Keingintahuan Eric-

2.3K 256 26
                                    

Ini bukan konteks malam minggu bareng pacar ala Eric. Hanya sekedar Buat Makanan bareng Sunwoo yang kebetulan emang gak ada kerjaan. Alias Udahalah tugas tu bisa dikerjakan Esok mepet deadline. Untuk yang satu ini jangan ditiru ya kawan kawan.

"Kok lama banget Jeno"

"Ya namanya juga kejebak macet— mana hujan terus Jemput Renjun di Rumah sakit"

Sunwoo memprotes sebab matanya sudah berair memotong bawang yang notabene tugas Jeno seorang.

"Eric— mata aku kelilipan tolong dong"

Ini Sunwoo udah makin ngucek parah mata nya yang berair makin pedih karena bawang.

"Heh jangan di kucek" halau Eric dengan memegang tangan Sunwoo. Menaruh pisau digenggaman itu kemudian meniup niup pelan Mata sang teman.

"Masih pedih— kencengan dikit niupnya" Sunwoo membeo.

Eric menarik Sunwoo berdiri membawa temannya itu ke arah wastafel dapur guna mencuci tangan.

Sambil terus menghadapkan Sunwoo padanya untuk meniup mata yang kelilipan Karena aroma bawang.

"Gimana udah?"

Sunwoo memgangguk. Membuka matanya sedikit melihat Eric didepan.

"Hehehe makasih"

"Lain kali tuh jangan kucek matanya kalau lagi motong bawang"

Sunwoo mengangguk paham.

Dan bareng bareng buat Sop ayam.

Menit ke 50 kemudian semua sudah tersaji di meja makan. Mulai hidangan dari A-Z gak tau kenapa. Pokok hari ini Eric mau masak aja. Tapi Jeno belom juga balik.

Sunwoo yang habis dari kamar mandi duduk di sofa ruang tengah. "Makannya nunggu Jeno Renjun aja yaa"

Eric setuju dan melepas apron menyusul Sunwoo ke Sofa.

Hujan makin deras diluar. Eric sadar karena jendela selatan gak begitu ia tutup rapat. Masih ada angin dingin masuk.

"Deketan sini"

Tarik Sunwoo pada Eric yang malah melungker di ujung sofa dengan selimut.

Sepenuhnya sekarang Eric ada didekapan Sunwoo.

"Dah diem— gini kan angetan" kata Sunwoo. Eric hanya diam menikmati tontonan monoton pada televisi.

Jari jemari Sunwoo udah tertaut pada Jari tangan sang lawan. Eric juga tampak nyaman. Bahkan sesekali mengelus itu punggung tangan Sunwoo.

"Yang kemaren hyunjin felix diruangan koas itu ngapain nu?" Tanya Eric kemudian. Tanpa Berkedip melihat Sunwoo yang tetap tidak mengalihkan perhatian dari TV didepan.

"Nuuu" tanya Eric lagi.

"Nggak kok bukan apa apa itu" geleng Sunwoo

"Teruss katanya disuruh minta ajarin Kamu" Eric berujar sekali lagi tetap melihat Sunwoo tanpa beralih.

"Itu loo tontonanya lucu" Sunwoo menunjuk televisi didepan. Eric tetap tidak bergeming.

Masih penasaran. Butuh jawaban dari setiap pertanyaan.

"Nu, ayo kasih tau aku—" Eric merubah posisi. Demi tuhan ini posisi bahaya sekali.

Eric yang mempout lucu sedang berada Ekhem setidaknya benar benar diatas Sunwoo sekarang.

"Nu—" rengek Eric sekali lagi.

"Belajar aja yuk sambil nunggu Jeno" Sunwoo hendak bangkit. Eric makin merapatkan. Bahkan sekarang memeluk. Kalau sudah mode ini. Sunwoo bisa hilang akal.

"Udah!— aku udah ngerjain tugas untuk besok Morning Report. Presentase case bahkan loh udah— ayoo kasih tau aku"

Sunwoo diam. Menatap Eric dalam.

Bimbang.

"please? for me?" Eric berkata

"don't do that" Sunwoo tetap keukuh pada pendirian.

"what?" Kata Eric lagi.

"you think everytime you say "please? for me?" i'll do whatever you want, well, not this time ric" gelengan Sunwoo beri.

"please? for me?" Penuh dengan harap. Dengan mata berkaca kaca semua Eric kerahkan demi mendapat jawaban.

"okay" kata Sunwoo kemudian.

Maju sedikit dan mengecup Lawan didepan. Sunwoo membuat Eric tersentak kaget. Tanpa Jeda. Sunwoo tetap memberikan Lumatan lumatan kecil dalam penyatuan mendadak bibir bibir mereka.

Eric tidak tau apa apa. Tampak kesulitan. Padahal belum masuk inti permainan.

"Nah— yah— gigit disitu" disela sela ciuman Sunwoo mengajari Eric bagaimana cara memuaskan.

"Ohh—" Racau Sunwoo saat benar benar Eric mengecup pelan bibir bawah Sunwoo yang tebal.

"Nah dan"— oh Sunwoo benar benar mabuk kebayang. Tidak menghidaraukan kalau mereka ini sedang melakukan diatas ruang tamu sofa.

Membelai punggung Eric langsung dengan Tangan membuat Eric melenguh Kenikmatan. Oh temannya itu Suka disentuh dimana mana.

ini itu Ciuman Pertama Eric, Berdosa banget.

Menyudahi lumatan itu. Sunwoo memegang kedua pipi Eric dengan tangan. "You okay?"

Well. Kalau dibilang baik baik saja pikiran Eric tidak sejernih beberapa menit yang lalu— sebelum—

"Okay, definietely okay. Great. Never better" kata Eric perlahan. Sedikit kelabakan.

"Nah itu yang disuruh Hyunjin buat ajarin ke kamu"

Blush. Eric menelungkupkan wajah pada peleheran Sunwoo.

Sedangkan Sunwoo memeluk pinggang Ramping Eric. Seraya Mengusap perlahan punggung sang teman.

"Udah gak penasaran?"

Anggukan Eric beri.

"Malu—" kata Eric lagi.

"Coba sini lihat" Eric mendongak atas dasar suruhan Sunwoo. Bibir nya masih merah sedikit bengkak habis lumatan Sunwoo tadi.

Mencoba mengikis jarak lagi. Dan mungkin akan terjadi seperti tadi—

Eh tapi gak jadi—

"Aku pulang—" Jeno teriak dari depan.

Eric buru buru bangun dari atas badan Sunwoo. Duduk kembali seperti awal.

Menyelimuti diri Dan Sunwoo juga sudah biasa lagi.

Jeno masuk diikuti Renjun ke ruang tamu.

"Kenapa rambutmu ini acak acakan" Sentuh Jeno pada Rambut Sang kembaran tapi ditepis pelan.

"Lupa sisiran" elak Eric.padahal itu ulah Sunwoo.

Jeno memgangguk paham dan menaruh Kunci di nakas sebelah Televisi.

"Aku angetin makanannya ya" Renjun berkata seraya ke dapur disusul Eric kemudian.


Definisi Teman ala Eric dan Sunwoo ya seperti itu. Tidak lebih dan tidak kurang. 











— Nulis apasih aku ini. sudah mulai ngelantur :" maaf yaa

Medical Top TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang