1 + 1 = 2

99 9 6
                                    

Pagi hari yang cerah,udara masih terasa sejuk karna matahari belum sepenuhnya muncul. Cahaya matahari yang mulai muncul,memaksa masuk melewati celah celah gorden apartment jimin. Membuat seonggok manusia mochi terbangun dari tidurnya yang damai.

Jimin mengucek matanya,membuka matanya perlahan,berusaha mengumpulkan nyawanya yang belum terkumpul sepenuhnya.

Setelah 5 menit akhirnya jimin bangun. Jimin mulai meregangkan badannya senyum terlukis di wajahnya ketika jimin menyadari bahwa hari ini adalah hari pertama dia bekerja di rumah sakit.

Dengan semangat 69 jimin mengambil handuknya lalu pergi mandi. Setelah selesai mandi jimin langsung berpakaian,memoles sedikit bedak di wajahnya,dan pergi ke dapur untuk sarapan.

"ahh aku lupa beli bahan makanann..ck masa sarapan di luar sihh" gerutuan jimin memenuhi dapur saat dia melihat kulkasnya bersih dari apapun.

"udahlah mau gimana lagi" jimin pergi ke ruang tamu untuk mengambil tas nya setelah itu dia langsung ke rumah sakit,tentu dengan mobil kakaknya.

Jimin POV

Hanya dengan waktu 20 menit aku sampai di rumah sakit tempat aku bekerja sekarang. "wahhh~" aku baru sadar jika rumah sakit tempat aku bekerja sangatlah besar.

"beruntungnya kamu jimin bisa kerja disini" batinku.

"uhm ini masih jam 6,aku masih ada waktu 1 jam buat sarapan" aku berlari kecil berusaha mencari kantin di rumah sakit ini.

"ahh rumah sakitnya besar banget,nyari kantin aja susah banget berasa keliling kantor kakak" Aku duduk di kursi yang tersedia di koridor rumah sakit,ini benar benar membuatku lelah.

"apa aku nanya suster aja ya?" aku melihat suster suster yang melintas didepanku. "tanya ngga tanya ngga tanya ngga tanya aja deh!" setelah perang batinku selesai aku langsung menghampiri salah satu suster yang melintas di depanku.

Dengan cepat aku menoel bahu suster itu "uhm permisi sus,saya mau nanya kantin di rumah sakit ini dimana ya?" aku sedikit mengangkat kepalaku keatas. Susternya tinggi banget.

"ohh adek tinggal lurus aja,nanti kalau sudah mentok belok kanan habis itu belok kanan lagi adek nyampe deh" suster itu tersenyum kepadaku,senyumnya manis. e-eh tapi tunggu kok suternya panggil aku adek sih? apa aku sekecil itu?

"ohh makasih mba susterr" setelah aku berterimakasih aku langsung berlari dan mengikuti arah yang mba suster tadi itu bilang. ah akhirnya sampai juga

Aku membeli mie untuk sarapanku,memang tidak sehat tapiaku sedang ingin makan mie.

Aku melihat jam di tanganku. Aku panik saat melihat sekarang sudah jam 6.50 sedangkan aku harus menemui manager di rumah sakit ini jam 7. Buru buru aku memakan mieku dan minum air yang sudah aku bawa dari rumah. Aku langsung berlari ke ruangan manager yang sempat aku lihat saat mencari kantin tadi dan ternyata tepat waktu. Sudah jam 7 tepat.

Aku mengetuk pintu ruangan itu. "masukk!" uh suaranya terdengar galak. Segera aku memasuki ruangan itu.

Jimin POV End

Sekarang jimin sedang berkeliling rumah sakit. Manager rumah sakit itu ada disampingnya,menjelaskan setiap ruangan yang ada di rumah sakit ini yaa seperti sedang study tour.

Manager nya juga terkadang mengenalkan jimin kepada dokter yang sedang berkumpul untuk mengobrol,mungkin sedang menunggu tugas.

Jimin sadar,pekerja yang ada di rumah sakit ini sangat ramah,ganteng dan cantik,juga banyak yang berasal dari luar Indonesia.

"Dan sekarang saya akan memberikan tugas pertama untuk kamu alexa. Periksalah pasien yang ada di ruangan VVIP no 1 dan siapkan makanan dan juga vitamin yang biasa diberikan kepada pasien itu" jelas manager sambil menunjukkan arah ke ruangan VVIP itu.

Aku menerima berkas berisi data kesehatan pasien itu yang diberikan manager dan langsung membacanya. "loh pak dia ngga punya penyakit apapun,dia buta dan seharusnya boleh meninggalkan rumah sakit. Kenapa dia harus di rawat di sini?"

"udahlah kamu banyak tanya. Sekarang cepat kesana" manager langsung meninggalkanku. Yasudahlah bagaimanapun aku senang karna tugas pertamaku sudah diberikan dan ini sangat mudah. Aku berjalan dengan semangat ke ruangan pasien ini.

Jungkook terbangun dari tidurnya. Dia bangkit untuk duduk dan diam. Entah apa yang dipikirkan laki laki tampan itu. Tangannya bergerak untuk mengambil minum yang pasti ada di meja disampingnya.

Tapi gerakan laki laki itu terhenti saat mendengar pintu ruangannya terbuka. Jungkook kembali duduk,dan menatap lurus ke depan. Tapi dia mencium sesuatu yang aneh. Ini bukan bau dokter yang biasa memeriksanya. Baunya lain lebih tepatnya seperti bau bayi.

"ini kaya bau bayi,ngapain ada bayi disini?" batin jungkok

"siapa?" akhirnya Jungkook bertanya setelah hening beberapa saat.

"e-eh ini ak- eh saya dokter mau meriksa kamu" jimin terdengar gugup saat menjawab. Suara jungkook yang membuatnya gugup

Jimin meletakkan makanan jungkook di meja. Lalu mulai memeriksa Jungkook

"dokter baru?" Jungkook tiba tiba bertanya,dan itu membuat jimin kaget dan juga gugup "i-iya. Eh tapi kok kamu tau?" Jimin bingung,bagaimana pasien ini tau kalau dia adalah dokter baru?

"bau lu beda" jawab jungkook singkat. Jimin menyerngitkan dahinya. Orang ini...cukup keren. Dia bisa mengetahui seseorang hanya dengan baunya.

"eh memang bauku seperti apa? apa aku bau?" jimin langsung bergerak mencium baunya sendiri

Jimin selesai memeriksa jungkook. Sebenarnya tidak ada yang perlu diperiksa. Jimin menarik kursi dan meletakkannya di samping tempat tidur jungkook. Jimin duduk dan mengambil makanan jungkook yaitu bubur ayam.

"sekarang saya mau bertanya dulu,nama kamu siapa? dan kamu umur berapa?" sebenarnya itu sudah ada di data pasien yang diberikan manager rumah sakit,tapi jimin ingin bertanya langsung dan sekalian berkenalan dengan pasien tampan. ehek

"jungkook 21 tahun" jungkook menjawab dengan wajah dan nada yang sangat datar. Jimin menggigit bibirnya,dia gugup. Tidak disangka pasien pertamanya sangat dingin seperti ini. Padahal di bayangan jimin pasiennya akan sangat ceria dan menanggapinya dengan semangat.

"ouh,uhm baiklah sekarang kamu harus makan jungkook lalu kamu mi-"

"gak mau" jimin berhenti bicara saat jungkook yang tiba tiba menolak. "lho tapi kamu harus makan jungkook biar sehat" jimin menjawab dengan cepat.

"gua gak mau" jungkook beranjak pelan dari tempat tidurnya dan duduk di kursi rodanya. Dan jimin,tentunya dia panik

"eh jungkook mau kemana?" jimin bergerak cepat untuk menghentikan jungkook yang menggerakkan kursi rodanya kearah tembok. Salah jalan mungkin pikir jimin.

Jungkook yang merasa jimin berdiri di depannya langsung mengusirnya. "Awas gua mau kebawah"

"Tapi jungkook harus makan dulu,tugas saya harus memastikan kamu makan" jimin tetap diam ditempatnya untuk menghentikan jungkook.

"gampang,lu tinggal bilang ke atasan lu kalo tugas lu udah selesai. Atasan lu juga gak bakal tau gua udah makan atau belum. udah sana pergi!"

Jimin berpikir sebentar lalu dia tersenyum miring. "yaudah silahkan kalau jungkook mau pergi" jimin menjauh dari tempatnya tadi.

Jungkook mulai menggerakkan kursi rodanya ke depan.

DUKK

Jungkook menabrak tembok,dia mencoba mundur dan menjalankan kursi rodanya lagi tetapi dia menabrak tembok lagi.

"AH SIALAN!" jungkook berteriak kesal.

Jimin menghampiri jungkook dengan masih mempertahankan senyum miringnya. "jadi jungkook masih mau pergi atau ngga?" Jimin bertanya dengan nada yang menyebalkan sedikit menggoda.

"ah bangsat kenapa jadi gini sih" jungkook mengumpati harinya yang sial ini




Apakah ini udah panjang?? Kalau belum maapkeun aku TT

maapkeun juga kalau ada typo,aku ngga cek ulang :(

VoMent kalau boleh hehehe ><

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blind [ Kookmin - Jikook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang