PAGAR GAIB RUMAH PAK DE

1.2K 113 0
                                    

Cerita ini ane alami sebelum kejadian misteri kantor kebun kopi. Jadi dulu itu ane tinggal bareng pak De sama Bu De, karena harus menyelesaikan pendidikan di SMA.

Jadi kejadiannya itu waktu sesudah 40 hari sepeninggal berpulangnya pak De, nah di rumah itu juga di jadikan sebagai tempat usaha. Bisa di bilang pak De sama Bu De adalah pengepul tembakau dan biasanya ada juga petani tembakau yang langsung menjual daun tembakaunya.

Berbagai kejadian aneh sering kali di rasakan oleh beberapa pegawai yang sedang bekerja. Misalnya yang pernah di alami oleh Mbak Sinta, pada waktu mau pulang kerja mbak Sinta sedang mengemasi alat-alat kerja yang tadi di gunakannya. Pisau pemotong daun tembakau yang baru saja dia taruh di meja, tiba-tiba menghilang. Padahal seingat mbak Sinta pisau tersebut baru saja ia letakkan di atas meja.

Keesokan harinya mbak Sinta kesurupan sambil berteriak-teriak, mencari pisau pemotong tersebut.

Sampai sini masih belum seram, kejadian berikutnya waktu bude mau sholat tengah malam. Saat itu bude hendak mengambil air wudhu, tapi kran air seperti tersumbat sesuatu dari dalam pipanya. Nah di ujung lubang kran air tersebut ternyata tersumbat oleh rambut.

Karena air kerannya hanya menetes, itu rambut sama bude di tarik sedikit demi sedikit. Parahnya lagi! Rambut di dalam pipa keran air itu sama seperti tidak berujung. Umumnya rambut kalo panjang meski make shampo apa pasti gampang putus kan? Tapi saat beda banget sama rambut yang menyumbat keran air di belakang rumah saat itu terasa seperti benang tutur bude, padahal jelas-jelas waktu bude pegang itu adalah rambut manusia.

Ane inget banget saat itu, pada waktu sore sepulang sekolah ane berniat untuk mandi. Baru saja masuk kamar mandi lalu menguncinya dari dalam, saat itu juga langsung tercium bau amis darah.

Mata ane langsung melihat ke arah lantai kamar mandi, kaget bercampur ngilu jika ingat kejadian waktu itu. Banyak darah berceceran di lantai kamar mandi, darah tersebut mengalir pelan masuk ke saluran pembuangan air.

Setelah ane siram pake air sebanyak-banyaknya meski bau amis darah belum sepenuhnya hilang, dan satu lagi, sengaja ane sisain noda darah di dalam tong plastik tempat sampah di kamar mandi untuk pembuktian pada Ani anak perempuan bude.

Sambil berjalan ke ruang tengah, ane berteriak memanggil nama Ani. Karena saat itu ane curiga jika Ani sedang menstruasi, "Ani!" Teriak ane memanggil nama kakak sepupu.

"Apa? Kok teriak-teriak!" Jawab Ani saat itu dengan wajah panik, ternyata Ani juga takut jika ane kesurupan seperti mbak Sinta waktu itu.

Tanpa ba-bi-bu lagi ane langsung menuduh Ani, "jorok banget sih! Kalo habis nyuci pembalut itu kamar mandi di bersihin, masa di kamar mandi banyak darahnya! Udah gitu baunya amis banget lagi!"

"Sopo seng mens? Kon ojok sokor njeplak ae!" (Siapa yang mens? Kamu jangan asal menuduh saja!) Jawab Ani cepat dengan mata melotot ke arah ane.

"Lha itu di kamar mandi darahnya siapa?"

"Nggak tahu! Mana ada darah aku aja belum ke kamar mandi kok."

Akhirnya kami berdua menuju ke kamar mandi untuk memastikan darah siapa yang ada di kamar mandi saat itu. Tapi wajah ane langsung pucat pasi saat itu juga, karena darah yang tadinya ane sisain di tong sampah untuk pembuktian pada Ani saat itu sudah tidak ada, bahkan bau amisnya pun sudah tidak tercium lagi.

"Mana darah? Mana?" Tanya Ani mendesak ane sambil melototkan kedua bola matanya ke arah ane.

"Loh tadi ada kok," jawab ane sambil menggaruk-garuk belakang kepala yang tidak gatal. Padahal tadi jelas-jelas ane lihat sendiri jika di lantai kamar mandi banyak darah yang berceceran.

A Thread By ShepiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang