untuk melakukan itu, jadi kau yang mesum, nyonya Namikaze."
Blush. Ino kembali blushing. Namun, ia segera menutupinya dengan kembali menulis dengan kesal.
Memangnya apa yang seharusnya dipikirkan saat kau berkata seperti itu?
Naruto menyeringai, ia kemudian mendekat dan meraih pulpen serta buku dari pemiliknya tanpa permisi. Dituliskannya sebuah tulisan yang sangat rapih dan indah, dan kalau dibaca akan berbunyi,
Aku memikirkan tentang ciuman yang akan kita lakukan saat pernikahan kita nanti.
Mesum. Dasar mesum. Dasar Rubah Kuning Mesum.
Ino terus-terusan memaki Naruto dalam hati dan memukuli lengannya. Naruto tertawa kecil, sambil sesekali meringis kesakitan. "Wow, hati-hati Mrs. Namikaze, pukulanmu sangat kuat."
Ino berhenti memukuli Naruto dan terdiam beberapa saat. Ia kemudian menuliskan sesuatu pada bukunya, memberikannya pada Naruto, dan menyilangkan kedua tangannya di depan perut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Princess Serenity
RomancePertemuan Ino dan Naruto membawa keduanya masuk ke dalam sebuah permasalahan aneh. Pernikahan. Ditambah keinginan Kushina yang ingin menimang cucu dan cinta yang belum dapat dilupakan. Warning: too much. I took the cover image from: https://id.pinte...