Aldi berlari ke arah Viky dan Miky. Ia menepuk bahu dua pria itu yang sedang asik tertawa secara tiba-tiba.
" ASTAGHFIRULLAH!" Kaget Viky dan Miky bersamaan. Dua Pria itu melirik tajam Aldi yang sedang berdiri di tengah mereka.
" Ma--maaf udah buat ka--kalian ka--kaget. " Lirih Aldi.
" Iya. Tapi lain kali Lo jangan nongol tiba-tiba, buat kita jantungan tau nggak!" Kata Viky kesal.
Aldi mangguk-mangguk mengerti, dengan ekspresi polosnya.
" Iya lain kali Lo jangan kayak gitu Aldi! Hampir aja tadi gue jantungan. Untung aja jantung gue, udah gue titipin di pohon pisang. " Timpal Miky ngasal.
Yayu menatap tiga punggung pria itu yang terlihat sangat serius berbicara. Yayu dengan pikiran jail di kepalanya, berjalan mengendap-endap seperti seorang pencuri!.
" DOR! " Teriak Yayu.
" ASTAGHFIRULLAH!." Kaget Viky, Miky, dan Aldi.
Suara tawa puas dari Yayu menghantam sepasang telinga tiga pria dihadapannya. Viky, Miky, dan Aldi membalikkan badan mereka, kemudian menatap tajam wajah Yayu dengan emosi.
" Tadi tuyul!." Ujar Viky kesal melirik Aldi. " Sekarang kuntilanak!." Tambahnya kesal menatap Yayu.
Yayu masih cengengesan tak berdosa.
" Sayang, jangan gitu donk! Kalau oppa kena serangan jantung gimana?." Kata Miky kesal.
" I--iya!" Timpal Aldi ikutan kesal.
" Tenang aja Miky oppa." Ucap Yayu santai. " Miky oppa nggak bakalan kena serangan jantung!" Tambahnya.
Viky mengangkat satu alisnya, menatap lekat wajah Yayu.
" Emang kenapa?." Tanya Viky tak mengerti dengan ucapan Yayu.
" Iya emangnya kenapa sayang? Kamu kok, yakin kalau oppa nggak akan jantungan?." Tanya Miky ikut tak mengerti.
" Karena, hati dan jantung oppa hanya akan berdetak untuk Yayu seorang." Gombal Yayu sembari memainkan jari jemarinya malu-malu.
Viky, Miky, dan Aldi saling menatap sebentar. Gombalan Yayu kali ini membuat Miky sendiri pun ingin menutup wajahnya, bukan karena gombalan Yayu yang buat dia malu-malu. Tapi karena gombalan gadis setengah waras itu yang tidak nyambung sama sekali!.
" CIH. Nggak nyambung!" Decih Viky tajam.
💜💜💜
Matahari telah terbenam. Kini bulan dengan bentuk sempurnanya yang menerangi malam dan ditemani bintang-bintang yang ikut menghiasi langit.
Yayu melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 19:00. Ia telah selesai bersiap-siap dan berdandan, dengan rok pendek berwarna hitam hingga selutut, dan atasan baju kaos Gucci berwarna putih, serta sepatu teplek hitam yang dikenakannya. Gadis cantik itu kemudian mengambil tas yang diletakkan di atas meja dan disampirkannya di bahu.
Yayu membuka pintu kamar dan menuruni tangga. Ia berjalan menuju dapur, lalu mengambil kantong plastik putih berisi kotak makanan yang telah ia bungkus rapi. Yayu kemudian beranjak pergi meninggalkan dapur dan berjalan menuju pintu depan dan harus melewati ruang keluarga dimana ayah dan ibu tirinya Kirana sedang duduk santai menonton televisi.
Yayu terus berjalan melewati dan mengabaikan ayah dan ibu tirinya.
" Sayang. Kamu mau kemana?." Tanya Handoko. " Rapi banget anak ayah. mau kencan ya?."
Yayu memutar mata malas, menghentikan langkahnya. Ia menatap wajah ayah dan ibu tirinya.
" Nggak usah pura-pura tanya gitu deh." Sahut Yayu dingin. " Yang jelas gue mau ke rumah sakit! Jenguk ibu kandung gue. Bukan ibu palsu dan bermuka dua!." Sindir Yayu kepada Kirana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me:(
Novela JuvenilPenulis: @Diansaranani123 Tim revisi: @_QueenAy Cerita ini murni dari pemikiran saya sendiri dan cerita ini dijamin beda dari cerita yang lain nya... Cerita ini berfokus kepada persahabatan dua pria. Yang memiliki dua watak yang berbeda. Dimana V...